KOMPAS.com - Hari ini 78 tahun lalu, tepatnya 30 Januari 1945, kapal pesiar Jerman, Wilhelm Gustloff tenggelam dan menewaskan 9.400 orang dalam satu jam.
Dilansir dari Britannica, kapal pesiar ini dinamai pemimpin Partai Nazi Swiss Wilhelm Gustloff.
Kapal dengan panjang 208,5 meter dan berat 25.000 ton ini diluncurkan Adolf Hitler pada 1937 sebagai kapal pesiar pejabat demi meningkatkan citra Nazi Jerman.
Biaya pembuatan kapal mencapai 200 juta dollar AS dan memiliki kapasitas 2.000 penumpang.
Namun, peristiwa tragis tenggelamnya kapal tersebut dengan ribuan penumpang di dalamnya menjadikan insiden ini sebagai bencana maritim paling mematikan di dunia.
Baca juga: Tragedi 27 Januari, Kapal Tampomas II Tenggelam di Perairan Masalembo
Kisah tenggelamnya kapal Wilhelm Gustloff
Saat Tentara Merah maju ke Prusia Timur, Laksamana Karl Dönitz memulai persiapan untuk Operasi Hannibal, evakuasi massal pasukan Jerman dan warga sipil dari daerah tersebut.
Dimulai pada 21 Januari 1945, diperkirakan dua juta orang Jerman dibawa ke barat dalam sebuah operasi yang jauh melampaui evakuasi Inggris di Dunkirk.
Gustloff diperintahkan untuk membawa tentara Divisi Pelatihan Kapal Selam ke-2 ke Jerman barat .
Pada 25 Januari 1945, kapal mulai membawa pengungsi lain ke kapal. Lalu, pada 29 Januari 1945, jumlahnya telah mencapai 7.956 ketika pendaftaran dihentikan.
Saksi mata memperkirakan mungkin ada 2.000 orang lagi yang naik setelah itu.
Padahal kapasitas asli hanya sebanyak 2.000 orang, tetapi sebanyak 10.582 orang naik ke kapal hingga menyebabkan overcapacity.
Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, 8.956 orang, dan personel militer 1.626 orang.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Tewas
Dihantam torpedo kapal selam Soviet
Dikutip dari The National, Kapal Wilhelm Gustloff meninggalkan pelabuhan pada 30 Januari 1945.
Beberapa jam kemudian, kapal tersebut terlihat oleh kapal selam Soviet S-13 yang memutuskan untuk menyerang.
Pada pukul 21.00, Soviet menembakkan empat torpedo ke arah Wilhelm Gustloff. Tiga di antaranya menghantam kapal.
Torpedo pertama menghantam haluan kapal yang menyebabkan pintu kedap air tertutup, sehingga memerangkap para pelaut di dalamnya.
Torpedo kedua menghantam area kolam renang kapal menyebabkan 470 tewas seketika.
Torpedo ketiga menghantam ruang mesin menghentikan kapal dan menonaktifkan semua komunikasi.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Feri Tenggelam karena Kru Kapal Lupa Menutup Pintu
Kapal itu tenggelam beserta penumpang di dalamnya
Kapten pun mengeluarkan perintah untuk evakuasi.
Kapal Wilhelm Gustloff membawa sekoci dan rakit untuk 5.000 orang, tetapi banyak peralatan penyelamat ada di geladak.
Sementara itu, sebagian besar awak kapal yang bertanggung jawab untuk menurunkan sekoci telah tewas selama serangan torpedo pertama.
Para penumpang dibiarkan sendiri. Mereka mulai berjuang untuk menurunkan sekoci.
Karena kapal penuh sesak dan banyak sekoci diganti dengan perahu dayung yang lebih kecil sebelum berangkat. Namun, jumlahnya tidak cukup.
Hanya dalam empat puluh menit setelah serangan itu, Gustloff tenggelam.
Para penumpang Wilhelm Gustloff yang malang itu tidak memiliki peluang untuk bertahan hidup.
Baca juga: Arab Saudi Bangun Kapal Pesiar Terbesar di Dunia Biaya Rp 120 Triliun
Reaksi internasional
Terlepas dari tingginya jumlah kematian warga sipil, tuduhan bahwa tenggelamnya Gustloff merupakan kejahatan perang sebagian besar tidak berdasar.
Hal ini karena adanya persenjataan dan hampir 1.000 personel militer di dalamnya.
Berita tentang bencana itu dirahasiakan di Jerman.
Uni Soviet membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengenali Alexander Marinesko, sang kapten kapal selam Soviet S-13.
Ketika fakta-fakta mulai terungkap, sebagian besar orang di Sekutu berpandangan bahwa Jermanlah yang melakukannya sendiri.
Hal ini terjadi setelah pesawat Jerman telah menenggelamkan kapal rumah sakit Soviet, Armenia di awal perang dengan perkiraan kerugian 7000 pengungsi dan personel yang terluka dari Krimea.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.