Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kemacetan di Satu Titik Tanpa Penyebab Jelas, Pengamat: Berkaitan dengan Etika

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun twitter @txtdrjkt
Video kemacetan di satu titik di ruas jalan tol.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Video yang menampilkan kemacetan di satu titik di ruas jalan tol tanpa penyebab jelas, viral di media sosial Twitter.

Video pendek berdurasi 19 detik itu diunggah oleh akun ini pada Senin (13/2/2023).

"Ya kenapa ya," tulis pengunggah.

Dalam video tersebut, kemacetan lalu lintas hanya terjadi di satu titik saja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara lalu lintas kendaraan yang berada beberapa meter dari titik kemacetan tersebut terpantau berjalan normal.

Tidak jelas apa penyebab kemacetan tersebut. Sebab, tidak ada lampu merah ataupun kecelakaan yang terjadi.

Hingga Rabu (15/2/2023) malam, video pendek tersebut telah dikomentari hingga 535 warganet, dibagikan kepada 2.380 akun, dan disukai hingga 8.308 pengguna Twitter.

Baca juga: Ternyata, Ini Cara Google Maps Mendeteksi Lalu Lintas Macet atau Tidak


Disebut fenomena phantom traffic

Salah seorang warganet berkomentar di unggahan video tersebut.

Menurut warganet ini, fenomena kemacetan di ruas jalan tol yang terjadi di satu titik tanpa diketahui penyebabnya disebut sebagai phantom traffic.

"Ini namanya phantom traffic. Sempet ada video2 viral jelasin ini dulu.

Arus kendaraan & kemacetan adl kombinasi fenomena kayak aliran air, sebaran informasi, dan rambatan panas. Dalam hal ini, ada informasi ttg kecepatan yg ‘dialirkan’ dari mobil depan ke mobil blkg," terang akun ini

Lantas, apa yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di satu titik tanpa diketahui penyebab pastinya itu?

Baca juga: Gadaikan Motor untuk Urai Macet 16 Jam, Babinsa Azmiadi Dipanggil Jenderal Dudung

Penjelasan pengamat transportasi

Menurut pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna, kemacetan di satu titik tanpa diketahui penyebab pastinya itu berkaitan dengan masalah etika berkendara.

"Masalahnya terletak tentang etika atau tata perilaku warga di jalan tol," terangnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (15/2/2023).

Yayat berkata, para pengendara tidak memahami bagaimana mengatur kecepatan yang seharusnya.

"Sehingga fenomena itu sering terjadi karena banyak warga enggak sadar bahwa jika melambatkan kecepatan akan berdampak pada pelambatan perjalanan," jelas Yayat.

Di sisi lain, Yayat menyampaikan bahwa fenomena kemacetan di satu titik itu bisa juga disebut sebagai phantom traffic.

"Bisa saja (disebut phantom traffic), ada ruang kosong yang tidak dipahami," ucapnya.

Baca juga: Viral, Video Siswa SMP Buka Jalur Damkar yang Kena Macet di Bogor Tuai Pujian Petugas

Dilansir dari Science ABC, phantom traffic adalah perlambatan lalu lintas yang terjadi tanpa alasan yang jelas.

Misalnya, tidak ada kecelakaan, pengemudi yang sembrono, atau konstruksi yang memaksa pengemudi untuk mengerem.

Fenomena phantom traffic kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu pengemudi yang teledor dan menginjak rem secara tiba-tiba.

Atau, bisa saja pengereman terjadi karena adanya gangguan tipuan cahaya di ruas jalan tol yang lurus.

Ketika pengemudi menginjak remnya, secara otomatis hal itu akan diikuti oleh pengemudi mobil di belakangnya.

Jika pengereman dilakukan lebih parah hingga mobil berhenti total, hal itu akan membuat efek kemacetan juga semakin parah.

Untuk menghindari kemungkinan tersebut terjadi, Anda bisa mengurangi jarak dengan mobil di depan Anda.

Selain itu, terapkan etika mengemudi yang baik, seperti tidak menghabiskan waktu memeriksa kaca spion, serta menentukan jarak yang tepat dengan mobil yang ada di depan dan belakang Anda.

Saat mengerem, lakukan pengereman dengan lembut dan singkat untuk memberikan jarak aman bagi pengemudi di belakang Anda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi