Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Menarik Nono, Juarai Kompetisi Sempoa Dunia hingga Menolak Hadiah Mobil

Baca di App
Lihat Foto
Dokumen Pemprov NTT
Nono saat tiba di kampung halamannya di Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan diarak teman-temannya
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Siswa kelas dua sekolah dasar (SD) asal Kupang, Nusa Tenggara Barat (NTT), Caesar Archangel Hendrik Meo Tnunay alias Nono (7) saat ini sedang menjadi topik pembicaraan hangat karena berhasil menyabet juara satu di kompetisi sempoa dunia.

Tak hanya itu saja, Nono juga mendapatkan banyak kekaguman lantaran menolak sejumlah hadiah seperti laptop dan mobil. 

Berikut beberapa fakta menarik Nono, si bocah inspiratif asal Kupang:

1. Menjuarai kompetisi sempoa dunia dan kalahkan 7.000 peserta

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (24/1/2023), Nono merupakan siswa kelas II SD Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, yang berhasil menorehkan prestasi hingga tingkat dunia.

Bocah kelahiran 2 April 2015 itu merupakan anak dari pasangan suami istri Raflim Meo Tnunai dan Nuryati Seran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nono berhasil menjadi juara Dunia Abacus Brain Gym (ABG) International Mathematics Competition setelah mengalahkan 7.000 peserta dari berbagai negara.

Baca juga: Kisah Rudi Hartono, Guru Honorer di Pedalaman yang Rela Seberangi Sungai dan Masuk Hutan untuk Mengajar


Sedangkan untuk juara kedua dan ketiga dalam kompetisi tersebut diraih peserta dari Qatar dan Amerika Serikat.

ABG International Mathematics Competition yang diikuti Nono merupakan ajang kompetisi matematika dan sempoa internasional yang diselenggarakan International Abacus Brain Gym.

Kompetisi ini diselenggarakan setiap tahun sejak Abacus Brain Gym didirikan pertama kali di Amerika oleh Juli Agustar pada 2003.

Abacus Brain Gym merupakan lembaga pendidikan informal yang memberikan pelatihan otak melalui metode sempoa.

Baca juga: Profil Christine Hakim, Aktris Indonesia yang Kembali Bersinar berkat The Last of Us

2. Berasal dari keluarga sederhana

Masih dari sumber yang sama, Nono diketahui merupakan anak yang lahir dari latar belakang keluarga yang sangat sederhana.

Sang ayah, Raflim Tnunai, bekerja sebagai tukang bangunan. Sedangkan ibunya, Nuryati Seran, bekerja sebagai guru kontrak di SD Inpres Buraen 2 sejak 2016.

Bersama sang ayah, ibu, dan dua kakaknya, mereka tinggal di rumah sederhana dengan fasilitas belajar seadanya.

Rumah mereka berjarak puluhan kilometer dari Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT.

Baca juga: Kisah Tragis Blanche Monnier, Dikurung Ibunya Selama 25 Tahun karena Cintanya Tak Direstui

3. Mengidolakan Elon Musk

Diberitakan Kompas.com (20/1/2023), saat ditemui sejumlah wartawan di sekolahnya, Kamis (19/1/2023), Nono mengaku sangat mengidolakan Elon Musk. Dia kerap melihat idolanya itu melalui tayangan di YouTube.

Nono mengatakan bahwa ia ingin seperti idolanya itu. Ia ingin menciptakan mobil, pesawat, kereta, dan kapal untuk membantu masyarakat.

"Saya ingin seperti Elon Musk, tapi saya bercita-cita ingin menjadi seorang tentara," kata Nono dengan polos di sekolahnya.

Baca juga: Rugi Rp 3.100 Triliun sejak 2021, Elon Musk Malah Dapat Rekor Dunia

4. Sudah aktif membaca sejak kecil

Masih dari sumber yang sama, Nuryati mengaku bahwa putra bungsunya itu sudah sangat aktif sejak kecil.

"Dia sejak kecil itu sangat aktif, suka lari sana-sini bermain dengan teman-teman," cerita Nuryati.

Ia juga menjelaskan jika sejak berusia satu tahun, Nono sudah aktif berbicara dengan lancar.
Kemudian, saat menginjak usia lima tahun dan bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Belia, Nono bahkan sudah bisa membaca.

Nono juga mengikuti kursus bahasa Inggris setiap minggu.

"Dia ini baru usia satu tahun sudah aktif berbicara. Saat masuk PAUD dia sangat pintar, bahkan minta untuk ikut kursus bahasa Inggris," ungkapnya.

Meski kondisi keuangan tak stabil, Nuryati dan suaminya tetap menuruti keinginan Nono untuk ikut kursus dan membeli buku bacaan.

"Nono ini rasa ingin tahu sangat tinggi jadi dia paksa kami harus ikut kursus. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup,"ujarnya.

Baca juga: Ramai soal Kartu Indonesia Pintar Disebut untuk Anak Pintar, Ini Penjelasan Kemendikbud

5. Menjadi tutor matematika teman-temannya

Tak hanya pintar, Nono juga memiliki hati yang dermawan. Hal ini diketahui saat Kepala SD Inpres Buraen II Petrus Kase mengatakan bahwa Nono di sekolah juga menjadi tutor pelajaran matematika bagi teman-temannya di kelas.

Petrus berharap, prestasi yang diraih Nono saat ini dapat menjadi motivasi bagi teman-temannya di sekolah untuk lebih giat belajar.

"Kami akan mempertahankan dan meningkatkan sehingga bukan hanya Nono saja, tapi ada Nono yang lain di SD Inpres Buraen II. Jadi, saya sebagai kepala sekolah bersama teman-teman guru akan menyusun strategi yang bagus sehingga meningkatkan cara-cara seperti ini," katanya.

Baca juga: Wout Weghorst, Pemain MU Anak Raja Minyak, Punya 3.100 SPBU di Eropa

6. Suka matematika sejak usia lima tahun

Dikutip Kompas.com (20/1/2023), Nuryati Seran mengisahkan awal mula mengapa putranya bisa tertarik belajar ilmu matematika itu.

"Anak saya ini suka belajar matematika sejak berumur lima tahun," katanya.

Nuryati mengatakan bahwa Nono terinspirasi dengan sosok ahli fisika dan matematika, Yohanes Surya. Bahkan beberapa buku tulisan ahli matematika itu pun 'dilahapnya'.

Awalnya, Nono mengambil buku kelas III. Pada bagian sampul buku tersebut, Nono menemukan gambar Yohanes Surya.

Melihat anaknya membaca buku itu, Nuryati lalu memberitahukan kalau Yohanes adalah pengajar ilmu matematika dan fisika yang andal.

Sejak saat itu, Nono langsung menunjukkan ketertarikannya dalam membaca buku-buku yang berisi materi matematika.

Baca juga: Tiba di Kampung Halaman, Nono Bocah Juara Sempo Dunia Disambut Tarian Adat dan Diarak

7. Tolak hadiah laptop hingga mobil

Nono diketahui juga sempat menolak beberapa hadiah yang diberikan kepadanya mulai dari laptop hingga mobil.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (28/1/2023), ibu kandung Nono, Nuryati Seran menjelaskan bahwa Nono menolak pemberian oto (mobil) dari sebuah Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk Nono.

Mereka juga sempat mengunjungi kantor pusat ATPM tersebut dan diterima oleh pimpinan perusahaan. Menurut Nuryati, Nono sempat diminta memilih mobil sebagai hadiah, namun putranya menolak.

"Tapi Nono tolak dan Nono bilang mau menciptakan kereta api cepat dan pesawat tercepat saja," ungkap Nuryati.

Karena menolak hadiah mobil, Nono pun diberi bonus oleh ATPM untuk menginap di hotel selama tiga hari dan berjalan-jalan keliling Jakarta. Nuryati dan putranya sempat mengunjungi beberapa tempat, salah satunya Monas.

Sebelumnya, sang ibu juga mengungkapkan bahwa Nono sempat menolak hadiah laptop dari Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Nono memilih mendapatkan beasiswa daripada menerima laptop dari sang menteri.

"Iya, Nono pilih beasiswa dan bola dari Pak Menteri," ungkap Nuryati.

(Sumber: Kompascom/Nirmala Maulana Achmad, Sigiranus Marutho Bere, | Editor: Dani Prabowo, Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi