Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keluarga Palestina, Melarikan Diri dari Perang di Gaza, Tewas dalam Gempa Turkiye

Baca di App
Lihat Foto
AFP/OMAR HAJ KADOUR
Warga dan penyelamat mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa Suriah di desa Besnaya, provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak di perbatasan dengan Turkiye, 6 Februari 2022.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Wedad tak kuasa menahan air mata ketika menerima kabar kematian keluarga anaknya, Abdel-Karim Abu Jalhoum (50) akibat gempa.

Abu Jalhoum melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Gaza menuju Turkiye dua belas tahun lalu. Keamanan dan masa depan keluarganya menjadi alasan di balik keputusannya.

Namun, gempa besar pada Senin (6/2/2023) yang menghancurkan perbatasan Turkiye-Suriah membunuhnya dan seluruh keluarganya.

Baca juga: Cerita Kesaksian WNI Korban Gempa Turkiye, Wisata yang Menyisakan Trauma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di rumah keluarga besarnya di Gaza, Wedad berdoa agar jenazah mereka dapat dikembalikan ke rumah untuk dimakamkan.

"Saya tidak melihat putra saya, atau anak-anaknya selama 12 tahun," kata Wedad, ibu yang menangis, berpakaian hitam dan dikelilingi tetangga, dikutip dari Reuters.

"Saya ingin anak-anak saya, saya ingin melihat mereka dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka," sambungnya.

Baca juga: Nasib Penanganan Gempa di Suriah, Alat Usang dan Sulit Menerima Bantuan karena Sanksi


Penghormatan terakhir

Para kerabat dan tetangga telah memadati rumah keluarga Wedad untuk memberi penghormatan kepada mendiang Abu Jalhoum.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, Abu Jalhoum, istrinya Fatima (33), dan empat anak mereka termasuk di antara 70 warga Palestina yang ditemukan tewas.

"Saudaraku pergi ke Turkiye untuk mencari kehidupan yang lebih baik, jauh dari perang dan blokade di Gaza," Ramzy (50) saudara laki-laki Abu Jalhoum.

Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?

Abu Jalhoum sebelumnya bekerja sebagai sopir taksi di Gaza untuk menghidupi keluarganya yang sedang tumbuh dan pergi ke Turkiye pada 2010.

Di sana, ia bekerja di sebuah pabrik kayu di Antakya. Fatima beserta anak-anaknya kemudian menyusul Abu Jalhoum ke negara itu.

Di Antakya, Abu Jalhoum dan keluarganya menjalani hidup yang jauh lebih menjanjikan. Bahkan, enam bulan lalu mereka pindah ke apartemen baru.

Keempat anaknya masing-masing bernama Noura (16), Bara (11), Kenzi (9), dan Muhammad (3) yang lahir di Turkiye.

Baca juga: Mengenal Ramallah, Kota Pusat Pemerintahan Palestina

Usai gempa Turkiye

Beberapa jam setelah gempa, keluarga besarnya di Gaza berusaha mati-matian untuk menghubungi dan mencari informasi tentang kondisi Abu Jalhoum.

Pada Selasa (7/2/2023), mereka mengenali keluarga Abu Jalhoum dalam sebuah foto yang memperlihatkan mereka terkubur tak bernyawa di bawah reruntuhan.

Dalam foto tersebut, Abu Jalhoum terlihat memeluk anak-anaknya dan berusaha melindungi mereka dengan tubuhnya sendiri.

Baca juga: Sejarah Jalur Gaza, Kota Strategis yang Diperebutkan

Tidak ada angka pasti jumlah orang Palestina yang tinggal di Turkiye.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak warga Palestina, khususnya Gaza memilih pindah ke negara itu.

Mereka lari dari wilayah padat penduduk yang telah sering menyaksikan perang dan menyebabkan kehancuran ekonomi.

Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat, mengatakan telah mengirim misi penyelamatan ke daerah yang terkena dampak gempa.

Baca juga: Menilik Konflik Palestina-Israel Kala Ramadhan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gempa Besar Turkiye-Suriah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi