Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Air India Jatuh di Pegunungan Alpen, 106 Penumpang dan 11 Kru Tewas

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/rawintanpin
ilustrasi kecelakaan pesawat Air India pada 1966.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini, 57 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 24 Januari 1966, terjadi kecelakaan pesawat Boeing 707 Air India.

Dilansir dari BBC, Air India jatuh di dekat puncak Mont Blanc di Pegunungan Alpen.

Kecelakaan tersebut menewaskan 117 orang.

Berikut kronologi kecelakaan Air India 24 Januari 1966:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tabrakan Kereta Api di Pakistan Tewaskan hingga 300 Orang

Kronologi jatuhnya Air India

Pesawat sedang dalam penerbangan reguler Bombay ke New York, ketika kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

Pesawat Air India itu sudah terlambat beberapa menit dari jadwal.

Kapten Air India, yang merupakan salah satu pilot maskapai yang paling berpengalaman, telah menghubungi menara kontrol melalui radio beberapa menit sebelumnya.

Dilaporkan bahwa instrumen pesawat berfungsi dengan baik.

Pilot tersebut juga melaporkan pesawat terbang pada ketinggian 19.000 kaki atau 5.791 meter.

Ketinggian itu sekitar 3.000 kaki atau 514 meter lebih tinggi dari puncak Mont Blanc.

Tak lama kemudian, pesawat Air India menabrak gunung.

Baca juga: Polemik Boeing: Pesawat Jatuh, Penyangkalan CEO, dan Kelalaian Produksi


Seluruh awak dan penumpang pesawat tewas

Terdapat 106 penumpang dan 11 awak dalam penerbangan itu.

Semuanya tewas di pesawat saat bersiap untuk mendarat di bandara Jenewa di Swiss.

Salah satu korbannya adalah ketua Komisi Energi Atom India Dr Homi Jehangir Bhabha, yang sedang dalam perjalanan ke Wina.

Penumpang lainnya adalah warga negara India, 46 di antaranya adalah pelaut. Sebanyak 6 orang berkewarganegaraan Inggris.

Tim penyelamat menemukan puing-puing berserakan di sisi barat daya gunung, sekitar 1.400 kaki atau 427 meter di bawah puncak.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004

Gerard Devoussoux, seorang pemandu gunung yang merupakan salah satu yang pertama tiba di lokasi kejadian, mengatakan bahwa semuanya benar-benar hancur.

Tidak ada yang bisa diidentifikasi kecuali beberapa surat dan paket.

Pencarian sempat dibatalkan setelah cuaca buruk dan jarak pandang yang buruk menghambat upaya penyelamatan.

Kerabat penumpang yang terlibat dalam bencana itu menangis setelah pejabat bandara menyampaikan berita kecelakaan itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat di Nigeria, 180 Penumpang Meninggal

Penyebab kecelakaan Air India

Dilansir dari The Print, 27 Juli 2020, selama beberapa tahun puing-puing pesawat dan barang-barang penumpang seperti perhiasan telah ditemukan di lokasi dan sekitarnya.

Akan tetapi penyebab pasti Air India jatuh masih belum diketahui.

Setelah kecelakaan itu, pihak berwenang Perancis melakukan penyelidikan resmi.

Laporan mereka memberikan hipotesis yang paling mungkin:

"Pilot-in-command, yang tahu saat meninggalkan Beirut bahwa salah satu VOR (sistem navigasi radio untuk pesawat) tidak dapat digunakan, salah menghitung posisinya dalam kaitannya dengan Mont Blanc dan melaporkan perkiraannya sendiri tentang posisi ini kepada pengontrol."

Selain itu, ditulis di laporan bahwa pengendali radar mencatat kesalahan, menentukan posisi pesawat dengan benar dan meneruskan komunikasi ke pesawat yang dia yakini, akan memungkinkannya untuk memperbaiki posisinya.

Kemudian, koreksi itu disalahpahami oleh pilot yang meyakini dia telah melewati punggungan yang mengarah ke puncak dan masih pada tingkat yang aman.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Salju Gunung Es di Peru Longsor, 4.000 Orang Tewas

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kecelakaan Pesawat Boeing 737-800 China Eastern Airlines

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi