Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bahasa Lisan Setara Bahasa Tulisan

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Sokrates
Editor: Sandro Gatra

TIGA tokoh peradaban umat manusia yang saya kagumi adalah Sokrates, Siddhartha Gautama, dan Yesus Kristus.

Beda dari Gus Dur meski sama dengan Ibu Teresa, saya belum sempat berjumpa secara ragawi dengan sang tiga tokoh peradaban umat manusia tersebut maka saya belum sempat secara langsung belajar kearifan adi luhur dari Sokrates, Siddhartha Gautama, dan Yesus.

Kebetulan dua maha guru filsafat kehidupan saya, yakni ayah dan ibu saya keduanya juga bukan penulis maka mewariskan kearifan leluhur Jawa kepada saya secara lisan.

Maha guru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi juga lebih banyak mengajarkan kemanusiaan kepada saya dalam bentuk suri teladan sikap dan perilaku ketimbang kata dan kalimat yang tertulis.

Dan yang tidak kalah penting untuk disadari adalah fakta bahwa baik Sokrates maupun Siddhartha Gautama ataupun Yesus Kristus, sama sekali tidak mewariskan ajaran adi luhur dalam bentuk tulisan yang bagi masyarakat akademis Barat merupakan syarat utama untuk dianggap sebagai karya peradaban yang layak dicatat sebagai sejarah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah menjadi kelaziman bagi para sejarawan akademis untuk tidak mengakui budaya lisan sebagai data sejarah.

Baik Sokrates maupun Siddhartha Gautama ataupun Yesus justru merupakan para tokoh yang konsekuen dan konsisten mendayagunakan bahasa lisan sehingga duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan harkat dan martabat bahasa tulisan yang terlanjur diberhalakan oleh masyarakat peradaban Barat sebagai ciri utama, bahkan ciri tunggal peradaban untuk layak disebut sebagai peradaban.

Memang harus diakui bahwa pemikiran adi luhur Sokrates mustahil dikenal sampai masa kini apabila tidak ditulis oleh Platon dan Xenophon.

Sabda-sabda adi bijak Siddhartha Gautama lenyap ditelan zaman apabila tidak dicatat oleh para cantrik Sang Buddha.

Yesus Kristus terlalu sibuk untuk berkotbah bukan di dalam gedung namun lebih di ruang terbuka dekat dengan alam sehingga tidak sempat menulis kotbah-kotbah adi luhur Beliau yang kemudian dikisahkan kembali oleh Markus, Mathius, Lukas dan Yohannes lalu disebarluaskan sampai ke Roma oleh Paulus yang menobatkan Petrus menjadi Sri paus pertama di Planet bumi ini.

Namun de facto segenap kearifan itu tidak ditulis oleh Sokrates, Siddhartha Gautama, dan Yesus.

Sokrates, Siddhartha Gautama dan Yesus menyadarkan umat manusia bahwa pada hakikatnya bahasa lisan setara dengan bahasa tulisan sebab yang penting bukan media atau cara komunikasi yang menentukan mutu data dan informasi, namun isi yang kini di zaman now popular dengan sebutan “konten”.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi