Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Masinis KA Sancaka Bertahan di Lokomotif Saat Tabrakan dengan Truk Pengangkut Mobil, Ini Kata KAI

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar TikTok
Video yang memperlihatkan masinis KA Sancaka bertahan di dalam lokomotif sesaat kereta menabrak truk pengangkut mobil, viral di media sosial.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Video yang memperlihatkan masinis KA Sancaka bertahan di dalam lokomotif sesaat kereta menabrak truk pengangkut mobil, viral di media sosial.

Dua masinis yang berada di dalam lokomotif mendapat apresiasi dari warganet karena mereka tidak meninggalkan tanggung jawabnya walau tabrakan tak bisa dihindari.

Masinis KA Sancaka juga berusaha meminimalkan dampak tabrakan dengan mengurangi kecepatan kereta dari jarak yang jauh.

Aksi mereka kemudian diunggah oleh akun TikTok ini dan sudah ditayangkan sebanyak 5,2 juta kali hingga Minggu (29/1/2023).

Adapun, tabrakan terkadi di KM 51+82 antara Stasiun Mojokerto-Stasiun Tarik pada Kamis (26/1/2023) lantaran truk pengangkut mobil berhenti melintang di tengah rel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"salut sama masinisnya.. respect," tulis akun @bang******.

"Masinisnya keren banget... saya salut pdhl kereta sancaka ini terkenal kereta tercepat loh bnar" Masinisnya luar biasa," timpal akun @sa**.

"Keren bgt ini masinisnya , pasti udah rem berkilo meter sebelumnya krn sancaka termasuk executive class yg lajunya super kenceng dibanding yg lain," balas akun yang lain.

Bagaimana respons dari KAI?

Baca juga: Ramai soal Kecelakaan Kereta Api Sancaka dengan Truk Pembawa Mobil, Ini Penjelasan KAI

Baca juga: Viral, Video Aksi Calon Masinis Perempuan “Tunjuk-Sebut” Berangkatkan Kereta, KAI: Merangkul Semua Gender

Tanggapan KAI

VP Public Relations KAI Joni Martinus buka suara perihal tindakan masinis KA Sancaka yang bertahan di dalam lokomotif walau tabrakan kereta dan mobil pengangkut truk tidak bisa dicegah.

Ia mengatakan bahwa telah disusun tindakan awak kereta api pada waktu menghadapi bahaya.

"SOP tersebut mengatur bahwa pada waktu menghadapi bahaya, awak kereta api harus mengambil tindakan yang tepat," kata Joni kepada Kompas.com, Minggu (29/1/2023).

"Dan, berusaha sekuat tenaga untuk menghindarkan atau memperkecil dampak dari kecelakaan yang tidak dapat dihindari," jelasnya.

Meski begitu, awak kereta api diperbolehkan meninggalkan lokomotif apabila mereka tidak mampu lagi berupaya setelah berusaha menyelamatkan kereta api.

Joni menyampaikan, KAI memastikan bahwa awak kereta api yang betugas sudah melalui assesment pemeriksaan, baik fisik maupun psikis.

Pemeriksaan dilakukan oleh unit kesehatan yang tersedia di setiap tempat kedudukan awak kereta.

"Mereka di-refresh peraturan dinas sehingga dipastikan saat berdinas dalam keadaan bugar," tandas Joni.

Baca juga: Viral, Video Sebut Penumpang Adu Fisik Usai Paksa Masuk KRL, KAI Commuter Merespons

Lokomotif mengalami kerusakan

Tabrakan antara KA Sancaka dan truk pengangkut mobil pada Kamis (26/1/2023) yang lalu menyebabkan kerusakan pada lokomotif.

Akibatnya, perjalanan KA Sancaka rute Yogyakarta-Surabaya Gubeng terganggu dan dilakukan penggantian lokomotif dari Depo Lokomotif Sidotopo.

"Sampai pukul 22.00 WIB, petugas yang ada di lokasi masih berupaya membebaskan jalur supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api," kata Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, ketika dihubungi, Minggu (29/1/2023).

Ia menyampaikan, jalur KA tersebut kembali bisa dilalui pukul 22.50 WIB dan KA Sancaka yang sempat bertabrakan dengan truk pengangkut mobil melanjutkan perjalanan ke Stasiun Gubeng Surabaya.

KA Sancaka mengalami keterlambatan 110 menit dan peristiwa ini juga mengganggu perjalanan KA-KA lain.

KA Wijaya Kusuma yang posisinya di Stasiun Mojokerto terlamat 45 menit dan KA Lokal yang posisinya di Stasiun Tarik terlambat 65 menit.

Baca juga: Ramai soal Tiket Kereta Promo Imlek Hangus dan Uang Tak Kembali, Ini Penjelasan KAI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi