KOMPAS.com - Gelang haji biasa digunakan oleh para jemaah asal Indonesia ketika musim haji tiba.
Dilansir dari laman kemenag.go.id, gelang tersebut juga menjadi kekhasan untuk jemaah haji asal Indonesia.
Gelang yang digunakan jemaah haji asal Indonesia dan berbahan logam tersebut menyimpan banyak informasi.
Pada gelang buatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia memiliki lambang bendera merah putih dan tulisan arab yang artinya Jemaah Haji Indonesia.
Selain itu, ada keterangan sebagai jemaah kloter atau pun nonkloter.
Terdapat pula keterangan nomor paspor dan nama jemaah yang ditulis langsung di logam dengan cara digrafir atau diukir.
Baca juga: Kapan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Dibuka? Ini Kata Kemenag
Baca juga: Viral, Kisah Warganet Nikah Gratis di KUA, Kemenag: Memang Sedang Tren
Sudah ada sejak lama
Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M Noer Alya Fitra mengatakan, gelang identitas sudah ada sejak lama.
Negara lain, kata dia, tidak ada yang menggunakan gelang logam.
"Gelang yang dipakai jamaah itu berisi identitasnya. Karena kita ketahui kebanyakan jemaah kita dari daerah dan pelosok, sehingga untuk memegang dokumen selain yang menempel didirinya itu bisa jadi hilang, lupa, atau terselip," ujarnya.
Dijelaskan Nafit, panggilan akrabnya, gelang jemaah haji terbuat dari logam agar tetap awet walaupun terkena air, cahaya, dan kepanasan.
Sehingga, gelang tetap dipakai dan jemaah lebih mudah dikenali.
"Contoh jemaah meninggal karena mungkin suatu hal itu, kita gampang menganalisisnya dengan melihat gelangnya. Digelang itu tercantum nama, nomor paspor, nomor kloter dan bendera Indonesia," ungkapnya.
Baca juga: Ramai soal Usulan Kenaikan Biaya Haji di Indonesia, Kemenag Buka Suara
Bisa mengunci
Pemerintah Arab Saudi mudah mengenali jemaah dengan melihat nomor paspor di gelang.
Nomor tersebut bisa langsung dicek dalam sistem mereka dan akan langsung keluar nama jemaah yang bersangkutan.
Nafit menuturkan, gelang dibuat dengan sistem bisa mengunci, agar tidak bisa lepas dari tangan jemaah saat terjadi hal-hal darurat.
Hal tersebut belajar dari kejadian di Mina pada 2015 di mana banyak korban yang gelangnya terlepas dan sulit diidentifikasi.
"Maka setelah tahun 2016 dibuat gelang yang lebih baik, yang ada kuncinya. Diberi pengait untuk lebih menjamin gelang itu tidak lepas ketika ada guncangan-guncangan dan sebagainya," pungkasnya.
Baca juga: Apakah Mixue Sudah Dapat Sertifikat Halal? Ini Kata MUI dan Kemenag
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.