KOMPAS.com - Anemia adalah gangguan kesehatan yang dapat dialami oleh siapa pun, baik orang berusia muda maupun tua.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mendapati bahwa prevalensi remaja yang mengalami anemia di Indonesia mencapai 32 persen.
Berdasar persentase tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa 3-4 dari 10 remaja di Indonesia merasakan anemia.
Baca juga: 7 Gejala Anemia yang Sering Tidak Disadari
Anemia juga dapat dirasakan oleh wanita yang sedang hamil karena mereka cenderung kekurangan zat besi.
Kendati anemia umum terjadi, kondisi ini sebaiknya tidak dibiarkan karena berisiko mengganggu rutinitas, termasuk sebelum tidur.
Berikut beberapa gejala anemia sebelum tidur di malam hari dan cara mengatasinya supaya dapat terlelap.
Baca juga: Dosen UGM Paparkan Gejala, Penyebab dan Pengobatan Anemia
Gejala anemia
Berkurangnya jumlah sel darah merah atau sel darah merah yang tidak berfungsi dengan baik disebut anemia.
Dilansir dari Valley Sleep Center, ada beberapa gejala yang ditimbulkan anemia yang berkaitan dengan tidur, seperti merasa cemas dan lemas.
Dua gejala tersebut juga dapat dirasakan orang setelah mereka tertidur semalaman penuh.
Baca juga: 6 Dampak Anemia pada Ibu Hamil dan Janin di dalam Kandungan
Di sisi lain, anemia juga ditandai dengan beberapa gejala seperti:
- Sulit untuk fokus atau memusatkan perhatian
- Dada terasa sakit
- Merasa pusing
- Kulit menjadi pucat
- Sakit kepala
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Sesak napas
- Detak jantung tidak teratur.
Penyebab anemia
Anemia dapat terjadi karena jumlah sel darah merah yang mengalir dalam tubuh berkurang.
Padahal, sel darah merah memiliki fungsi untuk menyalurkan oksigen ke sel-sel tubuh karena mengandung protein zat besi atau hemoglobin.
Berkurangnya hemoglobin tentu membuat orang yang terkena anemia menjadi pucat dan lemas karena tidak mendapat suplai oksigen yang cukup.
Baca juga: 5 Penyebab Anemia pada Ibu Hamil, Tak Hanya Kekurangan Zat Besi
Kurangnya zat besi ketika anemia juga dirasakan oleh sekitar 50 persen orang di dunia.
Kemungkinan, kurangnya zat besi disebabkan karena kemampuan tubuh menerap kandungan ini atau faktor makanan.
Wanita berisiko tinggi mengalami anemia
Kendati anemia dapat dirasakan siapa pun, wanita menempati posisi yang cukup riskan terkena kondisi ini.
Penelitian menunjukkan bahwa 20 dari 50 persen wanita hamil di negara maju mengalami anemia karena kurangnya zat besi.
Sementara itu, persentase pria di negara maju yang mengalami anemia berkisar tiga persen saja.
Hal tersebut diungkapkan peneliti dalam studi PubMed Central yang dipublikasikan pada Juni 2015 yang lalu.
Baca juga: 4 dari 10 Remaja Putri di Indonesia Menderita Anemia
Di sisi lain, kaitan antara anemia dan sulit tidur juga didapati dalam penelitian Chinese Medical Journal yang diterbitkan tahun 2021.
Peneliti mendapati temuan bahwa 4,3 persen populasi di China mengalami anemia dan 15,2 persen di antaranya mengalami insomnia.
Mereka juga mengatakan, pria berisiko lebih tinggi mengalami insomia karena anemia ketimbang wanita.
Cara mengatasi anemia
Setiap orang tentunya ingin tidurnya lebih pulas di malam hari supaya berenergi ketika bangun di pagi hari.
Sayangnya, anemia menyebabkan mereka sulit terlelap dan terjaga sepanjang malam.
Baca juga: Anemia Saat Hamil Bisa Berakibat Buruk pada Bayi, Ini Cara Mencegahnya
Dilansir dari laman RS Siloam, ada beberapa cara mengatasi anemia supaya tidak menyulitkan tidur di malam hari, seperti:
- Konsumsi minuman berkafein dikurangi
- Memenuhi kebutuhan vitamin C pada tubuh
- Mengonsumsi suolemen vitamin B12, asam folat, dan zat besi
- Tranfusi darah jika diperlukan
- Mengonsumsi kalsium
- Mengonsumsi erythropoietin supaya sumsum tulang belakang dapat memproduksi sel darah merah.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+