KOMPAS.com - Gempa bumi terdahsyat pernah mengguncang Chile selatan pada 22 Mei 1960.
Gempa itu terjadi selama 10 menit dan tanah berguncang sangat keras sehingga membuat orang-orang tak bisa mempertahankan keseimbangan pada kedua kakinya, terjadi retakan pada jalan, dan meruntuhkan bangunan-bangunan.
Gempa tersebut dinamai dengan Gempa Valdivia, berdasarkan kota yang paling dekat dengan pusat gempa yang terjadi.
Gempa ini berkekuatan 9,5 SR dan merupakan gempa terbesar yang pernah tercatat sebelum atau sesudahnya, dalam sejarah dunia.
Mungkinkah ada gempa lebih besar dari gempa Chile?
Baca juga: Analisis Gempa M 5,0 yang Mengguncang Melonguane Sulut 30 Januari 2023
Potensi gempa besar dunia
Dilansir dari Livescience, Senin (30/2/2023), ahli geosains mengatakan bahwa tetap ada kemungkinan gempa yang jauh lebih besar dari gempa yang pernah mengguncang Chile di tahun 1960 tersebut.
Namun, untuk bisa terjadi gempa yang lebih besar dari 9,5 SR, maka dibutuhkan bongkahan kerak yang sangat besar untuk pecah sekaligus sehingga menghasilkan pergerakan patahan yang sangat dalam dan luar biasa panjangnya.
Untungnya, tak banyak tempat di Bumi yang bisa membuat hal itu terjadi.
"Gempa dengan kekuatan 9,5 SR adalah gempa terbesar yang bisa dihadapi Bumi, sehingga skala 10 sangatlah tidak mungkin," ujar Wendy Bohon, ahli geologi gempa dan komunikator sains.
Patahan yang paling mampu menyebabkan gempa besar yang merusak adalah patahan yang tercelup di zona subduksi, kata Heidi Houston, seorang ahli geologi gempa di University of Southern California.
Lantas, bagaimana dengan di sini, berapa potensi gempa terbesar yang bisa terjadi di Indonesia?
Baca juga: Analisis BMKG Terkait Gempa M 4,0 Kabupaten Bandung, Penyebabnya Aktivitas Sesar Garsela
Analisis PVMBG
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Supartoyo mengatakan, salah satu penyebab Indonesia sering mengalami gempa bumi adalah karena Indonesia dikelilingi oleh sumber gempa.
"Jadi sumber-sumber Bumi yang ada di Indonesia termasuk sumber pembangkit tsunami atau tsunamigenik, itu terbentuk karena adanya interaksi empat lempeng besar yang ada di negara kita," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/1/2023).
Di Indonesia bagian barat ada lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Lalu di timur ada lempeng Pasifik dan lempeng Laut Filiphina.
Di Indonesia bagian timur juga banyak terdapat lempeng-lempeng dengan ukuran yang lebih kecil dan busur-busur kepulauan yang saling berinteraksi.
Jadi sumber gempa bumi bukan hanya di laut, namun juga di darat.
"Ya kalau sekarang banyak kejadian gempa bumi, ya mungkin memang saatnya harus dilepas untuk keseimbangan," ungkapnya.
Gempa bumi dapat menciptakan keseimbangan alam. Apabila energi yang menumpuk tidak dilepas, maka sekali dilepas akan menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan yang besar dan perlu diwaspadai.
Baca juga: Kembali Picu Gempa di Cianjur, Kenali Potensi Bahaya Sesar Cugenang
Potensi gempa terbesar di Indonesia
Supartoyo menjelaskan terkait kemungkinan gempa terbesar yang bisa terjadi di Indonesia, dilihat dari lokasi Indonesia sendiri yang berada di sumber gempa dan lempeng-lempeng tektonik.
"Setahu saya, kekuatan gempa bumi dengan skala paling besar itu 9,4 SR dan terjadi di Chile 1960 yang mengakibatkan tsunami. Kalau yang 10 SR itu hingga saat ini di Indonesia maupun di dunia belum pernah ada data yang mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan tersebut," ujarnya.
Di Indonesia, kejadian gempa bumi dengan kekuatan paling besar pernah terjadi di Aceh (2004) dengan kekuatan 9,1 SR yang mengakibatkan tsunami.
"Berdasarkan hitungan dari skenario gempa bumi yang dilihat dari luasnya zona megathrust, kemudian panjang suatu sesar, itu datanya ada di 9,1 hingga 9,2. Mudah-mudahan gempa dengan kekuatan 10 tidak terjadi di Indonesia," katanya.
Gempa bumi besar biasanya gempa bumi yang berasosiasi dengan zona tumbukan bagian atas yang disebut megathrust dengan kedalaman kurang dari 40 kilo. Namun jika lebih dari 40 kilo disebut Intraslab.
Potensi gempa bumi besar biasanya di megathrust, dan menghasilkan kekuatan lebih dari 8 SR.
Baca juga: Kembali Picu Gempa di Cianjur, Kenali Potensi Bahaya Sesar Cugenang
Potensi gempa megathrust
Diberitakan Kompas.com (05/3/2021), Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, wilayah Indonesia terletak pada bagian Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire).
Hal ini membuat Indonesia sangat rentan terhadap bencana terutama gempa dan tsunami.
Selain ancaman gempa besar yang diakibatkan oleh sumber gempa megathrust, masyarakat juga perlu mewaspadai sumber gempa sesar aktif.
"Pasalnya sesar aktif bersumber di daratan dan berdekatan dengan kawasan tempat tinggal masyarakat," katanya.
Dia melanjutkan, berdasarkan frekuensi kejadian gempa merusak, sesar aktif sebenarnya lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa dibandingkan megathrust.
"Megathrust sebenarnya relatif lebih jarang terjadi. Hanya saja sumber gempa megathrust mampu membangkitkan gempa dahsyat dengan magnitudo mencapai 8 atau bahkan 9," jelas dia.
Sementara sumber gempa sesar aktif, rata-rata hanya mampu memicu gempa paling tinggi magnitudo 7,5.
Gempa sesar aktif banyak berpusat di daratan, dekat perkotaan, dan bahkan tempat tinggal kita. Kalau gempa megathrust, sumbernya terletak di laut, sehingga dapat memicu terjadinya tsunami.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.