KOMPAS.com - Gempa yang mengguncang Turkiye pada 6 Februari 2023 lalu memakan banyak korban.
Berdasarkan data terbaru hingga Selasa (14/2/2023), jumlah korban meninggal yang ditemukan mencapai 40.000 orang.
Dikutip dari Al Jazeera, jumlah korban gempa ini berasal dari Turkiye maupun Suriah.
Jumlah tersebut terdiri dari 35.418 korban tewas dari Turkiye dan 5.800 orang lebih tewas dari Suriah.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyampaikan, gempa ini adalah bencana alam terburuk dalam satu abad terakhir di wilayah Eropa.
Baca juga: Korban Gempa Turkiye: Keluarga Saya Masih Tertimbun, tapi Petugas Penyelamat Sudah Pergi
Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, 41.232 Orang Tewas, Bentrokan Pecah
Korban selamat bertambah dan bantuan berdatangan
Pada Selasa lalu, kru penyelamat dari Turki kembali berhasil menggali dan menyelamatkan 9 orang yang terjebak di puing-puing.
Jumlah ini memantik harapan baru korban lain yang masih bisa selamat.
Salah satu korban yang selamat setelah 198 jam berada di bawah puing-puing bangunan adalah Muhammad Cafer Cetin (18).
Para korban selamat yang baru ditemukan, kemudian semuanya dibawa ke rumah sakit.
Berbagai bantuan internasional saat ini telah mulai berdatangan ke Turkiye.
Sebuah pesawat bantuan dari Saudi juga telah datang dengan membawa 35 ton makanan dan bantuan lainnya.
Sementara itu, diberitakan NYTimes, bencana di Turki membuat Presiden Suriah Bashar al-Assad menyetujui membuka kembali perbatasan Turki ke Suriah untuk masuknya bantuan ke daerah terdampak.
Ini adalah momen pertama kalinya setelah terjadinya perang saudara di negara itu sekitar 12 tahun lamanya.
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan seruan permohonan bantuan kemanusiaan senilai 397 juta dolar AS untuk Suriah yang akan mencakup jangka waktu 3 bulan.
Permohonan serupa juga akan diumumkan untuk Turki.
PBB sejauh ini telah mengeluarkan 50 juta dolar AS dari dana daruratnya untuk penanganan gempa.
Baca juga: Dua WNI Meninggal Akibat Gempa Turkiye, Pemerintah Akan Bahas Soal Santunan Kematian
Banyak kontraktor ditangkap
Akibat bencana di Turkiye yang mengakibatkan banyak korban tewas, pihak berwenang meningkatkan penyelidikan terhadap para kontraktor di negara itu.
Mereka menyelidiki 163 orang yang dianggap berhubungan dengan runtuhnya bangunan setelah gempa.
Delapan dari orang yang diselidiki ini ditangkap. Sedangkan 48 lainnya masih dalam penahanan sementara.
Menteri Kehakiman Turkiye Bekir Bozdag mengatakan, sulitnya melakukan penyelidikan.
Pasalnya kata dia bangunan yang ambruk memiliki usia bangunan yang berbeda-beda.
Beberapa bangunan berusia 30 tahun. Beberapa lainnya lebih tua hingga 20 tahun. Ada juga yang baru dibangun belakangan.
Baca juga: Gelombang Kedua Bantuan Indonesia untuk Gempa Turkiye Sudah Tiba
"Audit tunduk pada evaluasi informasi ini, dan jaksa penuntut umum kami melakukan penyelidikan untuk menentukan siapa yang terlibat dalam konstruksi ini," kata dia.
Salah satu kontraktor yang ditahan adalah Yavuz Karakus. Ia mengklaim, tidak mengetahui bagaimana gedungnya bisa runtuh.
“Hati nurani saya bersih. Saya membangun 44 rumah. Empat dari mereka jatuh. Saya melakukan semuanya sesuai dengan aturan," kata Yavuz dikutip dari CNN.