Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dejavu Persoalan Minyak Goreng di Awal Tahun...

Baca di App
Lihat Foto
Dokumentasi Kementerian Perdagangan
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat rapat kerja perdananya dengan Komisi VI DPR RI, memperkenalkan Minyak Goreng Kita yang akan diluncurkan esok hari (6/7/2022).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Persoalan minyak goreng kembali muncul di awal tahun.

Kali ini, masyarakat kesulitan mendapatkan Minyakita, produk minyak goreng subsidi dari pemerintah.

Kelangkaan ini membuat harga Minyakita lebih mahal dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan, yakni Rp 14.000.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Minyakita dan Cara Mendapatkannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah minyak goreng tersebut seakan mengulangi krisis tahun lalu, ketika warga mengeluhkan kelangkaan dan lonjakan harga.

Bahkan harga minyak goreng saat itu hampir naik dua kali lipat dibandingkan biasanya.

Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi minyak goreng, stoknya pun tiba-tiba "lenyap" di sebagian besar gerai modern.

Bedanya, kelangkaan kali ini hanya ada pada produk Minyakita.

Baca juga: Minyakita Langka di Pasaran, Mendag Salahkan Warga dan Implementasi B35


Baca juga: Sederet Tugas Luhut, dari Urus Minyak Goreng hingga Tiket Candi Borobudur

Lantas, mengapa persoalan minyak goreng kerap muncul di awal tahun?

Siklus persoalan minyak goreng

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri menuturkan, faktor penyebab siklus persoalan minyak goreng di awal tahun adalah turunnya ekspor.

Penurunan ekspor ini pada akhirnya memengaruhi penyaluran minyak di pasar domestik (DMO).

"Yang siklus di awal tahun turun itu ekspornya, sehingga mempengaruhi penyaluran DMO-nya juga," kata Kasan kepada Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: Profil 3 Perusahaan Sawit Swasta yang Terjerat Kasus Ekspor Minyak Goreng

Menurutnya hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi global di negara tujuan ekspor sawit.

Khusus untuk tahun ini, Kasan menyebut tingginya minat masyarakat terhadap Minyakita juga berpengaruh.

"Minyakita sudah diminati masyarakat, karena harga yang murah dengan kualitas yang baik, sama dengan premium," ujarnya.

"Pembeli yang biasanya beli minyak premium beralih membeli Minyakita," sambungnya.

Baca juga: Anomali Minyak Goreng di Negara Produsen Sawit Terbesar di Dunia

Pasokan minyak goreng

Diberitakan sebelumnya, pemerintah akan membekukan sebagian hak ekspor yang dimiliki eksportir minyak sawit mentah akibat adanya kenaikan pasar domestik.

Artinya, sebagian jatah ekspor akan ditunda realisasinya untuk mengatasi perosalan ini.

Bagi para pengusaha, pemerintah juga akan meningkatkan insentif ekspor agar pasokan minyak goreng di Indonesia tetap terjaga.

Pemerintah juga memastikan akan menaikkan DMO sebesar 50 persen hingga Lebaran.

"Kami menyepakati peningkatan pasokan DMO oleh produsen minyak goreng sebanyak 50 persen hingga memasuki masa Lebaran nanti," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (6/2/2023).

Baca juga: Lin Che Wei, Ekonom dan Penasihat Menteri yang Jadi Tersangka Kasus Ekspor CPO Minyak Goreng

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Asal Mula Minyak Goreng

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi