Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Imbauan Konsumsi 1 Telur Tiap Hari untuk Cegah Stunting, Ini Saran Pakar Gizi

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/MOIRA NAZZARI
Yang membedakan nutrisi dalam telur bukan warna cangkang, namun ukurannya.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menggalakkan gerakan makan telur untuk mencegah stunting.

Ia menganjurkan kepada masyarakat, setidaknya mengonsumsi sebutir telur dalam sehari.

"Semangat untuk isi piringku dan kampanye isi piringku dengan kaya protein menjadi penting. Satu butir telur sehari itu sudah bisa mengatasi stunting,” kata Hasto dalam siaran pers, Senin (23/1/2023).

Sementara itu, warganet berkomentar mengenai keamanan dalam mengonsumsi 1 butir telur per hari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Makan telur tiap hari emg gpp ya?" tulis akun Instagram @fayskyle7.

Selain itu, ada juga warganet yang mengkhawatirkan terkait dampak bisulan yang mungkin terjadi pada anak-anak ketika terlalu banyak mengonsumsi telur.

"Setuju, tp jgn telur terus, wuduneeeen to kak.. bisa diganti dengan dadar atau ceplok.. atau rebus gitu.. jadi, tetep ya, beli salep habis itu.." tulis warganet lainnya.

Lalu, bagaimana penjelasan pakar gizi soal mengonsumsi telur setiap hari, dan bagaimana cara menyiasatinya jika pada anak alergi terhadap telur?

Baca juga: Hari Gizi Nasional 2023, Kenali Ciri dan Akibat Anak Kekurangan Gizi


Penjelasan pakar gizi

Ahli gizi Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Banun Ma'rifah Fathsidni mengatakan bahwa mengonsumsi telur adalah hal yang baik, karena kaya akan protein hewani.

Terkait keamanan mengonsumsi telur setiap hari, Banun menyampaikan aman-aman saja selama kebersihannya terjaga.

"Jadi, kalau ditanya aman atau tidak, konsumsi telur aman selama hygiene dan sanitasi telurnya juga terjaga dari kotoran dan kontaminasi lain," ujar Banun saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/1/2023).

Ia menambahkan, sebaiknya masyarakat juga mengonsumsi telur yang telah dimasak, baik direbus atau digoreng untuk menghindari risiko penyakit.

Selain itu, Banun mengatakan, telur merupakan protein hewani yang terjangkau semua kalangan, lebih ramah secara nilai ekonomi, dibandingkan dengan sumber protein hewani lain seperti daging (sapi/kambing/ayam) atau ikan (seafood seperti salmon, tuna).

Meskipun akan lebih baik jika konsumsinya lebih beragam. Tidak hanya telur saja.

"Misal, dalam 1 hari 3 kali makan lauk hewani nya telur, ikan lele, atau ayam. Jadi tetap variatif," lanjut dia.

Baca juga: Mengapa Bisa Muncul Dua Kuning Telur dalam Satu Butir Telur Ayam?

Menyiasasi risiko anak bisulan

Di samping itu, jika telur menyebabkan anak bisulan atau rentan alergi, maka bisa diganti dengan alternatif sumber protein hewani lain.

"Jika pada anak yang sensitif atau rentan alergi sehingga konsumsi telur terus-menerus berdampak pada bisulan, maka bisa diganti dengan alternatif sumber protein hewani lain," ujar Banun.

Adapun alternatif sumber protein hewani lain yang bisa dikonsumsi, yakni:

  • Daging ayam
  • Ikan tawar atau ikan laut
  • Daging sapi atau kambing

Sehingga, anak atau orang yang sensitif dengan telur tidak terpaku terus-menerus dengan konsumsi telur, dan tetap terpenuhi gizinya.

"Prinsipnya adalah menerapkan asupan protein hewani harus ada setiap makan sesuai prinsip isi piringku," ujar Banun.

Baca juga: Apakah Telur Bisa Meningkatkan Fungsi Otak?

Apa saja gizi pada 1 butir telur?

Saat ditanyai mengenai gizi dari satu butir telur, Banun mengatakan bahwa rata-rata kandungan gizi pada telur cukup banyak, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan lainnya.

"Rata-rata kandungan gizi pada telur antara lain protein sekitar 6 gram, lemak 5 gram, dan lainnya seperti karbohidrat, natrium, dan kalium," ucap Banun.

Untuk 1 butir telur ayam yang dikonsumsi memiliki kalori sekitar 74 kkal.

Terkait kandungan gizinya, Banun kembali mengingatkan kepada orangtua untuk memperhatikan kemungkinan risiko alergi pada pemberian telur pada menu makan anak.

Tetapi, jika tidak ada masalah alergi pada anak usia MPASI, maka orangtua sudah bisa memberikan telur untuk makan anak.

"Pada pengolahan MPASI-nya telur juga dapat diberikan sebagai protein hewani untuk anak," sambung dia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Menyimpan Telur di Dalam Freezer

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi