KOMPAS.com - Twitter dan TikTok diduga diblokir setelah gempa Turkiye pada 6 Februari 2023 lalu.
Sejumlah ahli meyakini, pemblokiran ini terkait dengan upaya sensor dari pemerintah.
Netblocks, organisasi pemantau keamanan siber dan internet global mengatakan, pembatasan akses internet dilakukan bertahap dari berbagai provider.
"Batasan itu konsisten dengan bentuk penyensoran yang dikenal di negara ini," kata Direktur NetBlocks Alp Toker, dikutip dari WashingtonPost.
Meski demikian, akses Twitter mulai dipulihkan pada Kamis pagi.
Dikutip dari Bloomberg, NetBlocks menyebut, pembatasan tersebut telah dimulai sejak Rabu (8/2/2023) sore.
Baca juga: Gempa M 5,4 Guncang Jayapura, Bangunan Rusak hingga 4 Orang Meninggal
Baca juga: Cerita Bocah 7 Tahun Lindungi Adiknya dari Puing-puing Bangunan akibat Gempa di Suriah
Pemerintah dituduh melakukan pemblokiran
Warganet Turkiye berusaha mengakses Twitter menggunakan server internet proxy agar tetap terhubung ke Twitter.
Hal itu juga yang diimbaukan oleh Ketua Partai Oposisi Turkiye, Kemal Kilicdarogly.
Melalui unggahan Twitternya, ia meminta masyarakat memakai VPN. Ia juga menuduh pemerintah sengaja melakukan pemblokiran ini.
Turkiye dikenal telah melakukan beberapa kali pemblokiran media sosial di masa lalu.
Sebelumnya Hal itu dilakukan untuk memutus akses saat operasi militer lintas batas maupun ketika ada serangan teror.
Sementara itu, Wakil Presiden Turkiye Fuat Oktay membantah pemerintah melakukan pemblokiran setelah terjadinya gempa.
Dirinya menyebut, yang terjadi sebenarnya adalah karena masalah teknis, sehingga pemadaman dilakukan.
"Situs media sosial lainnya tersedia," kata dia.
Pemerintah Turkiye sendiri tak memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai hal ini.
Wakil Menteri dan Infrastruktur Turkiye Omer Fatih Sayan mengingatkan bahwa Twitter harus bertanggung jawab secara hukum mencegah penyebaran disinformasi yang bisa menimbulkan kepanikan dan kekacauan.
Baca juga: Curhatan Elon Musk Setelah Jadi Bos Twitter, Sakit Pinggang hingga Kerja 120 Jam Sepekan
Respons Twitter dan TikTok
Sementara, pihak TikTok menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyelidiki laporan adanya pemadaman di Turkiye.
"Kami berharap akses dipulihkan secepat mungkin karena platform seperti TikTok tetap menjadi cara penting untuk tetap berhubungan selama krisis," kata TikTok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.