Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dongeng Rakyat Rusia Mahakarya Leo Tolstoi

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Leo Tolstoi
Editor: Sandro Gatra

SATU di antara sekian banyak dongeng rakyat Rusia mahakarya Leo Tolstoi berkisah tentang sekelompok cendekiawan berhasrat mempelajari matahari secara organoleptik dengan mata masing-masing tajam memandang langsung ke arah matahari yang sedang bersinar tajam di siang hari.

Alhasil alih-alih mengerti apa sebenarnya matahari ternyata mata segenap cendekiawan itu menjadi buta akibat terlalu lama secara frontal memandang matahari.

Tanpa sadar ternyata saya juga melakukan perilaku yang sama dengan para cendekiawan khayalan Leo Tolstoi tersebut.

Akibat senang bermusik, maka saya sengaja ke Jerman untuk mempelajari musik secara akademis dengan harapan dapat lebih mengerti tentang apa yang disebut musik.

Akibat daya pikir saya memang dangkal dan ternyata musik luar biasa kompleks alhasil alih-alih mengerti apa yang disebut sebagai musik, malah saya makin tidak mengerti apa sebenarnya yang disebut sebagai musik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap kali mendengar musik, saya malah mengerahkan segenap energi lahir batin untuk fokus menganalisa musik yang saya dengar digarap dalam tangga nada apa, motif apa, birama apa, irama apa, gaya apa, dinamika apa, jenis apa, jaman apa, tujuan apa serta apa-apa lain-lainnya sehingga saya sudah kehabisan tenaga batin untuk menikmati keindahan musik yang saya sibuk analisa itu.

Tidak kapok gagal mengerti musik, saya malah menggagas humorologi demi mempelajari apa yang disebut sebagai humor dengan hasil sama gagalnya dalam mengerti apa yang disebut sebagai musik.

Akibat mempelajari berbagai macam lelucon maka saya sudah tidak bisa tertawa lagi tatkala mendengar atau membaca lelucon yang sebelumnya sudah saya kenal maka kehilangan daya kejut humoristisnya.

Setelah berhasil dalam gagal memahami humor saya mendirikan Pusat Studi Kelirumologi sebagai ikhtiar memahami apa yang disebut sebagai keliru dengan hasil tentu saja saya makin tidak mengerti tentang apa sebenarnya yang disebut sebagai keliru akibat saya tidak mampu lagi membedakan antara yang keliru dengan yang benar.

Kegagalan yang sama berlanjut ketika saya menggagas alasanologi demi memahami alasan, andaikatamoligi demi memahami keandaikataan, malumologi demi memahami bukan kemaluan tetapi rasa malu, angkamologi demi memahami angka, wayangomologi demi memahami wayang serta ologi-ologi lain-lainnya.

Dengan mendirikan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, upaya pembelajaran juga saya lakukan terhadap apa yang disebut sebagai kemanusiaan dengan hasil tak jauh beda dari kisah dongeng rakyat Rusia mahakarya Leo Tolstoi tentang membutanya mata para cendekiawan yang berikhtiar mempelajari matahari.

Makin berupaya saya mempelajari kemanusiaan makin tidak mengerti saya tentang apa sebenarnya yang disebut sebagai kemanusiaan itu sendiri.

Syukur Alhamdullilah sebelum mata sanubari saya sendiri buta seperti para cendekiawan terkisah di dalam dongeng rakyat Rusia kreasi Leo Tolstoi, saya tersadar bahwa tidak semua hal di antara bumi dan langit perlu dimengerti maknanya.

Ketimbang sibuk didefinisikan, sebenarnya banyak hal di antara bumi dan langit lebih perlu diwujudkan menjadi kenyataan yang bermanfaat nyata positif dan konstruktif bagi sesama manusia semisal musik, humor, keliru, malu, andaikata, angka, wayang dan lain sebagainya termasuk atau bahkan terutama kemanusiaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi