Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Litla Dimun, Pulau Terpencil Tak Dihuni Manusia yang Bertudung Awan

Baca di App
Lihat Foto
Flickr/SPUMADOR
Dalam cuaca cerah, Pulau Litla Dimun selalu bertudung awan istimewa.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Di Kepulauan Faroe, ada satu pulau kecil yang istimewa karena disebut memiliki awan pribadi.

Jika hari tengah cerah, pulau kecil yang berbentuk kerucut itu akan ditutupi tudung berupa gumpalan awan yang menyerupai topi.

Nama pulau kecil itu adalah Litla Dimun, yaitu pulau terkecil dari gugusan 18 pulau yang ada di Kepulaan Faroe.

Kepulauan Faroe sendiri adalah sekelompok pulau kecil-kecil yang terletak di Samudra Atlantik, tepatnya 320 kilometer utara-barat laut Skotlandia, sekitar 580 kilometer dari Norwegia dan sekitar 430 kilometer dari Islandia. 

Baca juga: Mercusuar Paling Terpencil di Dunia, Pernah Membuat Penjaga Gila akibat Tersiksa Sepi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis awan di Litla Dimun

Dilansir dari Atlas Obscura, awan pribadi milik Litla Dimun adalah awan lentikular. Awan stasioner ini biasanya terbentuk di atas puncak gunung atau daratan menonjol lainnya.

Awan lentikular adalah awan gelombang orografik yang terbentuk ketika udara stabil dan angin bertiup melintasi bukit dan pegunungan dari arah yang sama atau serupa dari ketinggian yang berbeda melalui troposfer.

Disebut lentikular karena awan ini memang berbentuk mirip lensa.

Awan ini akan melayang tepat di puncak pulau Litla Dimun, kadang-kadang tumpah ke tanah hijau saat udara di laut sangat dingin.

Ahli meteorologi Jesse Ferrell mengatakan kepada AccuWeather bahwa awan lentikular terbentuk ketika udara bergerak di atas pegunungan, dan bersuhu cukup dingin untuk kemudian terjadi kondensasi.

“Awan lentikular berbeda dari awan lain karena ia tidak bergerak. Mereka terus-menerus direformasi di lokasi yang sama oleh udara baru yang naik ke atas gunung, memadatkan dan menghasilkan awan,” ujar Ferrell.

Karena sifatnya yang menetap dan tidak bergerak, beberapa orang mengira awan ini sebagai UFO.

Baca juga: Rumah Tersepi di Dunia Akhirnya Laku, Pembeli Menikmati Potongan Surga di Setiap Senjanya

Apakah Litla Dimun dihuni manusia? 

Masih dari sumber yang sama, dari gugusan pulau di Faroe, hanya Litla Dimun daratan kecil yang tak pernah dihuni oleh manusia hingga kini.

Meski begitu, selama berabad-abad, tetap ada manusia yang rutin mengunjungi pulau itu untuk merawat binatang yang menguasai Litla Dimun, yaitu domba-domba.

Hingga pertengahan abad ke-19, domba Litla Dimun menguasai pulau yang berdinding cukup terjal tersebut.

Masyarakat setempat meyakini mitos bahwa domba liar berekor pendek berwarna hitam ini adalah keturunan hewan yang dibawa ke daerah tersebut selama era Neolitikum. Sayang, perburuan liar membuat domba langka itu mulai punah di tahun 1800-an.

Sebelumnya, para peternak akan menyambangi Litla Dimun, memanjat tebingnya yang licin, dan mengumpulkan domba untuk dibawa kembali ke pulau utama.

Sedangkan dilansir dari Amusing Planet, sepertiga selatan pulau berupa tebing terjal yang ditumbuhi berbagai macam vegetasi. Tinggi tebing mencapai 414 meter (1.358 kaki).

Manusia kuno tak mudah mencapai pulau tersebut.

Untuk bisa mencapai Litla Dimun dan mencari domba, harus dilakukan dalam cuaca yang sangat cerah.

Tebing sendiri juga dapat didaki dengan bantuan tali yang dipasang oleh pemilik domba.

Baca juga: Kisah Rumah Terpencil di Dunia di Pantai Selatan Islandia

Menarik banyak wisatawan

Pulau terpencil yang punya topi awan lentikular ini menarik banyak minat wisatawan.

Namun disebutkan dalam Atlas Obscura, tak semua orang bisa mendaki tebing Litla Dimun karena sangat curam dan berbahaya.

Dan manusia hanya bisa mendekati pulau itu ketika cuaca sangat sempurna, cerah tanpa gangguan cuaca apapun.

Sehingga para wisatawan yang jatuh cinta pada pulau terpencil ini biasanya disarankan agar cukup mengaguminya dari kejauhan saja, dari desa Hvalba dan Sandvík yang ada di pulau Suduroy.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi