Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periksa Sebelum Terlambat, Ini Sederet Tes untuk Deteksi Kanker

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/siam.pukkato
Ilustrasi kanker payudara
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Hari Kanker Sedunia 2023 akan diperingati pada Sabtu, 4 Februari 2023 mendatang.

Tema Hari Kanker Sedunia 2023 adalah "Close the care gap" yang berarti upaya menutup semua kesenjangan pada penanggulangan kanker.

Peringatan Hari Kanker Sedunia tersebut dapat menjadi momen bagi siapa pun untuk mengingat kembali betapa pentingnya melakukan pemeriksaan kanker sedini mungkin.

Apa saja tes deteksi kanker yang perlu dilakukan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Kanker Sedunia 2023, Kenali 5 Tanda Awal yang Tak Boleh Diabaikan

1. Kanker payudara

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita kanker payudara atau tidak, maka bisa melakukan skrining mamografi.

Dikutip dari Cancer, skrining mamografi efektif mengurangi kematian karena mampu mendeteksi kanker pada mereka yang berusia 40 hingga 74 tahun sejak dini.

Dilansir dari Indonesia Cancer Care Comunity, screening mamografi merupakan pemeriksaan payudara menggunakan sinar X dosis rendah, sehingga bisa mendeteksi tumor atau kanker pada payudara, bahkan yang ukurannya sangat kecil.

Kebanyakan ahli merekomendasikan seorang wanita melakukan skrining saat usianya menginjak 50 tahun.

Pemeriksaan kanker payudara juga bisa diketahui dengan MRI Payudara.

Seseorang sebenarnya juga bisa melakukan pemeriksanaan payudara sendiri secara teratur.

Nantinya, ketika melakukan pemeriksaan sendiri dan menemukan benjolan atau perubahan yang tidak biasa, maka harus segera menghubungi medis untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia 2023: Link Twibbon dan Sejarah Peringatannya

2. Kanker serviks

Untuk mengetahui apakah Anda memiliki kanker serviks atau tidak, maka bisa melakukan skrining kanker serviks dengan cara tes human papillomavirus (HPV) dan Pap Smear.

Anda bisa melakukan salah satu tes tersebut atau mengkombinasikan keduanya jika ingin melakukan skrining.

Tes tersebut dapat mencegah penyakit karena bisa memungkinkan sel abnormal ditemukan dan diobati sebelum menjadi kanker.

Pengujian bisa dilakukan pada usia mulai 21 tahun hingga 65 tahun.

Baca juga: Bintik Merah di Payudara, Benarkah Tanda Penyakit Kanker?

3. Kanker kolorektal

Untuk skrining kanker kolorektal sejumlah tes yang bisa dilakukan, di antaranya kolonoskopi, sigmoidoskopi, dan tes feses.

Selain mampu mendeteksi kanker kolorektal, kolonoskopi dan sigmoidoskopi juga bisa membantu mencegah berkembangnya penyakit lain.

Pasalnya tes ini juga bisa menemukan pertumbuhan usus besar yang tidak normal.

Baca juga: Mengenal Sindrom Lynch, Pemicu Kanker yang Harus Diwaspadai

4. Kanker paru

Sebagaimana dikutip Kemenkes, hingga saat ini belum ada metode skrining yang sesuai bagi kanker paru secara umum.

Namun skrining paru direkomendasikan untuk deteksi terbatas pada kelompok pasien risiko tinggi seperti berusia lebih dari 40 tahun, merokok lebih dari 30 tahun dan berhenti merokok dalam kurun 15 tahun atau berusia lebih dari 50 tahun dengan riwayat merokok lebih dari 20 tahun.

Pemeriksaan kanker paru yang bisa dilakukan yakni pemeriksaan low-dose CT scan setiap tahun selama 3 tahun.

Namun, pemeriksaan ini tak bisa dilakukan pada pasien yang memiliki komorbid berat.

Baca juga: 9 Penyebab Kanker Tiroid yang Perlu Diketahui

5. Kanker ovarium

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita kanker ovarium, maka ada sejumlah tes yang bisa dilakukan.

Tes tersebut yakni tes darah untuk mengetahui ada tidaknya protein CA-125 yang menjadi penanda adanya kanker.

Sebagaimana dilansir dari laman Kemenkes, metode awal yang bisa digunakanyakni dengan cara USG perut yang dilanjutkan dengan CT Scan atau MRI.

Terdapat juga pemeriksaan biopsi di mana dokter akan mengambil sampel jaringan ovarium untuk diteliti di laboratorium.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi