Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Feline Panleukopenia pada Kucing yang Bisa Sebabkan Kematian

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Linh Nguyen
Ilustrasi kucing sakit
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Hati-hati, apabila kucing peliharaan mengalami gejala lesu, muntah, hingga diare yang parah.

Bisa jadi kucing peliharaan terinfeksi penyakit yang berbahaya, Feline Panleukopenia.

Penyakit ini saking berbahayanya disebut dapat mengakibatkan kucing meninggal.

Lantas, apa itu penyakit feline panleukopenia pada kucing?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Si Strawberry, Kucing yang Selamat dari Amukan Gempa Turkiye

Apa itu feline panleukopenia?

Feline panleukopenia adalah penyakit menular pada kucing yang disebabkan oleh virus feline parvovirus atau FPV.

Dikutip dari Avma, parvovirus menginfeksi dan membunuh sel-sel yang tumbuh dan dapat membelah dengan cepat.

Sel-sel yang terinfeksi adalah sel-sel yang berada pada sumsum tulang, usus, dan janin yang sedang berkembang.

Feline Panleukopenia dikenal juga dengan sebutan Feline Distemper.

Dikutip dari PetMD, penyakit ini merupakan penyakit yang sangat menular dan juga bisa mengancam jiwa kucing.

Virus ini ketika menginfeksi bisa menekan produksi semua sel darah putih yang ada di sum-sum tulang belakang.

Padahal, sel darah putih sangat penting digunakan untuk melawan infeksi. Tanpanya, kucing rentan menyebarkan virus.

Pada akhirnya kucing menjadi mudah mengalami diare, turun nafsu makan hingga muntah.

Jika hal tersebut dibiarkan, maka kucing bisa dehidrasi, sekaligus munculnya infeksi sekunder.

Virus kemudian bisa menyebar dengan cepat hingga berakibat fatal termasuk kematian.

Baca juga: Kucing Ternyata Pernah Menghilang dari Amerika Utara Selama 7 Juta Tahun, Kok Bisa?

Penularan feline panleukopenia

Virus FPV dapat dengan mudah ditemukan di berbagai tempat dan dapat hidup selama bertahun-tahun.

Adapun virus bisa bertahan hidup di lingkungan di mana ia terbawa pada sepatu, kaki, tempat tidur, kotak pasir dan sebagainya.

Virus ini bisa bertahan meskipun sudah digunakan didisinfektan menggunakan yodium dan alkohol.

Masa inkubasi virus berlangsung dua hingga tujuh hari setelah kucing bersentuhan dengan virus.

Virus bisa masuk melalui hidung dan mulut kucing.

Baca juga: 4 Tips Mengenalkan Kucing ke Teman Baru agar Tidak Bertengkar

Gejala feline panleukopenia

Gejala kucing yang terkena Feline Panleukopenia, di antaranya:

  • Kelesuan
  • Depresi
  • Muntah
  • Diare
  • Perut yang sakit (saat disentuh atau mungkin tampak tegang dan buncit tanpa menyentuh)
  • Dehidrasi
  • Penurunan berat badan
  • Bulu kasar atau tidak terawat
  • Demam
  • Nafsu makan berkurang hingga tidak ada
  • Pingsan (dalam kasus yang parah)
  • Memar pada kulit atau gusi (dalam kasus yang parah)

Jika penyakit ini sampai mengenai anak kucing di masa awal kehamilan, maka bisa menyebabkan keguguran.

Anak kucing yang berada di dalam rahim saat kehamilan tahap terakhir juga berisiko mengalami hipoplasia sereblar saat lahir.

Kondisi ini adalah pembentukan otak yang tidak sempurna, sehingga mempengaruhi keseimbangan dan gerakan.

Pada akhirnya, kucing bisa mengalami tremor dan susah untuk berdiri.

Baca juga: Benarkah Semua Kucing Oranye Pasti Jantan?

Pengobatan feline panleukopenia

Anak kucing yang terinfeksi kurang dari delapan minggu biasanya kondisinya akan memburuk.

Namun, jika pada kucing yang lebih tua, maka ada peluang besar untuk bertahan hidup asalkan perawatannya memadai.

Tak ada obat khusus untuk membunuh virus, tetapi bisa dibantu dengan perawatan dan pengobatan intensif untuk mendukung tubuh kucing mendapatkan kekebalannya sendiri.

Jika tak ada perawatan intensif pada kucing, maka 90 persen kasus kucing akan mati.

Perawatan berfokus pada perbaikan dehidrasi, nutrisi dan pencegahan infeksi sekunder.

Peluang kucing hidup makin meningkat jika ia bertahan selama lima hari. Selain itu, ingat selalu untuk melakukan isolasi agar kucing tak tertular.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi