KOMPAS.com - Arkeolog dari University of Pennsylvania menemukan situs bersejarah kedai berusia hampir 5.000 tahun di Irak Selatan.
Kedai yang berasal dari tahun 2.700 sebelum masehi (SM) itu terungkap dari sebuah penggalian di stus bersejarah di Lagash, Irak.
Lagash adalah kota kuno yang terletak di sebelah barat laut pertemuan sungai Efrat dan Tigris, di sebelah timur Uruk, dan sekitar 22 kilometer sebelah timur kota Ash Shatrah, Irak atau masuk wilayah Kerajaan Mesopotamia.
Baca juga: Mengapa Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar China? Ini Alasannya
Masih ditemukan sisa makanan sejak 5.000 tahun
Situs bersejarah itu ditemukan arkeolog usai menggali tanah sedalam hampir setengah meter.
Kedai minum itu terbagi menjadi ruang makan terbuka yang dilengkapi dengan bangku dan oven yang disebut zeer. Bahkan, ditemukan juga sisa makanan kuno yang tersimpan.
Dilansir dari CNN, sisa makanan itu tersimpan di dalam oven yang menyerap kelembapan dan mampu menjaga agar makanan tetap dingin. Oven ini bekerja menyerupai lemari es kuno.
Sisa makanan itu berupa olahan ikan yang terletak di di dalam mangkuk berbentuk kerucut.
"Saya pikir fitur pertama yang ditampilan adalah oven yang sangat besar ini benar-benar indah," terang Reed Goodman seorang arkeolog dari University of Pennsylvania.
Temuan kedai minum tersebut menambah wawasan tentang kehidupan orang-orang yang tinggal di lingkungan perkotaan non-elit di Asia Barat Daya sekitar 2.700 SM.
Baca juga: Mengapa Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar China? Ini Alasannya
Ditemukan di kota tertua
Kedai minum bersejarah itu ditemukan oleh para arkeolog di Lagash, situs arkeologi seluas 1.000 hektar yang menjadi pusat industri selama periode Dinasti Awal.
Para peneliti berpendapat bahwa Lagas adalah salah satu kota tertua di seluruh Mesopotamia Selatan.
Dilansir dari Smithsonian, para peneliti telah menggali Lagash sejak 2019 lalu. Namun, situs tersebut sudah ada sejak 1930-an.
Selama empat tahun terakhir, para peneliti menggunakan serangkaian teknik berteknologi tinggi untuk memahami situs tersebut, termasuk menangkap citra drone dan melakukan analisis magnetometri.
Mereka juga telah mengumpulkan dan mempelajari sampel sedimen dari kedalaman 80 kaki di bawah permukaan untuk memahami evolusi geologis dan geofisika situs tersebut selama bertahun-tahun.
Saat menggali permukaan tanah dengan kedalaman 19 inchi guna menemukan situs kedai minuman ini, para arkeolog menggunakan teknik yang melibatkan penggalian bagian horizontal tipis satu per satu.
Baca juga: 7 Makanan dan Minuman Tertua yang Pernah Ditemukan Arkeolog
Tunjukkan kondisi ekonomi
Temuan kedai minum bersejarah itu menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat di Lagash. Menurut para peneliti, penduduk masyarakat Lagash saat itu berada di kelas menangah kuno.
Mereka tidak diorganisir hanya menjadi elit dan orang yang diperbudak.
"Fakta bahwa Anda memiliki tempat berkumpul umum di mana orang dapat duduk dan minum segelas sup ikan, mereka tidak bekerja di bawah tirani raja," kata Goodman.
"Di sana, sudah ada sesuatu yang memberi kita sejarah kota yang jauh lebih berwarna," imbuhnya.
Selain kedai minum, para peneliti juga pernah menemukan beberapa peninggalan bersejarah lainnya, seperti tembikar lengkap dengan enam tempat pembakaran keramik, bangku, dan meja.
Para peneliti juga menemukan rumah tinggal yang berisi toilet serta dapur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.