Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memotong Rambut Kemaluan Dinilai Pamali, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock/Niran Phonruang
ilustrasi mencukur bulu kemaluan
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan warganet yang mengaku dilarang memotong rambut kemaluannya karena dinilai pamali, viral di media sosial.

Dalam unggahan ini, warganet itu menyebut sang ibu melarangnya potong rambut kemaluan sebelum menikah. Padahal, dia mengaku terganggu karena merasa gatal.

Lalu, benarkah rambut kemaluan tidak boleh dipotong?

Baca juga: Perlukah Mencukur Bulu Kemaluan? Begini Risikonya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan dokter

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Wawang Sukarya menyebutkan, memotong rambut kemaluan menurutnya tidak akan menyebabkan dampak apapun, termasuk jika dipotong pendek.

Wawang bahkan menganjurkan agar rambut kemaluan rutin dipotong secara berkala.

"Tapi jangan dikerok, misal pakai silet," ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (31/1/2023).

Ia melarang mencukur rambut kemaluan karena dapat berisiko tertular penyakit dan infeksi bila terluka.

Fungsi rambut kemaluan

Wawang juga menjelaskan bahwa rambut kemaluan memiliki berbagai fungsi penting bagi manusia yaitu menyaring kuman yang bisa masuk ke alat kelamin, pelembab alami sehingga mengurangi risiko lecet, serta sebagai rangsangan seksual.

Ia menyarankan agar setiap orang rajin membersihkan area kemaluan, termasuk rambut kemaluan.

"Tapi kalau tidak bersih, malah bisa jadi sarang kutu tertentu," terangnya.

Baca juga: Dokter Sarankan Tak Cukur Habis Rambut Kemaluan, Ini Manfaatnya

 

Cara membersihkan area kemaluan

Wawang menjelaskan lebih lanjut mengenai cara membersihkan area kemaluan, termasuk rambut kemaluan.

Ia menganjurkan agar kemaluan dibersihkan dengan sabun mandi yang mengandung antiseptik. Kandungan ini akan aman bagi area sensitif tersebut.

"Yang tidak merangsang kulit daerah sekitar kelamin," tambahnya.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi itu menyatakan, area kelamin harus rutin dibersihkan setiap mandi. Hal ini dilakukan untuk menjaga area kelamin yang lembab dan basah.

Kelembaban bagian sensitif ini disebabkan karena adanya produksi keringat pada area kelamin dan lipatan paha.

"Kalau tidak, bisa jadi daerah tumbuhnya bakteri, jamur, dan lain-lain," ungkap Wawang.

Selain itu, ia tidak menganjurkan perempuan untuk memakai celana dalam serta jins yang ketat dan tidak menyerap keringat. Sebab hal itu akan menimbulkan risiko infeksi dan keputihan pada kelamin.

"Selain itu sebaiknya mengganti celana dalam 2-3 kali sehari," jelasnya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengapa Vagina Punya bau Khas?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi