Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Lakukan Rapat Terkait Virus Marburg, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
NIAID/WIKIMEDIA COMMONS
Virus Marburg, penyakit virus Marburg (MDV). Penyakit ini ditemukan muncul lagi di Afrika. Penyakit virus Marburg sangat menular dan memiliki fatalitas yang tinggi pada manusia. Virus ini berkerabat dengan virus Ebola.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan mendadak pada Selasa (14/2/2023) sebagai respons atas adanya temuan virus Marburg di Afrika.

Baru-baru ini kasus virus Marburg ditemukan di Guinea Khatulistiwa.

Dikutip dari NYPost, setidaknya ada 9 orang  yang meninggal dunia akibat virus tersebut.

Kesembilan kasus tersebut dipastikan akibat virus Marburg setelah sampel dari Guinea Khatulistiwa itu dikirim ke laboratorium di Senegal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait dengan adanya temuan ini, WHO juga telah mengirimkan ahli darurat kesehatan di bidang epidemiologi, manajemen kasus, pencegahan infeksi, laboratorium dan komunikasi risiko untuk membantu penanganan kasus ini.

Baca juga: WHO Menetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Global, Apa Artinya?


Lantas, sebenarnya apa itu virus Marburg?

Mengenal virus Marburg

Dikutip dari USAToday, virus Marburg merupakan virus yang berasal dari kelelawar dan menyebar di antara manusia melalui kontak dekat dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi seperti melalui seprai yang terkontaminasi.

Menurut CDC, penyakit virus Marburg juga merupakan demam berdarah yang jarang namun dapat menyebabkan keparahan.

Penyakit ini dapat menyerang pada manusia maupun primata non-manusia.

Baca juga: Apakah Virus Corona China Berasal dari Kelelawar dan Ular?

Virus marburg termasuk virus RNA zoonosis yang unik secara genetis dan berasal dari famili filovirus, keluarga yang sama dengan virus ebola.

Virus ini diidentifikasi pertama kali pada 1967 usai menyebabkan adanya wabah di laboratorium Marburg, Jerman.

Setidaknya saat itu ada 31 orang yang terpapar virus saat melakukan penelitian terhadap monyet yang tengah sakit.

Adapun dari jumlah tersebut 7 orang meninggal dunia.

Baca juga: Mungkinkah Kelelawar Jadi Pembawa Virus Corona?

Gejala virus Marburg

Seseorang biasanya akan mengembangkan gejala penyakit virus Marburg setelah 2-21 hari terinfeksi.

Gejala virus Marburg di antaranya yakni demam, menggigil, sakit kepala, dan mialgia.

Selanjutnya hari kelima setelah timbulnya gejala akan muncul ruam. Ruam paling banyak muncul di dada, punggung dan perut.

Serta sejumlah gejala lain yang muncul yakni muntah, nyeri dada, sakit tengorokan, sakit perut, dan diare.

Jika dibiarkan maka bisa semakin parah dan memunculkan gejala penyakit kuning, radang pankreas, penurunan berat badan, hingga delirium.

Baca juga: Simak, Ini Gejala Baru Pasien Corona, dari Ruam Kaki hingga Neurologis

Pengobatan penyakit Marburg

Tidak ada obat spesifik yang digunakan untuk menangani penyakit Marburg.

Akan tetapi perawatan suportif seperti untuk mencegah dehidrasi ataupun pengobatan berdasarkan gejala yang muncul akan membantu meningkatkan kelangsungan hidup.

Terhadap penyakit ini, CDC mengatakan tingkat kematian kasus penyakit ini berkisar antara 23 persen hingga 90 persen.

Pada 2004 di Angola, Marburg telah membunuh 90 persen dari 252 orang yang terinfeksi.

Baca juga: Daftar Negara yang Sudah Melaporkan Varian Omicron dari Afrika Selatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi