Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Campak Naik 32 Kali Lipat, Ketahui Gejala dan Penularannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Prostock-studio
3 Komplikasi Campak pada Anak, Orangtua Perlu Tahu
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi adanya 55 kasus luar biasa (KLB) campak di 34 kabupaten atau kota di 12 provinsi.

Kasus ini memperkuat data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang mencatat lonjakan kasus campak hingga 32 kali lipat sepanjang 2022.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik IDAI Anggraini Alam mengatakan, lonjakan kasus ini disebabkan oleh turunnya vaksinasi campak akibat pandemi Covid-19.

"Bayangkan dari tahun 2021 ke 2023 peningkatannya adalah lebih dari 30 kali lipat. Artinya memang bukan main," kata Anggraini dalam konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Daftar 55 KLB Campak di Indonesia, Tersebar di 12 Provinsi

Apa itu penyakit campak

Dikutip dari Mayoclinic, campak merupakan infeksi pada anak yang disebabkan oleh virus. Dulunya cukup umum, campak sekarang hampir selalu dapat dicegah dengan vaksin.

Meski kematian telah menurun di seluruh dunia karena lebih banyak anak menerima vaksin campak, penyakit ini masih membunuh lebih dari 200.000 orang per tahun, kebanyakan anak-anak.

Campak atau rubeola menyebar dengan mudah dan bisa berakibat fatal bagi anak-anak.

Gejala campak

Tanda dan gejala campak muncul sekitar 10-14 hari setelah terpapar virus. Tanda dan gejala campak biasanya meliputi:

Baca juga: Kemenkes: 58 Persen Kasus Konfirmasi Campak Diderita Anak yang Belum Imunisasi

 

Masa inkubasi campak

Disebutkan bahwa infeksi ini muncul secara bertahap selama 2-3 minggu.

Pertama, infeksi dan inkubasi. Selama 10-14 hari pertama setelah infeksi, virus campak menyebar di dalam tubuh. Tidak ada tanda atau gejala campak selama ini.

Kedua, tanda dan gejala nonspesifik. Campak biasanya dimulai dengan demam ringan sampai sedang, seringkali dengan batuk terus-menerus, pilek, mata meradang (konjungtivitis) dan sakit tenggorokan.

Penyakit yang relatif ringan ini dapat berlangsung 2 hingga 3 hari.

Ketiga, penyakit akut dan ruam. Ruam terdiri dari bintik-bintik merah kecil, beberapa di antaranya sedikit terangkat.

Bintik-bintik dan benjolan dalam kelompok yang rapat membuat kulit tampak merah bercak.

Selama beberapa hari berikutnya, ruam menyebar ke lengan, dada, dan punggung, lalu ke paha, tungkai bawah, dan kaki. Pada saat yang sama, demam meningkat tajam, seringkali setinggi 40-41 celcius.

Baca juga: Daftar 55 KLB Campak di Indonesia, Tersebar di 12 Provinsi

Keempat, pemulihan. Ruam campak dapat berlangsung sekitar tujuh hari dan berangsur-angsur memudar pertama dari wajah dan terakhir dari paha dan kaki.

Saat gejala penyakit lainnya hilang, batuk dan penggelapan atau pengelupasan kulit di tempat ruam mungkin bertahan selama sekitar 10 hari.

Cara penularan campak

Seseorang dengan campak dapat menyebarkan virus ke orang lain selama sekitar delapan hari, dimulai empat hari sebelum ruam muncul dan berakhir ketika ruam sudah ada selama empat hari.

Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dan penularannya melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, pencegahan campak hanya bisa dilakukan melalui imunisasi sesuai jadwal.

Campak akan menjadi sangat berbahaya jika terjadi komplikasi. Sebab penyakit ini dapat menyebabkan diare berat hingga kematian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi