Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemuda di India, Pingsan Saat Ujian karena Gugup Berada di Antara Peserta Wanita

Baca di App
Lihat Foto
ilustrasi ujian sekolah, kuliah. (Shutterstock)
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Seorang siswa jatuh pingsan di ruang ujian setelah mengetahui dirinya merupakan satu-satunya pria di antara 500 murid perempuan di distrik Nalanda Bihar, India.

Siswa tersebut bernama Manish Shankar Prasad (17) yang sedang menempuh ujian matematika di Brilliant Convent School, Simdargarh.

Dikutip dari Gulf Today, pihak keluarga mengatakan bahwa Prasad adalah satu-satunya siswa laki-laki di pusat ujian.

Ketika Prasad melihat dirinya berada di antara sejumlah besar siswi perempuan, ia menjadi gugup dan pingsan di lantai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak sekolah kemudian membawanya ke rumah sakit kota itu untuk mendapatkan perawatan.

Prasad akhirnya kembali sadar setelah beberapa jam di rumah sakit.

Baca juga: Kisah Viral, Wanita Bangladesh Seberangi Sungai Penuh Buaya demi Nikahi Pacar yang Dikenal via Facebook

Kerabat lain menyalahkan Dewan Menengah Bihar karena memberinya pusat ujian yang didedikasikan untuk murid perempuan.

"Ada lebih dari 500 siswa perempuan di pusat ujian. Administrasi sekolah telah memberikan tempat duduk kepada keponakan saya di aula utama sekolah yang dikelilingi oleh sejumlah besar perempuan," kata bibi Prasad.

"Prasad gagal menangani situasi. Setelah melihat sejumlah besar gadis-gadis di ruangan, ia jatuh pingsan," sambungnya.

Menurutnya, Prasad sempat mengalami sakit kepala dan demam karena rasa gugup.

Dikutip dari India Times, ia juga sangat gugup sehingga hampir tidak bisa berbicara ketika diwawancarai mengenai apa yang terjadi selama ujian.

Baca juga: Kisah Nenek SAI, Laporkan Pencabulan yang Menimpa Cucunya, Kini Dilaporkan Balik Pelaku

Pihak keluarga dan penduduk setempat pun menyalahkan pihak berwenang atas kesalahan tersebut.

Administrasi sekolah mengklaim, Prasad mungkin telah menyebutkan jenis kelaminnya sebagai 'perempuan' secara tidak sengaja saat mengisi formulir.  

Karena itu, ia ditempatkan di pusat ujian dengan peserta perempuan.

"Atau ketika anak laki-laki itu melihat jenis kelaminnya disebutkan perempuan di kartu ujiannya, seharusnya dia segera memperbaikinya," kata Shashi Bhushan Prasad, kepala sekolah di pusat ujian.

"Waktu yang cukup, 20 hari, diberikan kepada siswa untuk melakukan koreksi di kartu ujiannya," lanjutnya.

Menurutnya, insiden ini merupakan kecerobohan, baik dilakukan oleh siswa, wali, maupun sekolah saat pengisian formulir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi