Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Dunia, Ini Profil dan Sepak Terjang Lieus Sungkharisma

Baca di App
Lihat Foto
Alsadad Rudi
Lieus Sungkharisma hadir dalam deklarasi kelompok relawan Barisan Teman Agus Sylvi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (16/10/2016) dan menyatakan dukungan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Berita duka datang dari Lieus Sungkharisma yang meninggal dunia pada Selasa (24/1/2023) pukul 20.45 WIB.

Lieus Sungkharisma dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit jantung yang dideritanya.

Dikutip dari Antara, Lieus Sungkharisma sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Indah, Tangerang Selatan akibat serangan jantung.

Sayang, nyawa aktivis berusia 63 tahun itu tidak tertolong.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, siapa itu Lieus Sungkharisma?

Baca juga: Kedekatan Xanana Gusmao dan Habibie, Dianggap Makar hingga Referendum

Profil Lieus Sungkharisma

Lieus Sungkharisma lahir di Cianjur, Jawa Barat pada 11 Oktober 1959 dari keluarga keturunan China.

Dilansir dari buku Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia karya Sam Setyautama, Lieus Sungkharisma memiliki nama China, Li Xue Xiung.

Lieus Sungkharisma memiliki gelar Sarjana Hukum meski tidak ada informasi lebih lanjut terkait lokasi ia menjalani studinya.

Lieus Sungkharisma aktif berorganisasi sejak muda.

Ia pernah menjadi bendahara Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), sempat menjadi kader Partai Golkar, ketua DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), dan wakil bendahara Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) periode 1986-1991.

Bukan hanya aktif di politik dan sosial, Lies juga pernah bergabung dengan organisasi rohani bahkan memimpin Generasi Muda Buddhist Indonesia (Gemabudhi) pada 1985 dan Partai Reformasi Tionghoa (Parti).

Dikutip dari jurnal tulisan Juliastutik dari Universitas Muhammadiyah Malang, Parti pernah mengikuti pemilihan umum 1999. Namun, partai ini gagal lolos seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Di luar politik, ia juga mengelola tabloid Naga Post yang sekaligus menjadi media komunikasi resmi Parti.

Baca juga: Mengenal Dewan Jenderal, Hoaks yang Memicu Peristiwa G30S PKI

Perannya sebagai aktivis

Wartawan senior Ilham Bintang menulis di Antara bahwa Lieus Sungkharisma adalah sosok aktivis dalam berbagai bidang.

Walau berasal dari etnis Tionghoa, Lieus pernah mendukung pembangunan Masjid At Tabayyun di komplek Taman Villa Meruya.

Pembangunan itu sempat ditentang karena berada di wilayah tempat tinggal warga mayoritas etnis China.

Lieus dan Erros Djarot juga gencar mengkritisi dugaan praktik monopoli perfilman Tanah Air di era 1980-an.

Ia pernah melaporkan tokoh Budha Hartati Murdaya atas dugaan pencemaran nama baik umat agama itu ke Polda Metro Jaya pada 2009.

Lieus juga aktif berbicara terkait kesenjangan sosial, ekonomi, politik, dan penegakan hukum.

Baca juga: Ramai soal Surat Rahasia untuk Presiden Diklaim Bocor, BIN Tegaskan Hoaks

Dukungan politik dan kontroversinya

Lieus adalah salah satu pendukung Jusuf Kalla-Wiranto pada pemilu 2009.

Ia mengaku sebagai pendukung Joko Widodo pada pemilu 2014. Namun, ganti mendukung Prabowo Subianto di pemilu berikutnya.

Lieus juga menjadi pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni pada pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.

Meski puluhan tahun aktif di dunia politik dan organisasi sosial, nama Lieus Sungkharisma kembali muncul saat ia terlibat kasus penyebaran berita bohong dan makar.

Diberitakan Kompas.com, seorang wiraswasta bernama Eman Soleman melaporkannya pada 7 Mei 2019 ke Mabes Polri.

Ia disangkakan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 dan/atau Pasal 15, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 dan/atau Pasal 163 jo Pasal 107.

Lieus Sungkharisma resmi ditetapkan sebagai tersangka penyebaran hoaks dan makar pada 20 Mei 2019. Meski begitu, ia tidak dipenjara melainkan hanya dikenai wajib lapor sejak 3 Juni 2019.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi