Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Alasan Kesehatan untuk Tidak Makan Sayur

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/JILLWELLINGTON
Ilustrasi sayuran. Terdapat beberapa kondisi atau alasan kesehatan untuk tidak makan sayuran. Apa saja?
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sayuran merupakan salah satu kunci makanan yang harus dikonsumsi agar tubuh tetap sehat.

Menurut Kementerian Kesehatan, bahan pangan dari tumbuhan ini menjadi sumber penting dari banyak nutrisi, termasuk potasium, asam folat, serat, vitamin A, E, dan C.

Sayuran juga mengandung sedikit kalori, sehingga merupakan pilihan sehat bagi orang yang ingin mengontrol berat badan maupun menjaga kesehatan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, tak heran jika seruan untuk makan sayur amat sering terdengar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun ternyata, tak semua orang bisa mengonsumsi sembarang sayuran.

Pasalnya, terdapat beberapa alasan kesehatan untuk tidak mengonsumsi sayuran. 

Baca juga: Sayuran Pantangan Ibu Hamil, Apa Saja?


Alasan untuk tidak makan sayur

Penulis dan pakar diet dari Rumah Sakit Weill Cornell Medical Center NewYork-Presbyterian, Alissa Rumsey, menjelaskan beberapa kondisi kesehatan yang sebaiknya tidak mengonsumsi sayuran.

Berikut beberapa alasan kesehatan tersebut, seperti dikutip laman Everyday Health:

1. Atlet

Setiap atlet dengan latihan intens dalam waktu yang lama seperti pelari membutuhkan makanan yang mudah dicerna.

Sebab apabila makanan tidak benar-benar dicerna, akan menyebabkan perut tidak nyaman dan diare.

Untuk itu, Rumsey menyarankan agar menghindari konsumsi serat tinggi seperti brokoli beberapa jam sebelum latihan atau berolahraga.

Sebagai gantinya, Rumsey merekomendasikan karbohidrat yang mudah dicerna, seperti roti dengan selai kacang, pisang, atau sereal dengan susu.

2. Sebelum dan sesudah operasi sistem pencernaan

Setelah operasi gastrointestinal atau saluran pencernaan, seperti reseksi usus, sebagian besar pasien tidak boleh mengonsumsi sayuran selama dua sampai enam minggu.

Pasalnya, tak makan sayur akan membantu mengurangi serat yang melalui usus.

Setelah kurun waktu dua sampai enam minggu, barulah pasien boleh makan sayur secara bertahap.

Baca juga: 4 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Lambung, Apa Saja?

3. Perut kembung

Saat perut kembung, akan lebih baik apabila Anda tidak mengonsumsi sayuran yang menghasilkan gas seperti brokoli, kubis brussel, kol, dan asparagus.

Rumsey menjelaskan, konsumsi sayuran pemicu gas justru akan menambah jumlah gas di dalam perut.

Hal tersebut membuat perut semakin kembung dan biasanya berakhir dengan banyak kentut untuk mengeluarkan gas.

4. Sindrom iritasi usus besar

Orang dengan sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) juga sebaiknya menghindari memakan sayuran.

IBS perlu menjalani diet rendah serat, sedangkan sayuran kaya akan serat. Dua hal bertolak belakang ini menjadi alasan mengapa orang dengan IBS tak bisa makan sayur.

IBS sendiri merupakan gangguan usus yang menyebabkan nyeri perut, gas, diare, dan sembelit.

Baca juga: 5 Buah yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Penderita Batu Ginjal, Termasuk Buah Tin

5. Gagal ginjal

Tak mengonsumsi sayur juga perlu dilakukan oleh orang dengan penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal.

Lebih tepatnya, larangan konsumsi sayur ini berlaku bagi sayuran tinggi potasium dan fosfor. Hal ini lantaran ginjal tidak mampu membersihkan unsur-unsur tersebut dari aliran darah.

Adapun daftar sayuran yang umumnya tak boleh dikonsumsi penderita gagal ginjal termasuk ubi jalar, kentang, asparagus, jamur, dan kubis brussel.

6. Heartburn

Jika menderita heartburn atau sensasi perih dan panas seperti terbakar di dada, sebaiknya hindari konsumsi sayuran asam seperti tomat.

Heartburn merupakan salah satu gejala dari naiknya asam lambung.

Saat asam lambung bertemu dengan sayuran asam, maka gejala ini akan semakin memburuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi