Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Black Saturday, Misteri Kebakaran Massal di Kairo yang Tak Terungkap

Baca di App
Lihat Foto
Peristiwa Cairo Fire atau Black Saturday di Kairo Mesir
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Rentetan kebakaran besar terjadi di ibu kota Mesir, Kairo, pada 26 Januari 1952, atau 70 tahun lalu. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Black Saturday atau Cairo Fire. 

Peritiwa kebakaran besar di Kairo ini yang menghancurkan 70 fasilitas umum hanya dalam beberapa jam.

Namun hingaa saat ini pelaku utama dan tujuan pembakaran tersebut masih menjadi misteri dan tak pernah terungkap. 

Baca juga: Ratusan Mumi dan Piramida Ratu Mesir Kuno Ditemukan di Dekat Makam Raja Tut


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Black Saturday 26 Januari 1952

Peristiwa Cairo Fire atau Black Saturday terjadi akibat gelombang protes warga Kairo atas konflik antara tentara Inggris dan polisi Mesir.

Dikutip dari Egypt Today, operasi gerilya melawan penjajahan Inggris mulai terjadi di Mesir pada Januari 1952. Hal tersebut mendapat perlawanan dari Inggris. 

Tentara Inggris kemudian mengepung kantor polisi di Kota Ismailia sehari sebelum kebakaran besar ini terjadi, tepatnya pada 25 Januari 1952. Mereka meminta polisi Mesir menyerahkan senjata dan mundur dari Kairo.

Menteri Dalam Negeri Mesir Fouad Serag el-Din menolak perintah tersebut. Akibatnya, baku tembak antara tentara Inggris dan polisi Mesir tidak dapat dihindarkan.

Peristiwa baku tembak berlangsung antara dua kelompok bersenjata tersebut selama lima jam di Terusan Suez. Kejadian ini menyebabkan 50 warga Mesir tewas sementara 80 korban luka-luka.

Aksi demo besar-besaran

Akibat peristiwa penembakan tersebut, warga Mesir marah. Demonstrasi besar-besaran pun terjadi sejak 26 Januari 1952 mulai 02.00 pagi waktu setempat.

Petugas penerbangan di Bandara Almaza menolak pendaratan pesawat Inggris. Tentara di wilayah Abbasiya sengaja menolak bertugas. Para pelajar melakukan demo di pusat Kairo.

Warga mendesak Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Inggris dan menyatakan perang.

Menteri Hubungan Sosial Abdel Fattah Hassan menyatakan partai yang saat itu berkuasa Al-Wafd setuju. Namun, Raja Farouk menolak.

Para demonstran lalu bergerak menuju Istana Abdeen untuk menggulingkan raja mereka. Namun, gerakan itu dibalas rentetan tembakan ke arah massa. Mereka memutuskan menuju gedung kabinet dan menguasainya.

Baca juga: Sejarah Alexandria, Kota Peradaban dan Ilmu Pengetahuan di Mesir

 

Kebakaran besar terjadi

Dilansir dari laman Maps of World, massa bergerak menuju pusat bisnis yang dimiliki orang Inggris dan merampok isinya.

Kebakaran mulai muncul di banyak toko, gedung teater, bank, Cairo Opera House, dan Hotel Shepheard. Sejumlah jutawan Inggris dilaporkan dibunuh.

Kebakaran yang terjadi di sepanjang Kairo menyebabkan asap menutupi langit dan rute penerbangan.

Dari sinilah istilah Black Saturday muncul. Sabtu saat kejadian berlangsung, Kairo menghitam akibat asap kebakaran yang menutupi seisi kota.

Meskipun kondisi kota mulai kacau dan kebakaran massal terjadi, polisi Mesir dilaporkan terlambat mengatasi kejadian ini.

Polisi bahkan tidak mampu menangkap dalang utama peristiwa kebakaran yang melanda Kairo.

Kebakaran ini juga memulai Revolusi Mesir 1952.

Enam bulan kemudian, Gamal Abdul Nasir memimpin pasukan bernama Gerakan Perwira Bebas untuk mengambil alih kerajaan di Kota Alexandria pada 23 Juli 1952.

Pemerintahan baru ini bertahan hingga 25 Januari 2011.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kuil Matahari Berusia 4.500 di Mesir

Konspirasi pelaku

Dikutip dari Ahram Online, pelaku utama kebakaran terbesar di Mesir ini masih belum diketahui hingga sekarang.

Ada banyak teori mengenai identitas pelaku pembakaran Kairo.

Teori pertama, kerajaan mendalangi kebakaran ini untuk meningkatkan protes warga terhadap penjajahan Inggris. Tindakan ini dilakukan seiring kejadian penembakan polisi di Ismailia.

Kemarahan warga juga kemungkinan menjadi penyebab kebakaran. Mereka memprotes kematian polisi dengan menyerang perumahan orang Barat.

Teori lain menyebut kejadian ini dilakukan lawan politik Raja Farouk untuk semakin merusak hubungannya dengan Inggris.

Di sisi lain, pihak Inggris juga dianggap memulai kebakaran. Hal ini terlihat berkat pekerja asal negara itu bisa dievakuasi dan menyelamatkan dokumen penting sebelum kebakaran terjadi.

Jika kebakaran muncul di Kairo, Inggris tidak akan mendapatkan serangan gerilya dari pasukan Mesir.

Akses data yang tertutup membuat studi lebih lanjut mengenai kejadian yang sulit dilakukan.

Akibatnya, pelaku utama di balik kebakaran besar Black Saturday di Kairo, serta motif pembakaran tersebut tidak pernah terungkap.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi