Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Meninggalnya Ketua Yayasan Sioux Ular karena Digigit King Cobra

Baca di App
Lihat Foto
Cavan Images
King cobra (Ophiophagus hannah), salah satu ular paling mematikan di dunia.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat Purwanto meninggal dunia pada Selasa (14/2/2023) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, akibat digigit ular King Cobra.

Pembina Yayasan Sioux Ular Indonesia Edwin Firdiansyah menjelaskan kronologi meninggalnya Aji Rachmat.

Menurutnya, Aji digigit ular King Cobra saat sedang mengisi acara basic training muscle (BTM) di Banjarmasin pada Minggu (12/2/2023).

Pihaknya pun langsung membawa Aji ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia menuturkan, pengurus yayasan hingga anggota Sioux telah berusaha maksimal untuk menangani Aji.

Namun, Aji mengembuskan nafas terakhir pada 14 Februari 2023.

Baca juga: Digigit King Cobra, Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Meninggal Dunia


"Beliau ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala meninggalkan kita semua pada 14 Februari 2023 dini hari waktu setempat," kata Erwin, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

"Pengurus yayasan, rekan-rekan muscle (anggota Sioux), kolega dan jejaring lain telah berusaha sekuat tenaga membantu keluarga dalam proses penanganan kondisi beliau, baik secara personal maupun organisasi melalui berbagai macam cara dan upaya," sambungnya.

Seperti diketahui, ular King Cobra termasuk ular paling berbisa ketiga di dunia, berdasarkan catatan Live Science.

Penglihatan King Cobra yang mengesankan memungkinkannya untuk melihat orang yang bergerak dari jarak hampir 100 meter.

Saat terancam, King Cobra akan menggunakan tulang rusuk dan otot khusus di lehernya untuk melebarkan "tudung" atau kulit di sekitar kepalanya.

Ular ini juga dapat mengangkat kepalanya dari tanah sekitar sepertiga dari panjang tubuhnya.

Hal mematikan dari King Cobra bukan pada potensi racunnya, melainkan jumlah yang dialirkan ke tubuh korban.

Baca juga: Mengapa King Cobra Punya Banyak Racun yang Mematikan?

Setiap gigitan menghasilkan sekitar 7 mililiter (sekitar 0,24 ons cairan) racun, dan ular ini cenderung menyerang dengan tiga atau empat gigitan dengan cepat.

Bahkan satu gigitan saja dapat membunuh manusia dalam 15 menit dan seekor gajah dewasa hanya dalam beberapa jam.

Sayangnya, pembuatan antivenom menghadapi tantangan besar di seluruh dunia.

Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sangat sedikit negara yang memiliki kapasitas untuk memproduksi bisa ular dengan kualitas yang memadai untuk pembuatan antivenom

Banyak produsen mengandalkan sumber komersial umum.

Kombinasi berbagai faktor ini telah menyebabkan krisis saat ini. Data yang buruk tentang jumlah dan jenis gigitan ular telah menyebabkan kesulitan dalam memperkirakan kebutuhan.

Selain itu, kebijakan distribusi yang kurang memadai telah menyebabkan produsen mengurangi atau menghentikan produksi atau menaikkan harga antibisa ular.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi