Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Hanya Ada 28 Hari di Bulan Februari?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
ilustrasi kalender bulan Februari
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Februari adalah bulan kedua dalam kalender Gregorian modern yang banyak digunakan saat ini.

Dibanding dengan sebelas bulan lainya, Februari memiliki jumlah hari yang paling sedikit, yakni 28 hari dan 29 hari pada tahun kabisat.

Pada tahun 2020 lalu, bulan Februari memiliki jumlahnya 29 hari. Kemudian pada 2021 dan tahun ini, bulan Februari memiliki 28 hari. Sementara, setiap bulan selain Februari berisi setidaknya 30 hari.

Baca juga: Mengapa Pelangi Selalu Melengkung Setengah Lingkaran? Ternyata Ini Sebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, mengapa bulan Februari memiliki jumlah hari paling sedikit?

Dilansir dari Britannica, berikut adalah sejarah singkat mengapa bulan Februari hanya memiliki 28 hari.

Akibat mitos Romawi kuno

Leluhur tertua kalender Gregorian, yakni kalender Romawi pertama, memiliki perbedaan struktur yang mencolok dari varian selanjutnya. Kalender tersebut tidak terdiri dari 12 bulan, melainkan hanya memiliki 10 bulan.

Kalender Romawi pertama memiliki total 304 hari, dengan rincian 6 bulan masing-masing memiliki 30 hari dan 4 bulan yang memiliki jumlah 31 hari.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Kucing Tidak Suka Air

Namun, raja Romawi Numa Pompilius ingin menghindari angka genap dalam kalendernya, karena takhayul Romawi pada saat itu menyatakan bahwa angka genap adalah sial.

Dia mengurangi satu hari dari masing-masing bulan yang terdiri dari 30 hari untuk menjadikannya 29. Sehingga jumlah hari dalam setahun kalender Romawi adalah 298 hari.

Tahun lunar terdiri dari 355 hari yang sebenarnya adalah 354.367 hari. Menyebutnya 354 hari akan membuatnya menjadi tahun sial.

Artinya, dari 298 hari dalam tahun kalender Romawi, tersisa 56 hari untuk bisa menyamai jumlah hari pada tahun lunar.

Baca juga: Mengapa Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar China? Ini Alasannya

Penambahan bulan Januari dan Februari

Demi menyelaraskan kalender Romawi dengan dengan tahun lunar, raja Romawi Numa Pompilius menambahkan Januari dan Februari sehingga menjadi 12 bulan.

Namun, untuk menghasilkan jumlah hari ganjil dalam satu tahun, setidaknya 1 dari 12 bulan harus mengandung jumlah hari yang genap.

Ini karena fakta matematis sederhana di mana ketika menjumlahkan total hari dalam satu tahun, dari 12 bulan yang memiliki jumlah hari ganjil, akan menghasilkan angka atau jumlah genap.

Baca juga: Twibbon Tahun Baru 2022 dan Alasan Tahun Baru Dimulai 1 Januari

Numa ingin menjadikan total jumlah hari dalam satu tahun kalendernya menjadi ganjil. Sehingga ia memilih bulan Februari sebagai bulan sial yang sebelumnya memiliki jumlah hari 29 menjadi 28 hari.

Pada bulan Februari juga merupakan bulan yang akan menjadi waktu ritual Romawi untuk menghormati orang mati.

Saat ini, kalender Gregorian yang banyak digunakan di dunia sudah mendapatkan sejumlah perubahan dari kalender Romawi masa raja Numa Pompilius.

Perubahan tersebut mencakup pemendekan Februari pada interval tertentu, penambahan bulan kabisat, dan hari kabisat modern.

Baca juga: Mengapa Bulan Terkadang Bisa Terlihat di Siang Hari?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Data Kerugian Konflik Rusia-Ukraina per 24 Februari 2022-24 Maret 2022

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi