Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Modus Penipuan Lewat WhatsApp, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun Twitter @txtfrombrand
Beredar modus pembobolan m-banking dengan cara mengirimkan dokumen APK melalui WhatsApp dengan dalih menyebarkan surat undangan pernikahan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Aplikasi berbagi pesan WhatsApp memiliki banyak manfaat ketika digunakan untuk berkirim pesan kepada seseorang.

Melalui aplikasi ini pengguna bisa dengan mudah dan cepat melakukan komunikasi.

Selain itu aplikasi ini juga memungkinkan pengguna mengirim pesan dengan beragam bentuk, baik berupa pesan suara, teks, maupun gambar.

Baca juga: Bahaya Penipuan Berkedok Undangan Pernikahan dan Cara Mengantisipasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayangnya, orang-orang tak bertanggung jawab sering kali memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk mencari celah kelengahan pengguna WhatsApp untuk kemudian melakukan tindakan penipuan.

Seperti baru-baru ini, publik diramaikan dengan pembahasan terkait penipuan undangan pernikahan yang dikirim melalui WhatsApp.

Tak hanya itu saja, ada beragam modus penipu melakukan aksi kejahatannya menggunakan aplikasi WhatsApp.

Baca juga: Ramai soal Penipuan Berkedok Undangan Digital, Bagaimana Cara Membedakan Undangan Asli dan Palsu?


Berikut ini sejumlah modus penipuan yang membuat sejumlah pengguna WhatsApp sebaiknya berhati-hati:

1. Undangan digital palsu

Modus penipuan melalui WhatsApp yang belakangan dibicarakan publik adalah adanya undangan digital palsu.

Informasi adanya undangan palsu ini sebelumnya disampaikan oleh akun Twitter @txtfrombrand.

Akun tersebut menunjukkan mengenai tangkapan layar adanya seseorang yang mendapatkan pesan undangan dalam format .apk.

Akan tetapi dari chat tersebut terindikasi bahwa undangan adalah tersebut bertujuan untuk mendapatkan data seseorang.

Baca juga: Mengenal OTP dan Modus Penipuan OTP Fraud

Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengingatkan agar masyarakat memperhatikan setiap kali mendapatkan undangan digital.

Masyarakat seharusnya memastikan apakah undangan yang dikirimkan berupa aplikasi atau tidak.

"Undangan asli umumnya hanya memberikan tautan dan bukan aplikasi (APK)," kata Alfons kepada Kompas.com, Sabtu (28/1/2023).

Adapun bentuk file APK bisa dilihat dari keterangan format saat pesan diterima, di mana akan tertera keterangan '.apk'.

Baca juga: Hati-hati Penipuan, Jangan Berikan Kode OTP kepada Siapa Pun!

Undangan dalam bentuk file APK menurutnya ketika diklik juga akan langsung meminta proses instalasi yang mana instalasi yang berlangsung terjadi di luar PlayStore.

Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan agar siapa pun menghindari instal sembarangan file APK di luar PlayStore.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat selalu memperhatikan peringatan yang muncul dari ponsel setiap kali melakukan klik.

Baca juga: Tips Menghindari Penipuan dan Kejahatan Online

2. Modus berkedok kurir

Penipuan melalui WhatsApp selanjutnya adalah penipuan berkedok kurir paket.

Dikutip dari Kompas.com (5/12/2022), modus penipuan ini yakni penipu mengirimkan sebuah file dengan ekstensi APK yang bertuliskan "foto paket".

Korban yang nantinya terlanjur mengunduh file dalam format apk, risikonya adalah saldo m-Banking bisa ludes.

Alfons mengatakan, sebenarnya modus ini sama dengan modus yang meminta pengguna melakukan pelacakan paket.

Baca juga: Waspada Phising, Modus Cara Melihat Siapa Saja yang Intip Profil Facebook

Perbedaannya hanya terletak pada temanya yang berbeda.

"Itu penipunya hanya mengubah tema socengnya (rekayasa sosial), kalau kemarin apps-nya untuk lacak paket, kalau yang sekarang apps-nya untuk melihat gambar paket," ujar Alfons.

Modus semacam ini menurutnya sama-sama bertujuan untuk mencuri One-Time Password atau OTP yang umumnya dikirimkan melalui SMS.

"Kemudian dalam proses instalasi aplikasi ini akan meminta banyak sekali hak akses dan salah satu yang sangat berbahaya bagi pengguna m-Banking adalah hak akses untuk membaca dan mengirimkan SMS," kata dia.

Baca juga: Mengenal Modus Sniffing, Penipuan Berkedok Kurir Paket yang Kuras Saldo Rekening

3. Modus penipuan mengatasnamakan tagihan PLN

Belakangan penipuan dengan modus mengatasnamakan petugas PLN yang mengirim pesan melalui WhatsApp juga marak.

Penipu mengatasnamakan petugas PLN dan meminta penerima pesan untuk mengecek tagihan listrik lewat file APK yang ia kirimkan.

Dikutip dari Kompas.com (9/12/2022), penipu yang mengirimkan file APK ini memanfaatkan kelengahan korban yang tidak mengecek terlebih dahulu jenis file yang dikirim penipu.

File APK tersebut kemudian mencuri beragam data pribadi korban termasuk data perbankan.

Baca juga: Cara Mencegah Jadi Korban Penipuan dan Investasi Bodong

4. Modus penipuan klik link tertentu

Modus penipuan selanjutnya yang kerap disebarkan melalui WhatsApp, adalah modus penipuan dengan cara klik link tertentu.

Adapun berbagai narasi yang kerap menyertai link yang dikirim di antaranya seperti informasi promo atau informasi bahwa seseorang mendapatkan hadiah.

Hal ini pernah terjadi di awal-awal pandemi, di mana banyak pesan berantai yang mengirimkan link yang disebut sebagai link kuota gratis, di mana ternyata link tersebut merupakan link pishing.

Sejumlah cara untuk membedakan link asli dan palsu di antaranya adalah dengan melihat domain situsnya.

Biasanya link pishing semacam itu menggunakan blog gratisan yang berakhiran .tk, dan berbagai domain gratis lainnya.

Selain itu untuk mengetahui tautan palsu atau tidak juga bisa diamati dari tampilan situs yang terlihat sederhana dan acak-acakan.

(Sumber: Kompas.com/Diva Lufiana Putri, Yefta Christopherus Asia Sanjaya | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Sari Hardiyanto)

Baca juga: Cara Ganti Nomor WhatsApp Tanpa Kehilangan Riwayat Chat

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada! Penipuan Online Semakin Berkembang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi