Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Ketua PSSI Tidak Digaji, Lalu Apa yang Dicari?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Ahmad Zilky
Mochamad Iriawan menyebut tidak akan maju mencalonkan diri lagi sebagai Ketua Umum PSSI untuk periode 2023-2027. Hal itu disampaikan Iwan Bule dalam Kongres Biasa PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (15/1/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Komite Pemilihan (KP) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah merilis 100 nama yang akan bertarung untuk mengisi kursi Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2023-2027.

Dari jumlah tersebut, 5 orang merupakan bakal calon ketua umum, 17 bakal calon wakil ketua umum, dan 78 bakal calon Exco. Pada bursa pencalonan Exco PSSI kali ini, ada 4 nama yang merupakan pejabat negara.

Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir (caketum PSSI), Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (waketum PSSI), Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti (caketum PSSI), dan Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Witopo (Exco).

Khusus untuk jabatan Ketua Umum PSSI, tiga nama lainnya adalah Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi, dan Fary Djemy Francis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Erick Thohir hingga La Nyalla Berebut 1 Kursi, Apakah Ketua Umum PSSI Digaji?

Mengaku tidak digaji

Disebutkan posisi Exco PSSI yang juga terdiri dari ketum dan waketum tidak digaji.

Hal ini beberapa kali disampaikan oleh sejumlah mantan ketua umum PSSI dan ketum yang masih aktif, yaitu Mochamad Iriawan, bahwa jajaran Exco PSSI tidak menerima gaji.

Dikutip dari Kompas.id, mereka yang digaji secara rutin hanya jajaran pengurus di kesekretariatan, seperti sekretaris jenderal, direktur, manajer, dan staf lainnya.

Bahkan, para Exco PSSI mengeklaim mereka harus mengeluarkan dana pribadi untuk kebutuhan operasional federasi.

Ketum PSSI periode 2015-2019 La Nyalla Mattalitti misalnya, dia mengaku mengeluarkan dana pribadi untuk renovasi gedung.

Lantas, jika jabatan Ketum dan Exco PSSI tidak mendapat gaji, mengapa masih banyak dilirik?

Baca juga: Cerita Unik Harimau Bersayap dalam Bursa Calon Waketum PSSI

 

Jaminan popularitas

Pengamat sepak bola Akmal Marhali mengatakan, sepak bola merupakan olahraga paling populer di Indonesia.

Karena itu, tak heran banyak pejabat pemerintahan yang rela mendaftar jadi pengurus PSSI.

"Sepak bola ini olahraga paling populer di Indonesia, artinya mendapat perhatian mayoritas masyarakat. Kalau bicara mayoritas, maka secara tidak langsung siapa pun Ketum PSSI akan populer," kata Akmal kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Menurutnya, popularitas inilah yang dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk mendongkrak elektabilitas atau popularitas mereka di mata publik.

Akmal bahkan mengklaim, Ketum PSSI bisa lebih menarik perhatian publik dibandingkan dengan Presiden, karena selalu ada pertandingan sepak bola setiap pekan.

"Inilah yang membuat sepak bola kita selalu menjadi kendaraan politik buat orang-orang yang ingin menaikkan elektabilitas dalam kaitannya dengan kontestasi politik, baik piplres, pilgub atau pemilihan kepala daerah lainnya," jelas dia.

Baca juga: Rekam Jejak 5 Bakal Calon Ketum PSSI, Erick Thohir hingga La Nyalla

Menurut Akmal, salah satu bukti tingginya popularitas jabatan Ketum PSSI bisa dilihat dari unggahan Instagram Iwan Bule.

Dalam akun Instagram-nya, unggahan-unggahan yang berisi pemain tim nasional Indonesia kerap ditonton jauh lebih banyak dibandingkan unggahannya yang lain. Bahkan beberapa di antaranya telah ditonton jutaan kali.

Pakta integritas

Atas dasar itu, Akmal berharap agar para calon yang bertarung memperebutkan Ketum PSSI kali ini benar-benar memiliki niat perbaikan.

Menurutnya, diperlukan pakta integritas untuk meyakinkan masyarakat bahwa para calon ingin memperbaiki sepak bola, bukan menggunakannya sebagai kendaraan politik.

"Bahwa mereka akan benar-benar membenahi dan memimpin PSSI selama periode kepengurusannya dari 2023-2024, tidak menjadikan sepak bola sebagai batu loncatan untuk Pilpres," ujarnya.

"Harus ada komitmen itu, jangan sampai sepak bolanya kembali dikorbankan, orangnya lompat menuju pilpres, sepak bola tidak jadi apa-apa juga," lanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi