KOMPAS.com - Utas yang menampilan seorang anak laki-laki kecanduan membaca buku viral di media sosial, Twitter.
Dalam foto yang diunggah di twit tersebut, seorang anak laki-laki terlihat membawa buku dan membacanya ketika berada di tempat umum menyerupai mal.
"Kecanduan baca buku anakku udah mulai di level mengkhawatirkan," tulis @arddhe, Sabtu (14/1/2023).
Anak laki-laki itu tampak membaca lembar demi lembar buku di koridor mal. Bahkan anak itu terlihat tenggelam ke dunia buku meskipun sambil mendorong kereta bayi.
Sejumlah warganet memberikan pujian dengan meninggalkan komentar dalam twit tersebut. Mayoritas dari mereka memuji kebiasaan anak laki-laki tersebut.
"Sama kayak anakku, umur 4th suka nya baca buku,tiap di beliin buku baru happy nya lebih lama dari pada di beliin mainan. Semoga sampe besar suka baca buku,amin!" tulis akun ini.
"Tipsnya gimana a supaya anak rajin membaca. Di tengah gempuran hp tiktok dkk kok bisa ya. Makasi a" ungkap warganet lainnya.
Hingga Selasa (17/1/2023), unggahan tersebut telah dikomentari hingga 1.236 warganet, dibagikan kepada 13.100 akun, dan disukai hingga 57.400 pengguna Twitter.
Baca juga: Viral, Cerita Warganet Cara Mengeringkan Buku Basah Terinspirasi dari Drakor
Memilih buku ketimbang lato-lato
Kompas.com telah meminta izin untuk mengutip twit @arddhe. Dalam twitnya, pengunggah membagikan cerita bahwa anak laki-lakinya kerap menanyakan buku ketika keluarga mereka berlibur ke Bali selama sekitar 2 minggu.
Bahkan, sang anak lebih antusias mencari toko buku ketimbang memilih destinasi wisata selama berlibur.
"Tempo hari liburan ke Bali 2 mingguan lebih, udah direncanakan dari kapan tau, udah dilist mau ke pantai ini itu ke gunung itu ini, yang dia tanya cuman satu: 'di Bali ada toko buku ga, yah? kalau ga aku mau bawa banyak buku,'" tulisnya.
Bahkan, sesampainya di Bali, sang anak segera meminjam ponsel hanya untuk mencari toko buku.
Saking inginnya membeli buku, sang ayah berinisiatif untuk memberikannya lato-lato. Tujuannya agar bisa dimainkan sehingga sang anak tidak merajuk ke toko buku.
"Di Bali kubelikan dia lato-lato biar ga merepet tiap bentar minta beli buku, cuman dimainin sehari abis tu ga disentuh lagi. Kubilang 'bisa kamu mainin itu 10 detik, kubelikan buku', baru semangat lagi dia nyobain main lagi, sampai merah-merah tangannya," jelas dia.
Baca juga: Pengakuan Pasangan yang Mau ke Jogja tapi Nyasar ke Solo karena Salah Baca Google Maps
Cara menumbuhkan minat baca anak
Psikolog anak dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo mengatakan bahwa kebiasaan membaca buku bisa ditumbuhkan.
Pasalnya, secara umum, segala jenis kegiatan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
"Misalnya, ada anak yang tidak suka baca. Tetapi dia melihat ayah ibunya selalu membaca, kakaknya membaca, adiknya membaca, maka dia jadi ikutan perilaku itu membaca baik sadar maupun tidak," jelasnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Selasa (17/1/2023).
Kebiasaan membaca juga bisa tumbuh ketika sang anak melihat dampak dari perilaku membaca tersebut.
Tak hanya itu, Christin berkata, menumbuhkan minat baca bisa dengan menyediakan fasilitas.
"Bisa juga keinginan membaca buku atau kegemaran ini karena ada fasilitas. Misalnya di rumah banyak sekali ada buku-buku," kata Christin.
Fasilitas lainnya juga bisa berupa ajakan untuk menyambangi toko buku secara rutin.
Baca juga: Gramedia Diskon 50 Persen Semua Buku, Ini Cara Beli di Gramedia.com, Shopee dan Tokopedia
Kecanduan membaca buku kerap diharapkan
Keinginan membaca buku yang berlebihan atau bisa disebut kecanduan bukan menjadi hal yang buruk.
Pasalnya kata Christin, kecanduan membaca buku justru sangat diharapkan oleh para pendidik.
"Kecanduan membaca buku itu yang sering kali diharapkan oleh pendidik dan orang tua," terangnya.
Menurut Christin, membaca buku sah-sah saja dilakukan di mana saja, seperti di mal pada twit viral di atas atau di fasilitas publik lainnya.
Baca juga: Budaya Baca Mendorong Kemederkaan Berpikir
Dampak membaca buku
Sama seperti dengan aktivitas lainnya, membaca buku bisa memberikan efek positif dan negatif.
"Ada yang pernah bilang buku yang enggak mutu pun itu tetap membuat pengetahuan kita bertambah," kata Christin.
Selain itu, membaca juga membantu mengasah pola pikir seseorang.
Di samping dampak positif, kebiasaan membaca juga bisa memberikan dampak negatif jika dilakukan dalam taraf yang berlebihan.
Misalnya, mengalami gangguan mata, punggung, atau larut membaca sehingga lupa makan.
Christin menambahkan, sisi negatif terlalu gemar membaca bisa mengakibatkan seseorang enggan untuk bersosialisasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.