Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarik Ulur Koalisi Perubahan dan Kebimbangan Nasdem

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrator: KOMPAS.com/ANDIKA BAYU SETYAJI
Ilustrasi koalisi antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hingga kini, Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat tak kunjung dideklarasikan.

Alotnya proses negosiasi antara ketiga partai Koalisi Perubahan dinilai menjadi penyebab di baliknya.

Bagi Partai Nasdem, deklarasi Koalisi Perubahan dilakukan hanya untuk kesepakatan calon presiden (capres), dalam hal ini Anies Baswedan.

Namun, Partai Demokrat mengatakan bahwa deklarasi koalisi lebih baik dilakukan sepaket dengan penentuan capres dan cawapres.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayangnya, nama calon pendamping Anies Baswedan hingga saat ini belum menui titik temu. Sejumlah kandidat yang santer dibicarakan adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ahmad Heryawan (Aher), dan Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: Survei Nama-nama Capres Potensial di 2024, Ganjar Nomor 1


Baca juga: Di Balik Deklarasi Anies Baswedan sebagai Capres Nasdem...

Terpengaruh dinamika internal Nasdem

Direktur Eksekutif Insitute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, alotnya penentuan cawapres pendamping Anies bukan terletak pada Partai Demokrat dan PKS.

Namun, stagnasi negosiasi dalam Koalisi Perubahan lebih dipengaruhi oleh dinamika internal Partai Nasdem.

"Nasdem saat ini sedang mencoba berdialektika dengan dirinya sendiri, setelah menyusul adanya sejumlah konsekuensi yang harus Nasdem tanggung usai keputusan pencapresan Anies Baswedan," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (25/1/2023).

Baca juga: Bagaimana Peluang Ganjar dan Puan pada Pilpres 2024?

Menurutnya, konsekuensi ini termasuk ancaman reshuffle kabinet dan politisasi penegakan hukum oleh tangan-tangan kekuasaan yang dikhawatirkan menyasar kader Nasdem.

Selain itu, terganggunya soliditas internal Nasdem yang ditandai dengan mundurnya sejumlah elite partai juga dinilai membuat mereka bimbang.

"Risiko politik dan dinamika internal Nasdem itu tampaknya juga membuat keyakinan dan kepercayaan diri Surya Paloh, selaku Nahkoda utama Partai Nasdem, agak sedikit goyah," jelas dia.

"Ada pertentangan di tubuh Nasdem yang harus dikelola dan diselesaikan sebelum kapal besar koalisi ini berlayar," sambungnya.

Baca juga: Demokrat Klaim Koalisi Perubahan Solid, meski Nasdem Buka Peluang Penjajakan Baru

Surya Paloh jadi kunci

Karena itu, ia menilai bahwa kunci untuk memecah kebekuan komunikasi, deadlock, dan stagnasi negosiasi politik di Koalisi Perubahan ini terletak di tangan Surya Paloh.

Dalam hal ini, Umam menganggap Surya Paloh harus kembali menata hati dan menggunakan insting politiknya yang tajam untuk segera mengambil keputusan jelas.

"Apakah akan berkomitmen pada visi restorasi dan perubahan dengan mengusung Anies sebagai capres dengan mempercepat proses negosiasi dan kompromi politik bersama Partai Demokrat dan PKS?" ujarnya.

"Ataukah Paloh bersama Nasdem ingin tetap bersama gerbong kekuasaan yang dibidani oleh PDI-P untuk mendukung Jokowi hingga akhir 2024 (status quo)?" lanjutnya.

Baca juga: Soal Pelukan Surya Paloh dan Sohibul Iman, Jokowi: Sebuah Silaturahmi

Umam mengingatkan adanya konsekuensi dan risiko dari setiap pilihan yang diambil Nasdem.

Sebab, jika Nasdem berharap mendapatkan keuntungan politik dari dua arus yang berbeda, ini mengindikasikan bahwa mereka tak siap dengan konsekuensi dari perjuangan untuk mengusung perubahan.

Oleh karena itu, ia menilai bahwa keyakinan Paloh merupakan kunci utama untuk bisa membuka stagnasi komunikasi dan upaya pematangan Koalisi Perubahan untuk 'berlayar'.

"Anies, Nasdem dan koalisi perubahan saat ini membutuhkan kembalinya karakter Surya Paloh yang dulu tampak berani, gigih dan yakin, dalam melangkah dan mengambil keputusan," kata dia.

"Ketegasan sikap Paloh itu akan segera memperjelas kelamin politik Nasdem di hadapan kekuasaan maupun di hadapan koalisi perubahan," tutupnya.

Baca juga: Sepak Terjang Anies Baswedan, Bakal Calon Presiden 2024 Usungan Nasdem

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 23 Janji Kerja Anies Baswedan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi