Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Ini Cara Google Maps Mendeteksi Lalu Lintas Macet atau Tidak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Zulfikar
Ilustrasi cara mencari titik koordinat di Google Maps buat isi data alamat
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

 

KOMPAS.com - Bagi seseorang yang hobi jalan-jalan atau bekerja di layanan transportasi, aplikasi Google Maps mungkin akan sangat membantu.

Melalui layanan peta itu, seseorang bisa menuju ke suatu tempat tanpa perlu menghentikan kendaraan dan bertanya warga setempat.

Selain itu, Google Maps juga mampu memberikan alternatif rute yang lebih cepat dan informasi kondisi lalu lintas.

Rute hijau, kuning, dan merah yang digunakan Google Maps untuk menunjukkan lalu lintas yang lancar, bergerak lambat, atau padat sangat membantu pengguna jalan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana Google Maps bisa memberikan informasi itu?

Baca juga: Cerita HRD Google yang Dipecat Saat Interview Kandidat Karyawan


Baca juga: Mengenal Dabbawala, Jasa Kirim 200.000 Bekal Tanpa Google Maps dan Aplikasi, Sudah Ada sejak 1890

Sensor

Dikutip dari How Stuff Works, Google Maps mendasarkan tampilan lalu lintas dan rekomendasi rute yang lebih cepat pada dua jenis informasi yang berbeda.

Pertama, data historis tentang waktu rata-rata yang diperlukan untuk menempuh bagian jalan tertentu pada waktu dan hari tertentu.

Kedua, data real-time yang dikirim oleh oleh sensor dan ponsel yang melaporkan seberapa cepat mobil bergerak saat itu.

Versi awal Google Maps hanya mengandalkan data dari sensor lalu lintas, yang sebagian besar dipasang oleh badan transportasi pemerintah atau perusahaan swasta.

Teknologi radar, infra merah aktif atau radar laser, dan sensor, mampu mendeteksi ukuran dan kecepatan kendaraan yang lewat. Mereka kemudian secara nirkabel mengirimkan informasi tersebut ke server.

Data dari sensor ini dapat digunakan untuk memberikan pembaruan lalu lintas secara real-time.

Setelah terkumpul, informasi tersebut menjadi bagian dari kumpulan data historis yang digunakan untuk memprediksi volume lalu lintas di masa mendatang.

Namun, data tersebut sebagian besar terbatas pada jalan raya dan jalan utama, karena sensor biasanya dipasang hanya pada rute yang paling sering dilalui.

Baca juga: Pendiri Google Turun Gunung Lawan ChatGPT

Crowdsourcing

Mulai 2009, Google beralih ke crowdsourcing untuk meningkatkan keakuratan prediksi lalu lintasnya.

Saat pengguna ponsel Android mengaktifkan aplikasi Google Maps mereka dengan menyalakan GPS, ponsel mengirimkan kembali bit data secara anonim ke Google yang memberi tahu perusahaan seberapa cepat mobil mereka bergerak.

Google Maps terus menggabungkan data yang masuk dari semua mobil di jalan dan mengirimkannya kembali melalui garis berwarna pada lapisan lalu lintas.

Karena semakin banyak pengemudi yang menggunakan aplikasi ini, prediksi lalu lintas menjadi lebih andal karena Google Maps dapat melihat kecepatan rata-rata mobil yang berjalan di sepanjang rute yang sama.

Jika Google Maps tidak memiliki cukup data untuk memperkirakan arus lalu lintas untuk ruas jalan tertentu, ruas tersebut akan muncul dengan warna abu-abu pada lapisan lalu lintas.

Baca juga: Cara Melacak HP Android yang Hilang dengan Google Maps

Dengan mengakuisisi Waze pada tahun 2013, Google menambahkan elemen manusia ke dalam perhitungan lalu lintasnya.

Pengguna aplikasi Waze untuk melaporkan insiden lalu lintas termasuk kecelakaan, pelambatan, dan bahkan alat pengukur kecepatan.

Laporan waktu nyata ini muncul sebagai titik individual di Google Maps, dengan ikon kecil yang mewakili hal-hal seperti rambu konstruksi, mobil yang jatuh, atau kamera pengukur kecepatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi