Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gejala Usus Tidak Sehat, Picu Iritasi Kulit hingg Berat Badan Naik

Baca di App
Lihat Foto
Via Wikipedia.org
Ilustrasi usus besar yang memiliki fungsi penting, sehingga perlu menjaga kesehatannya.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Usus adalah organ yang mempunyai fungsi untuk mencerna makanan dan mengeluarkan limbah dari tubuh melalui anus.

Kesehatan usus dapat dijaga dengan mengonsumsi makanan yang tinggi probiotik, mengurangi konsumsi pemanis, dan mengontrol stres.

Tetapi, usus yang kondisinya telanjur tidak sehat seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman, begah, bahkan sakit pada perut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya itu, usus yang tidak sehat juga menimbulkan gejala-gejala lain yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut daftarnya.

Baca juga: Konsumsi di Pagi Hari, Ini 5 Minuman yang Bisa Menyehatkan Usus

1. Merasa cemas dan depresi

Dilansir dari Everyday Health, orang yang merasa cemas dan depresi kemungkinan mengalami gangguan pada usus mereka.

Penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Psychiatry pada Mei 2018 memperlihatkan bahwa mikroba usus dapat memengaruhi sistem endokrin, sistem kekebalan tubuh, dan sistem saraf.

Namun kondisi tersebut dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen probiotik supaya gejala depresi berkurang.

Suplemen probiotik sebaiknya dikonsumsi ketika kesehatan usus terganggu untuk memperbaiki suasana hati.

Cara lain yang bisa dicoba untuk meningkatkan kesehatan usus adalah menjalani diet Mediterania supaya menambah jumlah mikrobioma.

Orang juga dapat mengasup asam lemak omega 3 dari ikan atau mikroalga supaya meningkatkan mikrobioma usus sekaligus mengurangi gejala depresi.

Baca juga:

2. Intoleransi makanan

Intoleransi makanan dengan alergi makanan mempunyai pengertian yang berbeda menurut proses terjadi dan dampaknya,

Alergi makanan dapat diartikan sebagai reaksi kekebalan tubuh ketika berhadapan dengan protein dalam makanan yang dikonsumsi.

Orang yang mengalami alergi makanan kemungkinan merasakan beberapa dampak, seperti gatal, sesak napas, bahkan pembekakan mulut dan lidah.

Sementara itu, intoleransi makanan terjadi saat makanan atau minuman tertentu menjadi sulit dicerna oleh tubuh.

Dalam banyak kasus, intoleransi makanan menyebabkan gejala gastrointestinal, seperi perut bergas, diare, termasuk kram perut.

Untungnya, sebagian orang tidak merasakan gangguan ketika tubuhnya intoleran terhadap makanan tertentu jika makan dalam jumlah kecil.

Kendati makanan menjadi pemicu intoleransi makanan, ada faktor lain yang menyebabkan kondisi ini terjadi.

Faktor tersebut adalah perubahan mikrobioma usus yang dapat diatasi dengan melakukan penyesuaian pola makan,

Gejala gastrointestinal bakal berkurang ketika orang ekosistem mikrobioma usus berubah dengan cara tersebut.

Baca juga: Manfaat Kefir, Tidak Hanya Baik untuk Usus

3. Iritasi kulit

Keseimbangan bakteri dalam usus dapat berubah ketika orang mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi lemak dan pemanis.

Hal tersebut dbuktikan peneliti dalam penelitian yang diterbitkan di Jurnal Microorganisms pada Februari 2021.

Keadaan disbiosis (ketidakseimbangan bakteri) ini dikaitkan dengan fungsi kekebalan tubuh yang tidak normal dan berkontribusi pada kondisi kulit inflamasi seperti eksim, psoriasis, jerawat, rosacea, dan ketombe.

Di sisi lain, peradangan kulit juga mengindikasikan bakteri usus yang mengalami perubahan.

Dikutip dari Live Science, penelitian yang diunggah di jurnal Clinics in Dermatology juga membuktikan keterkaitan antara usus dengan kulit.

Disebutkan bahwa ada hubungan antara usus, otak, dan kulit yang diatur oleh molekul dan mikrobioma usus.

Supaya terhindar dari iritasi kulit, orang dapat mengonsumsi nabati utuh dan mengasup asma lemak omega-3, seperti ikan.

Mereka juga disarankan mengurangi konsumsi makanan hewani dan makanan olahan.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Usus Buntu Pecah?

4. Berat badan bertambah

Bakteri dalam usus ternyata memengaruhi keluarnya ennergi dan jumlah kalori yang diekstrak dari makanan.

Hal tersebut telah dibuktikan peneliti dalm penelitian yang diterbitkan ke Cancer Epidemiology, Biomarkers, & Prevention pada November 2020.

Di sisi lain, penelitiaan yang diterbitkan ke Journal of Internal Medicine pada Juli 2020 memperlihatkan temuan lain.

Penelitian menemukan bahwa beberapa bakteri usus secara efisien dapat memecah makanan daripda bakteri lain.

Hal tersebut memungkinkan tubuh menyerap lebih banyak kalori dari makanan yang sama.

Tetapi, ada bakteri-bakteri tertentu yang memicu peradangan sehingga terjadi resistensi insulin dan berkontribusi pada kenaikan berat badan.

Untuk menjaga kesehatan usus, orang disarankan untuk mengutamakan konsumsi kacang, buah, sayur, termasuk biji-bijian.

Makanan-makanan tersebut dapat meningkatkan mikrobioma usus menjadi lebih sehat dan dikaitkan dengan penurunan berat badan.

Baca juga:

Lihat Foto
DOK.SHUTTERSTOCK/Lifestyle Travel Photo
Ilustrasi puding busa.

5. Ngidam gula

Dilansir dari Eat This, salah satu gejala bahwa usus tidak sehat adalah mengidam gula dan karbohidrat secara berlebihan.

Konsultan kesehatan dan nutrisi, Traci D. Mitchell, jumlah bakteri tidak sehat dalam usus sebaiknya diatasi karena hal ini dapat bertambah secara cepat dan berbahaya.

Jika tidak, bakteri tersebut dapat memakan makanan dan mengolahnya menjadi gula sehingga tubuh mendapat sinyal membutuhkan lebih banyak gula.

"Meningkatkan bakteri usus yang baik membantu Anda mengekang hasrat akan karbohidrat dan gula," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi