Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Terdingin di Dunia Tembus Minus 62 Derajat Celsius, Berapa Suhu Terendah yang Aman untuk Manusia?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/TATIANA GASICH
Sepasang suami istri berjalan dengan pakaian tebal di jalan saat suhu turun menjadi sekitar minus 50 derajat Celsius di Yakutsk, Rusia, Sabtu, 16 Januari 2021.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Suhu kota terdingin di dunia, Yakutsk, menembus angka minus 62,7 derajat celsius.

Dilansir dari CNN, para ahli meteorologi mencatat bahwa suhu tersebut menjadi suhu terdingin dalam dua dekade.

Ibu kota Republik Sakha Rusia di Siberia Timur ini memiliki musim dingin yang bisa sangat ekstrem.

Para ahli mengatakan bahwa suhu dingin yang ekstrem bisa menimbulkan risiko fisik yang serius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab, udara yang sangat dingin bisa mematikan kulit yang terbuka dan membuat radang dingin yang membahayakan.

Lantas, berapa suhu terendah yang dapat diterima manusia?

Baca juga: Saat Suhu Kota Terdingin di Dunia Turun hingga Minus 50 Derajat Celsius...


Suhu terendah yang bisa ditahan manusia

Selain radang dingin, bahaya hipotermia juga membayangi musim dingin.

Salah satu korban yang disinyalir kemungkinan besar meninggal karena hipotermia adalah Ali Gombo (22), warga Rochester, Minnesota, yang ditemukan tewas di luar rumahnya saat suhu dingin ekstrem melanda wilayah tersebut.

Dokter darurat di Rumah Sakit Lenox Hill New York Robert Glatter mengatakan, hipotermia bisa terjadi hanya dalam lima menit ketika suhu berada di minus 45,5 derajat celsius (setara dengan -50 derajat fahrenheit).

Bahkan, ketika suhu berada di minus 30 derajat celsius, hipotermia bisa terjadi dalam waktu sekitar 10 menit.

Pada suhu tersebut, hipotermia akan semakin berkembang jika manusia tidak mengenakan pakaian dengan benar, terutama di bagian kulit kepala, tangan, jari, dan wajah.

Baca juga: Begini Kehidupan di Yakutsk, Kota Terdingin di Dunia dengan Suhu -40 Derajat Celsius

Ketika hipotermia menyerang, tubuh manusia akan kehilangan panas lebih cepat daripada yang dihasilkannya.

Hal tersebut berpengaruh terhadap suhu tubuh yang turun, disusul dengan jantung, otak, dan organ dalam yang tidak berfungsi.

"Tanpa penghangatan cepat, detak jantung dan pernapasan Anda semakin melambat, menyebabkan sirkulasi yang buruk ke otak, jantung, dan ekstremitas, yang berakibat fatal," kata Glatter, dilansir dari Valley News Live.

Kendati demkian, lama waktu seseorang tewas karena hipotermia ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi, seperti jenis paparan.

Baca juga: Penyebab Suhu Dingin dan Daerah dengan Suhu Terdingin di Indonesia

Respons tubuh saat suhu dingin

Tubuh manusia tidak dirancang untuk hidup di cuaca dingin yang ekstrem.

Kendati tubuh sebagian besar Homo Sapiens tidak memiliki pengalaman hidup tinggal di suhu di bawah nol, kecerdasan spesies ini mampu membuat mereka bertahan di cuaca dingin.

Dilansir dari BBC, saat cuaca dingin terjadi, tubuh manusia memiliki beberapa mekanisme pertahanan.

Salah satunya, mencoba meningkatkan suhu inti tubuh. Biasanya ditandai dengan rasa menggigil atau merinding.

Hipotalamus, kelenjar di otak, akan merangsang reaksi-reaksi tersebut untuk menjaga agar organ tubuh vital menusia tetap hangat.

Seiring berjalannya waktu, manusia belajar dari hewan berdarah panas mengenai bagaimana mereka bertahan hidup di tengah cuaca dingin yang ekstrem.

Hewan-hewan kutub ini menutupi tubuh mereka dengan bulunya. Tujuannya, untuk memerangkap udara hangat di dalam tubuh. Selain itu, hewan-hewan tersebut juga memiliki lemak dalam jumlah besar sehingga mampu menyimpan panas dalam tubuh.

Belajar dari sifat-sifat hewan berdarah panas ini, para ilmuwan di Antartika mengatakan bahwa manusia mulai mengenakan pakaian berlapis-lapis untuk menangkap dan mengunci udara hangat di tubuhnya.

Baca juga: Planet Terpanas dan Terdingin di Tata Surya

Cara bertahan hidup warga Yakutsk

Di Yakutsk, suhu dingin tereksrem bisa mencapai minus 62 derajat celsius.

Kondisi tersebut terjadi pada Januari di mana para penduduk akan melakukan tindakan ekstra untuk tetap bertahan hidup.

Menurut CNN, pada musim dingin yang ekstrem, warga di Yakutsk akan menyesuaikan cara berpakaian mereka untuk menghadapi gempuran rasa dingin.

Mereka akan berpakaian dengan teknik layering, yakni mengenakan pakaian hangat secara berlapis-lapis.

Meskipun terkenal sebagai kota terdingin di dunia, Yakutsk tetap menjadi destinasi menarik bagi para petualang yang ingin merasakan hidup di tempat paling dingin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi