KOMPAS.com - Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,9 mengguncang Melonguane, Sulawesi Utara pada Selasa (24/1/2023) pukul 09.13 WIB.
Gempa tersebut dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter resminya @infoBMKG.
"#Gempa Mag:5.9, 24-Jan-23 09:13:16 WIB, Lok:2.84 LU,127.09 BT (136 km Tenggara MELONGUANE-SULUT)," cuit BMKG.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan tidak ada potensi tsunami setelah gempa terjadi.
Ia mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa yang mengguncang Melonguane termasuk gempa tektonik.
Baca juga: Update dan Analisis Penyebab Gempa Bumi Cianjur Hari Ini
Penyebab gempa
Daryono menerangkan bahwa gempa yang melanda Melonguane termasuk jenis gempa dangkal yang disebabkan oleh deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku.
Hasil analisis mekanisme sumber juga memperlihatkan bahwa gempa mempunyai mekanisme pergerakan mendatar naik atau oblique-thrust fault.
Lebih lanjut, Daryono menuturkan bahwa guncangan gempa dirasakan di beberapa daerah dengan skala intensitas yang berbeda-beda.
Gempa dengan skala intensitas III-VI MMI dirasakan di daerah Damau, Kabaruan, Kepulauan Talaud, Loloda Kepulauan, dan Halmahera Utara.
Ia mengatakan, skala intensitas seperti itu dapat dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah jika terjadi pada siang hari.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," katanya.
Terjadi gempa susulan
Daryono menyebutkan telah terjadi 162 aktivitas gempa susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar M 5,9 dan terkecil 2,9 sampai pukul 10.30 WIB.
Gempa berkekuatan M 4,5 juga mengguncang Melonguane pukul 09.25 WIB yang disusul gempa berkekuatan M 5,2 pukul 09.30 WIB.
"Gempa bumi ini merupakan rangkaian gempa bumi M 7,1 Maluku 18 Januari 2023," jelas Daryono.
Mengingat gempa susulan masih terjadi, Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Warga juga diminta tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keberannya.
Pihaknya juga memperingatkan warga untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," jelas Daryono.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.