Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Barongsai: Sosok Singa yang Ternyata Bukan Asli dari China

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
Masyarakat berbondong-bondong ikutin festival Grebeg Sudiro Kota Solo, Jawa Tengah, melihat aktraksi barongsai, Minggu (15/1/2023).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek tak lepas dari pertunjukan barongsai. Menggunakan kostum berbentuk singa dengan dua penari di dalamnya, barongsai menjadi daya tarik tersendiri saat Imlek.

Barongsai yang juga disebut lion dance merupakan salah satu budaya Tionghoa sejak zaman dahulu.

Seni pertunjukan ini bukan hanya hiburan semata, melainkan kaya akan simbol spiritual.

Baca juga: Gong Xi Fa Cai! 30 Ucapan Imlek dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Sosok singa bukan asli dari China

Barongsai digambarkan sebagai seekor singa lincah yang kerap melakukan atraksi. Namun ternyata, China daratan tak pernah benar-benar dihuni oleh singa.

Dikutip dari laman Mental Floss, secara historis singa tidak pernah menghuni China daratan. Kucing besar ini baru masuk dalam budaya China pada masa Dinasti Han (202 SM-220 M).

Kala itu, mereka dibawa oleh utusan dari Persia dan Asia Tengah sebagai hadiah untuk kaisar China dalam rangka pembukaan Jalur Sutra yang menghubungkan China dengan Eropa.

Popularitas binatang kekaisaran ini pun mulai meluas ke masyarakat. Bahkan, singa memainkan peran penting dalam mitologi Buddha yang mulai menyebar pada akhir Dinasti Han.

Adapun menurut catatan sejarah, barongsai sudah ada sejak seribu tahun lalu.

Baca juga: “Gong Xi Fa Cai” atau “Gong Xi Fat Choi”, Mana Ucapan Imlek yang Benar?

Catatan periode Tiga Kerajaan (220-289 M) menggambarkan, orang-orang masa itu mengenakan kostum singa mirip barongsai dalam perayaan Buddha.

Selain itu, pada masa Dinasti Tang (618–907 M), tarian barongsai menjadi pesta istana yang terdokumentasi dengan baik.

Perlahan, barongsai pun mulai menyebar ke seluruh daratan China bahkan dunia, seiring dengan berkembangnya masyarakat China di seluruh dunia.

Kendati begitu, tak semua orang dapat memainkan tarian singa ini. Menjadi pertunjukan dengan banyak atraksi cukup menantang, mulanya wanita dilarang menjadi penari barongsai.

Namun, sejak sebagian akademi seni bela diri bubar, rombongan barongsai secara bertahap mulai "membuka diri" dan membolehkan wanita untuk bergabung.

Bahkan kini, beberapa kelompok barongsai di seluruh dunia dipimpin oleh para wanita.

Baca juga: Sejarah dan Kumpulan Ucapan Imlek 2023

Gaya barongsai tiap daerah berbeda

Meskipun berakar di China, barongsai telah menyebar ke seluruh dunia dan berkembang sesuai variasi daerah masing-masing.

Di Indonesia, penari barongsai mengenakan mantel bulu besar dengan kepala besar. Barongsai salju putih dan hijau melambangkan wilayah Tibet.

Sementara di Provinsi Fujian, ada barongsai hijau setan untuk mewakili penyerangan Manchuria selama abad ke-17.

Dilansir dari China Highlights, barongsai di China secara umum terbagi menjadi gaya utara dan gaya selatan.

Barongsai utara amat erat dengan kungfu, seni bela diri dari China. Barongsai muda digerakkan oleh satu orang, sementara barongsai dewasa oleh duo.

Tarian singa utara ini lebih mirip dengan gerakan senam, termasuk berguling, bergulat, melompat, memanjat, atau bersujud.

Baca juga: Resep dan Cara Membuat Kue Keranjang di Rumah

Sesuai namanya, gaya barongsai ini bisa ditonton di wilayah China bagian utara, seperti Beijing.

Berbeda, barongsai selatan lebih menunjukkan perilaku asli singa, seperti mencakar, menggoyangkan tubuh, dan menjilati bulu.

Di samping itu, ada pula pertunjukkan menghibur seperti bermain bola dan memasukkannya ke dalam mulut.

Tarian singa selatan ini berasal dari Guangdong, dan merupakan gaya yang populer di Hong Kong, Makau, serta kampung halaman orang China perantauan.

Adapun kini, tarian barongsai bukan lagi menjadi pertunjukan dan tradisi kuno. Masyarakat pada umumnya telah banyak mengubah tradisi dan membuat barongsai tampak lebih modern.

Oleh karena itu, tak heran jika tarian yang ramai dipertontonkan saat Imlek ini diiringi dengan alunan musik modern seperti hip hop atau EDM.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi