Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tersepi di Dunia Akhirnya Laku, Pembeli Menikmati Potongan Surga di Setiap Senjanya

Baca di App
Lihat Foto
Dean Tyler Photography via Insider
Rumah tersepi di dunia di Duck Ledges Island
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Rumah yang disebut sebagai "tersepi di dunia" itu berdiri di tanah seluas 1,5 hektar.

Berada di sebuah pulau kecil bernama Duck Ledges di wilayah teluk Wohoa, rumah tersebut sangat kecil, dan sederhana. Dengan satu kamar, ruang untuk bersantai yang dilengkapi satu kursi besar, dan bahkan, tanpa kamar mandi.

Dilansir dari Insider, rumah paling sepi di dunia di pedesaan Maine, Amerika Serikat, itu dijual dengan harga Rp 6 milyar.

Berada di sebongkah pulau kecil, rumah tersebut juga tak "dilengkapi" dengan pemandangan pepohonan. Hanya ada rumput-rumput hijau kecil yang tumbuh tak rata di depan, samping dan belakang rumah.

Dalam iklan yang ada, rumah tersebut disebut mudah diakses menggunakan kapal kecil dari pelabuhan umum di Jonesport, Maine.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menangkap Aurora Borealis di Islandia, Sheravina: Ada Cahaya Hijau dan Pink Menari di Langit Malam!


Iklan yang menarik perhatian Stephen King

Seorang wanita asal New Jersey diberitakan telah membeli properti tersebut, dikutip dari Insider, Selasa (17/1/2023).

Proses jual beli rumah tersepi di dunia ini cukup unik.

Di pertengahan 2022, Milliken mengatakan hanya akan mempertimbangkan tawaran dari orang-orang yang bersedia menghabiskan setidaknya satu malam sendirian di pondok kecil yang dibangun tahun 2007 tersebut.

Alasannya adalah bahwa melalui ujian, dia akan dapat menentukan siapa yang dapat merawat Duck Ledges dengan baik, rumah sepi yang hanya cocok bagi mereka yang doyan petualangan dan tak takut sendiri.

Milliken sempat menyebut propertinya sebagai rumah yang tidak ramah bagi manusia atau bahkan binatang. Lantaran di bulan Oktober hingga Mei, kerap ada badai mengerikan yang menyapu teluk. 

Strategi penjualan Milliken yang unik, dikombinasikan dengan fitur pulau yang masih alami, membuat iklan tersebut menyita perhatian masyarakat dunia.

Bahkan Stephen King, penulis fiksi horor ternama, membuat cuitan di Twitter sebagai tanggapan atas artikel soal rumah tersepi di dunia tersebut.

"Ada sebuah novel di sini, menunggu untuk ditulis," tulisnya.

Baca juga: Mercusuar Paling Terpencil di Dunia, Pernah Membuat Penjaga Gila akibat Tersiksa Sepi

Menemukan di baris iklan

Tak butuh lama, Charlotte Gale dari New Jersey akhirnya meyakinkan Milliken bahwa dia layak menjadi pemilik Duck Ledges berikutnya.

Masih dari Insider, Gale mengatakan tidak pernah terintimidasi oleh kemungkinan menghabiskan malam sendirian di pondok di pulau itu, yang dibangun 20 kaki dari tepi air.

Gale, seorang terapis pijat berlisensi, mengatakan menemukan iklan Duck Ledges pada bulan Juni, pada tengah malam saat dia sedang menelusuri iklan rumah di sekitar Maine. 

"Untuk beberapa alasan, pulau kecil itu seakan berbicara kepada saya," katanya. "Jadi saya menjadwalkan wajib setidaknya satu malam untuk bermukim di situ."

Tak lama kemudian, dia pun dijemput oleh Milliken di pelabuhan untuk melaju menuju Duck Ledges.

Milliken mengatakan kepada media bahwa sejak pertama dia yakin Gale adalah yang akan menjadi pemilik Duck Ledges berikutnya. Hal ini lantaran ketika calon pembeli lain membawa banyak koper dan barang, Gale hanya datang dengan membawa satu ransel ukuran kecil saja.

Pagi harinya, ketika kembali datang untuk menjemput, Milliken menanyakan apakah sepanjang malam Gale "diterkam" kesepian.

Dan Gale menjawab, "Jika kamu benar-benar mencintai dirimu sendiri, kamu tidak pernah benar-benar sendirian."

Baca juga: Kisah Rumah Terpencil di Dunia di Pantai Selatan Islandia

Akan menyewakan potongan surganya

Selepas membelinya, Gale menghabiskan empat malam berturut-turut di Duck Ledges, rekor ini melebihi yang pernah dilakukan Milliken selama lebih dari satu dekade.

Untuk membuatnya betah, Gale membawa tiga barang bersamanya pada kunjungan itu, yaitu  kompor perkemahan, bak mandi lipat, dan toilet portabel.

Pada malam pertama sebagai pemilik baru pulau itu, Gale bercerita bahwa dia mandi air panas dan menyaksikan matahari terbenam di cakrawala.

"Momen itu seperti melihat sepotong kecil surga," katanya.

Kadang-kadang, Gale mengundang teman-temannya untuk makan malam bersama di dalam pondok dengan berteman debur ombak juga sekumpulan lumba-lumba dan anjing laut yang singgah di bebatuan karang.

"Saya sengaja keluar pada musim gugur saat badai untuk melihat seperti apa rasanya," kata Gale.

Dalam badai, struktur kayu kecil dari pondok tetap kokoh. Meski angin kencang terdengar di seluruh kabin.

Gale memiliki banyak rencana ke depan. Seperti melengkapi pondok dengan toilet yang nyaman, juga menanam bunga di seluruh pulau.

Gale juga akan membagi potongan surganya dengan orang lain, dengan menerima permintaan kunjungan melalui situs webnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi