Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kereta PT KAI yang Tidak Diharapkan Beroperasi

Baca di App
Lihat Foto
Tangkap Layar Instagram @kai121_
Ilustrasi Kereta Penolong (warna kombinasi kuning, merah, putih, dan abu-abu).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - PT KAI mengoperasikan banyak kereta berbagai kelas setiap harinya. 

Namun dari sekian banyak kereta di bawah PT Kereta Api Indonesia (KAI), ternyata ada satu kereta yang tidak diharapkan beroperasi.

Kereta tersebut adalah kereta penolong yang digunakan ketika situasi-situasi genting, seperti terjadi bencana alam, kecelakaan, atau menolong korban.

Sebab jika kereta pnolong ini beroperasi maka artinya ada suatu musibah yang terjadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Video Viral, Petugas Bekuk Terduga Pencuri Laptop di Stasiun Manggarai, KAI Commuter: Diserahkan ke Polda Metro Jaya

Keberadaan kereta ini diketahui setelah KAI mengunggah video singkat di akun Instagram resminya @kai121_ pada Sabtu (4/2/2023).

"Emang ada Min, kereta yang nggak diharapkan banget buat beroperasi? Kenapa Min? Karena kalau kereta ini keluar dari 'garasinya', berarti ada kondisi darurat yang mengganggu perjalanan KA," tulis KAI.

Lantas, apa itu kereta penolong, sejarah, dan fasilitas di dalamnya?

Baca juga: Ramai soal Penumpang KRL Disebut Bawa Banyak Barang Ditaruh di Bangku, KAI Commuter: Tempat Duduk Bukan untuk Barang

Mengenal kereta penolong PT KAI

KAI menjelaskan bahwa fungsi dari kereta penolong adalah melakukan evakuasi kereta, seperti gerbong dan lokomotif, ketika mengalami gangguan dalam perjalanan.

Kereta penolong seperti diperlihatkan KAI di Instagram adalah generasi terbaru yang diluncurkan 15 Maret 2019.

Produksi kereta itu dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta menggunakan metode alih fungsi dari kereta rel diesel (KRD).

Dengan begitu kereta penolong tidak perlu ditarik lokomotif dan dapat mencapai lokasi kejadian secara lebih cepat.

 

Terdiri dari dua bagian

Kepada Kompas.com, Minggu (5/2/2023), VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan bahwa kereta penolong terdiri dari dua bagian.

Setiap bagian mempunyai fungsi ketika terjadi kecelakaan kereta dan untuk menolong korban.

Pada kereta penolong satu berisi alat dan digunakan untuk mengevakuasi sarana kereta jika terjadi bencana alam, seperti longsor.

Kereta tersebut juga diterjunkan untuk mengevakuasi sarana KA ketika terjadi peristiwa luar biasa jebat, yakni terguling, anjlok, atau kecelakaan lainnya.

"Fasilitas evakuasi tersebut antara lain tabung pemadam (APAR), tangga barang atau luncuran, tangga orang, alat pengelasan untuk memotong besi, fasilitas alat ungkit dan alat berat untuk kasus KA yang anjlok," jelas Joni.

Sementara itu, kereta penolong dua difungsikan sebagai ruang perawatan korban.

Kereta penolong dua terdiri dari ruang kru medis, ruang obat, dan ruang tindakan untuk operasi ringan dan sebagainya.

Ada pula ruang resusitasi untuk memberikan pertolongan pertama bagi korban yang mengalami henti napas.

"Ada juga ruang pasien, gudang alat kesehatan, dan toilet. Kereta Penolong ini dalam operasionalnya tidak dipisahkan, namun saat proses evakuasi antara Kereta Penolong 1 dan 2 bisa dipisahkan," jelas Joni.

Baca juga: 4 dari 10 Gerbong KRL yang Anjlok di Pelintasan Ciputat Ditarik Kereta Penolong

Keistimewaan kereta penolong

Joni menjelaskan, PT KAI mempunyai 57 kereta penolong yang tersebar di setiap wilayah kerja, baik di Jawa maupun Sumatera.

Ada beberapa kereta penolong yang dimiliki oleh KAI, yakni kereta penolong bikinan Balai Yasa Yogyakarta, kereta penolong yang ditarik lokomotif, dan kereta penolong dengan tambahan crane dan ditarik menggunakan lokomotif.

Khusus untuk kereta penolong produksi Balai Yasa Yogyakarta, kereta ini dibuat sejak Juli 2018 dan telah melalui uji statis dan dinamis.

Kereta penolong lantas mulai dioperasikan pada tanggal 15 Maret 2019 di Stasiun Bandung.

Joni menjelaskan, keunggulan dari kereta tersebut adalah mempunyai tenaga penggerak sendiri.

"Sebab pembuatannya menggunakan metode alih fungsi dari KRD (kereta rel diesel). Karena kereta tersebut tidak perlu ditarik lokomotif, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi kejadian bisa diminimalisasi," kata Joni.

Baca juga: Ramai soal Tiket Kereta Promo Imlek Hangus dan Uang Tak Kembali, Ini Penjelasan KAI

Di sisi lain, kereta penolong mempunyai beberapa macam kecepatan, mulai dari 60-90 km/ jam.

Kecepatan ditentukan oleh jenis bogie, tahun pembuatan, lintas jalur rel dan pendukung lainnya.

"Keberadaan kereta penolong tersebut yg di siagakan di seluruh wilayah kerja KAI adalah salah satu wujud dari komitmen KAI untuk menjaga, mengantisipasi skaligus melakukan penanganan yag sesegera mungkin," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi