Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pelangi Selalu Melengkung Setengah Lingkaran? Ternyata Ini Sebabnya

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com
Pelangi terbentuk karena sifat cahaya yang dapat diuraikan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pelangi adalah fenomena indah yang muncul setelah adanya hujan.

Anda bisa melihat warna-warna indah ini di sebagian langit selepas hujan reda dan cuaca cukup cerah.

Terkadang pelangi membentuk lengkungan panjang yang sempurna, namun kadang-kadang pula, hanya terlihat seperti garis pendek yang melengkung kecil di langit. 

Lantas, mengapa pelangi selalu melengkung setengah lingkaran?

Baca juga: Fenomena Awan Berbentuk Mirip UFO di Turkiye, Begini Penjelasan Ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal terbentuknya pelangi

Dilansir dari scienceabc (08/7/2022), pelangi terbentuk dari pembiasan cahaya matahari oleh tetesan air hujan.

Dalam kondisi yang tepat, setiap tetesan air bertindak seperti sebuah prisma.

Hal ini berarti bahwa ketika seberkas sinar matahari mengenai tetesan, dua hal dapat terjadi, yakni cahaya akan melewatinya, atau akan membengkok, memantul dari permukaan, dan kemudian membelok lagi saat keluar hingga menyebarkan cahaya dengan tujuh warna.

Baca juga: Mengapa Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar China? Ini Alasannya


Kurva pelangi berbentuk lingkaran

Pelangi sebenarnya tidak berbentuk setengah lingkaran atau seperti busur.

Sebenarnya, pelangi berbentuk lingkaran utuh. Tetapi kita tidak dapat melihat bentuk utuhnya karena cakrawala memotong bagian bawahnya. 

Namun, jika Anda terbang cukup tinggi, tanpa gangguan apa pun, Anda akan dapat melihat pelangi dalam bentuk yang utuh.

Penampakan pelangi, akan tergantung di mana Anda berdiri.

Agar Anda dapat melihat pelangi dengan benar, Anda harus berdiri dengan matahari di belakang Anda dan dalam posisi rendah di langit. Jika matahari terlalu tinggi, Anda tidak akan melihat apapun.

Sinar matahari (atau segala bentuk cahaya) akan dipantulkan dari tetesan pada sudut 40-42 derajat.

Baca juga: Mengapa Tak Ada Warna Hitam dan Putih dalam Pelangi?

Fenomena langka

Dikutip dari Physics Van, pelangi disebut fenomena langka. Karena untuk bisa terjadi, kita membutuhkan hari hujan dan hari cerah pada saat yang bersamaan.

Matahari harus bersinar dari satu bagian langit, dan hujan di bagian lain langit, sebelum pelangi bisa muncul.

Semua sudut pada tetesan air harus tepat agar tetesan itu bisa mengirimkan sinar matahari kepada Anda yang berdiri di atas tanah.

Sinar matahari mengambil jalur yang rumit melalui setiap tetesan air. Muncul di sisi yang paling dekat dengan matahari, sinar akan melengkung atau membengkok karena indeks bias dalam air lebih besar daripada udara.

Efek ini sama dengan efek ketika Anda meletakkan pensil di dalam segelas air dan sebagian pensil menonjol di atas air. Dilihat dari sudut yang berbeda, pensil akan tampak patah di tempat pensil melintasi permukaan air.

Pembiasan membuat sinar matahari yang dipantulkan oleh air menjadi bengkok. Karena titik-titik air hujan yang memantulkan sinar matahari ada banyak, maka sinar matahari akan terus membengkok dan akhirnya membentuk lingkaran. 

Baca juga: Penyebab Terbentuknya Pelangi Merah

Dengan matahari di belakang Anda, hanya tetesan air yang memiliki sudut yang sama yang dibentuk oleh Anda, tetesan air, dan matahari (sudut ini kira-kira 42 derajat) yang akan menghasilkan pelangi.

Jika Anda pindah ke lokasi lain, tetesan baru diperlukan untuk membuat pelangi nampak di posisi baru Anda.

Inilah sebabnya, mengapa Anda tidak bisa pergi mencari ujung pelangi dan menemukan pot emas yang dijaga Leprechaun, seperti pada mitos tentang pelangi yang didongengkan dari abad ke abad. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi