Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jendela Pesawat Berbentuk Oval dan Bukan Persegi?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/SIPPAKORN
Ilustrasi jendela pesawat
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Duduk di dekat jendela merupakan posisi yang paling didambakan saat naik pesawat.

Namun, pernahkah Anda memperhatikan jika jendela pesawat memiliki bentuk berbeda dengan jendela pada umumnya?

Saat ini, semua pesawat dari yang terkecil hingga terbesar memiliki jendela berbentuk bulat atau oval. Bentuk jendela ini pun bukan tanpa alasan.

Baca juga: Ramai Inspeksi Boeing 737, Mengapa Pesawat Bisa Mengalami Keretakan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari Simple Flying, alasan dibuatnya jendela bundar pada pesawat adalah untuk mengatur tekanan udara di dalam dan luar pesawat.

Saat terbang di atas 10.000 kaki, kabin pesawat diberi tekanan hingga 11-12 psi (pounds per square inch), sedangkan tekanan udara luar mungkin hanya 4-5 psi.

Variasi yang luas ini menyebabkan tekanan pada jendela, sehingga harus menghadapi siklus tekanan berulang.

Baca juga: Viral, Twit Pesawat Scoot Berputar-putar di Atas Kota Manado, Ada Apa?


Desain jendela pesawat

Selain itu, jendela berbentuk bundar juga memungkinkan pemerataan tekanan di seluruh panel.

Desain bundar jendela juga lebih tahan terhadap deformasi dan membuatnya lebih kuat untuk penggunaan jangka panjang.

Hal ini menjelaskan alasan semua pesawat sekarang menggunakan jendela bundar selama lebih dari 70 tahun.

Baca juga: Dari Jendela Menjadi Kendi, Cara Warga Lebanon Mendaur Ulang Kaca Ledakan Beirut

Namun, penggunaan jendela bundar pada pesawat baru ada pada sekitar 1950-an, setelah terjadi kecelakaan mematikan.

Kecelakaan tersebut melibatkan pesawat de Havilland Comets yang hancur dalam penerbangan dalam peristiwa terpisah pada 1953 dan 1954.

Penyebab kecelakaan itu ditemukan pada desain jendela persegi.

Baca juga: Daftar Maskapai Penerbangan Paling Tepat Waktu di Dunia, Ada Garuda?

Disebutkan bahwa tepi tajam jendela persegi pesawat menciptakan titik lemah alami, sehingga menyebabkan kegagalan kelelahan logam.

Sudut-sudut ini mudah tertekan, kemudian semakin melemah oleh tekanan udara di ketinggian.

Pada 1950-an, pesawat seperti de Havilland Comets terbang lebih cepat dan lebih tinggi dari pendahulunya.

Ini berarti setelah beberapa penerbangan dan tekanan berulang, jendela persegi pesawat itu pada dasarnya akan pecah karena tekanan.

Baca juga: Mengenal Tenzin-Hillary, Bandara Paling Berbahaya di Dunia

Mencegah lebih banyak insiden

Untuk mencegah lebih banyak insiden seperti itu, desainer pindah pada bentuk baru guna menahan tekanan dan yang mengarah ke tata letak jendela melingkar.

Namun, bukan hanya bentuk yang digunakan para insinyur untuk memastikan bahwa jendela tetap kokoh selama penerbangan.

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa jendela terbuat dari tiga lapisan akrilik.

Lapisan terluar adalah yang paling tebal dan menerima semua tekanan dari luar, sedangkan lapisan tengah memiliki lubang kecil yang digunakan untuk menyamakan tekanan dan melindungi panel bagian dalam.

Sementara lapisan yang dilihat oleh penumpang merupakan lapisan tertipis dan hanya menerima tekanan kabin yang relatif kecil.

Baca juga: Saat Puluhan Penumpang Pesawat Scoot Ketinggalan, Apa yang Terjadi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi