Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Gambar Anak Mencerminkan Perasaannya, Ini Kata Psikolog

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar kumpulan gambar anak SMP yang bisa menggambarkan gangguan pada kesehatan mentalnya
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang membagikan kumpulan gambar anak, viral di media sosial.

Dalam unggahan ini, seorang warganet membagikan kumpulan gambar anak usia sekitar 14 tahun yang seakan menunjukkan perasaan mereka saat itu.

Para siswa tersebut membuat gambar seperti merindukan almarhum ayah, perasaan campur aduk, hingga membutuhkan ketenangan.

Pengunggah menyatakan gambar itu menunjukkan masalah-masalah yang ada dalam pikiran dan perasaan anak tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia juga mengeluhkan orang-orang dewasa yang menganggap sepele masalah kesehatan mental anak. Padahal, mereka memiliki masalah yang tidak sederhana.

Bagaimana tanggapan dari psikolog mengenai hal ini?

Baca juga: Ramai soal Bayi Diberi Minuman Kopi Saset, Dokter Anak Ungkap Bahayanya

Gambar anak dapat menunjukkan masalah psikis

Menurut psikolog klinis Titut Esti Koeswardani, kumpulan gambar yang dibuat oleh anak-anak itu dapat menunjukkan masalah psikis dalam diri mereka.

Namun, menurutnya, hal ini belum sepenuhnya menunjukkan ada gangguan jiwa dalam diri anak.

"Tapi dengan adanya gambar ini, bisa kita asesmen lebih lanjut untuk menggali permasalahan yang sedang mereka hadapi," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (23/1/2023).

Titut menambahkan, jika gambar yang anak buat menunjukkan ia mengalami masalah, maka orang dewasa atau tenaga ahli dapat segera mengintervensi kondisi tersebut.

Hal ini dilakukan untuk meminimalkan gangguan jiwa atau kesehatan mental lebih serius dalam diri anak.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental, Apa Saja?

Pentingnya kesehatan mental anak

Menurut Titut, kesehatan mental anak kecil merupakan hal penting. Namun, kondisi ini jarang dianggap serius orang dewasa.

"Memang kebanyakan orang dewasa masih menyepelekan kesehatan mental anak kecil ya," ujarnya.

Ia berpendapat, kesehatan mental anak kurang diperhatikan karena orang dewasa juga kurang mengutamakan keadaan diri mereka sendiri.

Orang tua kurang memiliki kesadaran akan kesehatan mental mereka, sehingga menjadi tidak memperhatikan anaknya.

Titut mengatakan, banyak orang dewasa yang menganggap anak kecil tidak akan mengalami stres, depresi, cemas, atau gangguan mental lainnya.

"Padahal, di era saat ini, peluang anak kecil untuk mengalami hal tersebut hampir sama dengan peluang orang dewasa mengalami gangguan tersebut," tegasnya.

Titut menjelaskan, anak kecil bisa mengalami gangguan mental akibat banyak hal.

Misalnya, pola asuh orang tua yang membebani anak dengan tugas sekolah tanpa mau memahami minatnya.

Anak dituntut untuk terlihat sempurna agar lebih unggul dari teman-temannya.

Selain itu, anak juga bisa stres karena mendapatkan kekerasan fisik, verbal, atau psikis.

Pengaruh lingkungan sekolah dan tempat bermain juga dapat menjadi penyebab mental anak terganggu.

 Baca juga: Mengapa Memasak Bisa Bermanfaat untuk Tingkatkan Kesehatan Mental Seseorang?

Tanda mental anak terganggu

Titut menyebutkan, beberapa tanda yang umum dialami oleh anak yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Berikut tanda-tanda gangguan mental pada anak:

  • Ada perubahan perilaku.
  • Perubahan mood.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Penurunan berat badan dan muncul berbagai masalah kesehatan fisik.
  • Perasaan ketakutan yg intens.

Selain itu, ada sejumlah perubahan perilaku anak yang sering terjadi dan perlu diwaspadai, yaitu anak jadi tidak mau sekolah, menjadi pemarah, tantrum, cengeng, sering mengompol, dan sering mimpi buruk.

Perubahan perilaku lainnya meliputi anak yang sulit belajar, terkena gangguan komunikasi, menghindari interaksi sosial, serta lebih sering menyendiri atau menarik diri dari hubungan sosial.

 Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental Menurut Psikolog

Mendekati anak yang tertutup

Anak biasanya akan sulit mengatakan perasaan tidak nyaman yang ia rasakan. Mereka akan memilih diam dan bersikap tertutup.

Akibatnya, orang tua menjadi tidak mengetahui masalah anak.

Atas kondisi ini, Titut menyarankan agar orang tua memberikan pendekatan personal sebelum bertanya mengenai masalah sang anak.

Orang tua sebaiknya pelan-pelan mendekati anak dan tidak bersikap emosional.

"Buat anak merasa nyaman dulu dan percaya bahwa kita ini adalah orang yang bisa memahami dia dan membantu dia," jelasnya.

Selain itu, Titut melarang orang tua terlalu memaksa dan mengatakan kalimat yang seolah menghakimi anak.

Setelah anak nyaman, barulah orang tua dapat menggali informasi lebih lanjut.

Jika pendekatan keluarga tidak dapat dilakukan, Titut sangat menyarankan agar orang tua meminta bantuan dari tenaga profesional.

Ada beberapa perilaku anak yang menurutnya butuh mendapatkan penanganan dari ahli, bukan hanya orang tua.

Penanganan masalah anak membutuhkan bantuan profesional jika anak berada dalam situasi berikut:

  • Anak sulit diajak bicara.
  • Adanya penurunan performa anak.
  • Adanya reaksi emosi yang berlebihan dan perilaku negatif yang berulang.
  • Anak mengisolasi diri atau sulit beradaptasi dalam waktu yang lama.
  • Muncul keluhan fisik yang sulit dijelaskan.
  • Anak merasa dirinya tidak berharga.

 Baca juga: Ramai Tes Usia Mental di Media Sosial, Akuratkah?

Pemeriksaan dan pengobatan

Anak yang diduga mengalami gangguan kesehatan mental perlu mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan dari tenaga ahli.

Sebelum didiagnosis gangguan mental, anak harus menjalani pemeriksaan secara mendalam dan menyeluruh dari psikolog atau psikiater.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi wawancara, observasi, maupum pemeriksaan dengan alat-alat psikologi.

Untuk pengobatannya, psikolog akan menggunakan terapi psikologi sesuai dengan kasus gangguan mental yang dialami anak.

Selain itu, ada kemungkinan psikolog akan berkolaborasi dengan profesi lain untuk mendapatkan pengobatan yang lebih komprehensif.

Contohnya, kerja sama dengan psikiater yang akan menyediakan obat untuk penderita gangguan mental.

 Baca juga: Hal yang Dapat Dilakukan Saat Kondisi Mental Buruk

Kesadaran orang tua atas gangguan mental anak

Meski anak membutuhkan pemeriksaan atas gangguan mental, hal ini tentu masih mengharuskan ada pendampingan dari orang dewasa.

Sayangnya, isu kesehatan mental belum menjadi hal umum di kalangan orang tua.

Titut menyarankan agar orang tua lebih peduli dengan isu-isu kesehatan mental anak.

Selain itu, orang tua harus memahami perkembangan anak di tiap usiia, memperhatikan kondisi fisik maupun mental anak, dam memperhatikan perilaku kesehatian dan emosi anak.

"Sehingga jika ada perubahan yg signifikan atau tidak sesuai dgn tahap atau tugas perkembangan anak seusianya, ortu bisa segera mengambil tindakan,"

Di sisi lain, ia meminta orang di sekitar keluarga yang anaknya mengalami gangguan mental agar menyadarkan mereka.

Caranya, dengan memberikan masukan atau saran terkait perkembangan anak kepada orang tua tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi