KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pasuruan, Jawa Timur resmi berhenti beroperasi sejak Selasa (31/1/2023).
Pengumuman ini disampaikan melalui laman resmi Instagram BRIN Pasuruan.
"Tak terasa sudah 35 tahun kami berada di sisi teman² semua. Tumbuh bersama, mendewasa bersama. Dari generasi ke generasi. Sungguh perjalanan yang luar biasa. Hingga akhirnya hari perpisahan pun tiba," tulis akun BRIN Pasuruan pada Selasa.
"Kami pamit. Terima kasih sudah menemani sejauh ini," sambungnya.
Baca juga: Viral, Video Diduga Bintang Jatuh di Gunung Merapi, Ini Penjelasan BRIN
Baca juga: Video Viral, Kembali Ada Benda Bergerak di Langit Pekanbaru, Apakah Itu?
Tak mengetahui alasan pasti
Koordinator Laboratorium BRIN Pasuruan Dian Yudha Risdianto membenarkan kabar tersebut.
Ia menuturkan, pihaknya telah mendapat surat dari Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan pada 30 Desember 2022 untuk berhenti beroperasi pada 31 Januari 2023.
"Karena dilarang beraktivitas, otomatis kantor tidak beroperasi terkait peralatan dan layanan yang ada," kata Yudha saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/2/2023).
Kendati demikian, ia tidak mengetahui alasan di balik penutupan kantor tersebut.
Baca juga: Ramai soal Bintang Berjajar Melintas di Langit Gunung Semeru, Ini Kata BRIN
Dalam surat yang diterima BRIN Pasuruan, disebutkan bahwa kawasan itu akan menjadi Kawasan Kemitraan Eksternal (KKE).
"Sampai saat ini kami tidak paham apa yang dimaksud dengan KKE," jelas dia.
Yudha menjelaskan, informasi penutupan ini tidak dilakukan secara mendadak, tetapi sejak pertengahan 2022.
Namun, kantor BRIN Pasuruan masih tetap beroperasi karena memiliki kerja sama peralatan dan layanan laboratorium.
"Ibaratnya selama belum ada keputusan final, kita tetap operasional," katanya lagi.
Saat ini, para peneliti dan pegawai di laboratorium BRIN Pasuruan sudah berpencar sesuai dengan pilihan masing-masing.
Baca juga: Pimpinan DPR: Yang Disampaikan Komisi VII Harus Jadi Evaluasi di BRIN
Sorotan terhadap BRIN
Diketahui, penghentian layanan operasional BRIN Pasuruan ini terjadi di tengah sorotan pada induk lembaga penelitian tersebut.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, BRIN dikritik karena realisasi anggaran yang begitu tinggi sebagian besar digunakan untuk biaya kepegawaian.
"Dari awal kita sudah mengkritik bahwa keberpihakan postur anggaran BRIN pada riset negara kita masih minim sekali," ujar Wakil Ketua Komisi VII Maman Abdurrahman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Baca juga: Viral, Video Petir Menyambar Puncak Merapi, Ini Kata BRIN dan BPPTKG
Menurutnya, dari total Rp 6,38 triliun, Rp 4 triliun di antaranya dihabiskan untuk operasional belanja.
Atas dasar itu, ia mendorong agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit penggunaan dana BRIN sepanjang 2022.
Pihaknya juga mendesak agar Kepala BRIN Laksana Tri Handoko diganti, karena sudah bermasalah selama dua tahun.
Baca juga: Video Viral Ikan Lele Berbadan Tipis, Ini Penjelasan Peneliti BRIN