Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal Acara Resepsi 1 Abad NU dan Alasan Digelar Selama 24 Jam

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf di Menara Kompas, Jakarta, Senin (30/1/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) akan digelar pada Selasa (7/2/2023) di Stadion Gelora Delta Sidoarja, Jawa Timur.

Acara tersebut dijadwalkan akan berlangsung selama 24 jam, dimulai pada pukul 00.01 WIB hingga pukul 23.59 WIB.

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Najib Azca mengatakan, puncak acara yang berlangsung selama 24 jam ini ditujukan untuk mengakomodasi beragamnya segmentasi warga NU.

Acara digelar 24 jam

Misalnya, warga NU yang menggemari tarikat atau spiritual bisa mengikuti acara pukul 00.00-04.00 WIB yakni pembacaan Manaqib.

"Ada cucunya Syeikh Abdul Qodir Jaelani yang memimpin, jadi segmentasi jemaah nahdliyin yang selama ini fokusnya pada isu spiritual, tarekat bisa ikut acara ini," kata Najib kepada Kompas.com, Senin (6/1/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Puncak Resepsi 1 Abad NU, GKI Sidoarjo Buka Tempat Istirahat untuk Nahdliyin, Sediakan Makanan dan Minuman Gratis

Selain itu, acara yang digelar seharian penuh ini juga merupakan stratagi untuk mengatur arus massa.

Sebab berdasarkan data yang diterima PBNU, jumlah peserta yang tercatat lebih dari satu juta orang.

"Jadi Kalau satu juta dipecah dalam 24 jam kan tidak terlalu crowded. Tapi kalau acara hanya 5 jam kan repot," jelas dia.

Jadwal acara Respesi Puncak Satu Abad NU

Berikut rangkaian acara Respesi Puncak Satu Abad NU:

Baca juga: Simak, Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Resepsi Puncak 1 Abad NU di GOR Sidoarjo

 

Tema peringatan Respesi Puncak Satu Abad NU

Respesi Puncak Satu Abad NU mengusung tema "Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru".

Pada satu abad NU ini, Najib berharap bahwa organisasi Islam terbesar di dunia ini menjadi digdaya, seperti tema yang diusung.

"Gus Ketum seringkali menjelaskan, digdaya itu bukan hanya berdaya, tapi memiliki kemampuan besar untuk memberikan kontribusi," jelas dia.

Kontribusi ini bisa kepada warga NU, umat Islam, warga Indonesia, bahkan kemanusiaan atau global.

Selain itu, ia juga berharap agar peringatan satu abad NU ini menjadi momen kebangkitan baru setelah berdiri selama 100 tahun.

"Memasuki abad kedua ini kan memerlukan konteks atau cara2 yang baru, karena problem Indonesia pada 1926 dengan NU seakrang kan berbeda," ujarnya.

"Sehingga kebangkitan baru ini diharapkan dengan cara-cara baru, inovasi baru, tapi karakter nahdliyah-nya tetap, Aswaja-nya tetap," sambungnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi