KOMPAS.com - Unggahan foto tentang tangkapan layar komentar yang membahas tentang efek jamur tahi sapi ramai di media sosial.
Unggahan itu diposting dalam akun Twitter ini, Jumat (3/2/2023).
Tampak dalam unggahan itu berisi tangkapan layar warganet yang menyebutkan efek jamur tahi sapi tersebut.
"Buat yg pernah mam jamur taik sapi ceritain dong efek sampingnya kek gini," tulis pengunggah.
Baca juga: 5 Jamur Paling Mematikan di Dunia, Apa Saja?
Baca juga: 6 Fitur Tersembunyi di Twitter yang Layak Dicoba
Hingga Minggu (5/2/2023) pagi, unggahan itu telah dilihat sebanyak 20 ribu dan disukai 142 pengguna twit.
Beberapa warganet sempat berkomentar terkait dengan efek jamur tersebut.
"Temenku halusinasinya langsung ambil wudhu terus sholat di mushola wkwkw habis itu masuk RS, mulutnya sempet berbusa juga," tulis akun ini.
"Menurut gw ini real semua sih. gua study tour ke bali ( pasti taulah jualan disana kayak jualan kacang). makan 1 bungkus 1 bungkus sama 4 temen harganya 150 rb , makan mentah eh lama lama parno ngeliat tato orang bule semuanya jadi kaya uler terus muka mereka semua meleleh," kata akun ini.
"Dulu perna nemu di kebun, dibawa pulang dan dimasak bareng mie rebus dan gw makan sampe habis. Ntah kenapa waktu itu rasanya haus bgt, dan pengen kelapa muda (kebetulan di rumah lagi ada). Pas gw pegang kelapanya perlahan lahan jadi gede segede planet, gw tereak2 kirain kiamat," ungkap akun ini.
Baca juga: INFOGRAFIK: Cara Daftar Rehabilitasi Gratis di BNN
Lantas, benarkah hal itu?
Penjelasan BNN
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Jeffry Tuapattimain mengatakan, jamur tahi sapi yang memiliki nama ilmiah Psilosibin ini termasuk dalam Narkotika Golongan I.
“Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, jamur tahi sapi atau Psilosibin dimasukkan dalam golongan I Narkotika yang berarti pengguna dilarang mengonsumsi dan bisa dipidana," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/2/2023).
Narkotika Golongan I dalam Undang-Undang Narkotika No 35 Tahun 2009 setara dengan morfin dan ganja.
"Penyalahgunaan serta pengedar jamur ini dapat dijerat hukum," katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DI Yogyakarta Budiharso menegaskan akan melakukan pengawasan terhadap penyalahgunaan magic mushroom di wilayahnya. Sebab semua zat yang mengandung narkotika dilarang.
"Semua zat yang mengandung narkotika dilarang, termasuk magic mushroom. Namun memang tidak semua mushroom atau jamur itu beracun," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (8/9/2014).
Baca juga: Apa Itu Jamur Cordyceps yang Muncul di Serial The Last of Us?
Efek halusinasi dari jamur tahi sapi
Dilansir dari Verywellmind, Psilosibin adalah bahan kimia halusinogen pada jamur tertentu yang tumbuh di Eropa, Amerika Selatan, Meksiko, dan Amerika Serikat.
Jamur yang mengandung Psilosibin dikenal sebagai jamur ajaib.
Jamur ajaib sebagai obat halusinogen, artinya dapat menyebabkan Anda melihat, mendengar, dan merasakan sensasi yang tampak nyata tetapi sebenarnya tidak.
Baca juga: Serba-serbi Jamur, Manfaat Kesehatan dan Cara Aman Mengonsumsinya
Namun, efek jamur ini sangat bervariasi dan diyakini dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Sejumlah faktor mempengaruhi efek jamur ajaib, antara lain dosis, usia, berat badan, kepribadian, keadaan emosi, lingkungan, dan riwayat penyakit mental.
Sementara jamur psilocybe sering dicari untuk kesenangan yang damai, jamur telah dilaporkan menyebabkan kecemasan, halusinasi yang menakutkan, paranoia, dan kebingungan pada beberapa orang.
Baca juga: Mengenal Jamur Geastrum Saccatum, Dikenal karena Bentuknya yang Unik
Manfaat psilosibin dari segi medis
Pada 2018, peneliti dari Universitas Johns Hopkins merekomendasikan klasifikasi ulang Psilosibin dari narkotika golongan I ke IV untuk memungkinkan penggunaan medis.
Para peneliti di Johns Hopkins menemukan bahwa Psilosibin adalah pengobatan yang efektif untuk depresi dan kecanduan nikotin dan alkohol, serta gangguan penggunaan zat lainnya.
Studi juga menunjukkan bahwa jamur ajaib ini efektif untuk menghilangkan tekanan emosional orang dengan diagnosis kanker yang mengancam jiwa.
Baca juga: 5 Fakta Penyakit Jamur Hitam: Dari Penyebab, Gejala, hingga Cara Mencegahnya
Pusat Penelitian Psikedelik dan Kesadaran di Johns Hopkins juga meneliti bagaimana psikedelik memengaruhi berbagai kondisi seperti:
- Penyakit alzheimer
- Anoreksia nervosa
- Kecanduan opioid
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
- Sindrom penyakit Lyme pasca perawatan
Meskipun badan medis tidak menganggap Psilosibin adiktif, pengguna mungkin mengalami halusinasi, kecemasan, dan kepanikan yang mengganggu setelah mengonsumsi obat tersebut.
Baca juga: Apa Saja Kandungan Gizi pada Jamur Tiram, Adakah Manfaatnya untuk Kesehatan?
Bagaimana itu bekerja
Masih dari sumber yang sama, Psilosibin bekerja dengan mengaktifkan reseptor serotonin, paling sering di korteks prefrontal. Bagian otak ini memengaruhi suasana hati, kognisi, dan persepsi.
Halusinogen juga bekerja di bagian otak lain yang mengatur rangsangan dan respons panik.
Psilocybin tidak selalu menyebabkan halusinasi visual atau pendengaran aktif.
Sebaliknya, itu mendistorsi bagaimana beberapa orang yang menggunakan narkoba memandang obyek dan orang-orang yang sudah ada di lingkungan mereka.
Jumlah obat yang dikonsumsi seseorang, pengalaman masa lalunya, dan harapannya tentang bagaimana pengalaman itu akan terbentuk, semuanya dapat memengaruhi efek Psilosibin.
Efek halusinogen Psilosibin biasanya terjadi dalam 30 menit setelah seseorang menelannya dan bertahan 4-6 jam.
Pada beberapa individu, perubahan persepsi sensorik dan pola pikir dapat berlangsung selama beberapa hari.
Baca juga: Apa Itu Jamur Hitam? Kenali Gejala, Bahaya, hingga Penanganannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.