Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Darurat Pendidikan Seksual di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/Vectorjuice
Pendidikan seksual adalah pengetahuan penting bagi anak-anak sejak dini.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Kasus kekerasan seksual di Indonesia kian mengkhawatirkan. Disahkannya Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual ternyata tak menghentikan para pelaku kejahatan untuk menghentikan aksinya.

Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) hingga saat ini, terdapat 3.472 kasus dengan 31,8 persen korbannya berada di kelompok usia 13–17 tahun. Sementara itu, 47,1 persen pelaku berada di rentang usia 25–44 tahun.

Artinya, ada banyak orang dewasa yang masih belum paham mengenai kekerasan seksual. Itu sebabnya, menurut Fia Helmi, Relawan Keluarga Kita (Rangkul), dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Mengapa Pendidikan Seksualitas Perlu Diberikan Sejak Remaja?” dengan tautan dik.si/OMMPendidikanSeks, pendidikan seksual perlu diajarkan sejak remaja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maraknya Kasus Pelecehan hingga Kekerasan Seksual

Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan kasus seorang pria membunuh dan memperkosa perempuan di Tol Merak. Ada pula pria di Banyumas yang tega memperkosa keponakannya sendiri hingga hamil dan melahirkan.

Selain itu, terjadi juga pemerkosaan oleh pemilik warung kepada seorang remaja disabilitas di Palembang.

Baca juga: Kenali Gangguan Sensorik pada Anak

Sayangnya, tiga kasus di atas hanyalah segelintir kasus yang mencuat ke publik. Sementara itu, sisanya terkubur rapat-rapat dan terkadang sulit terkuak karena minimnya pengetahuan untuk melaporkan kasus serupa.

Tak hanya itu, pelaku yang memiliki kuasa lebih tinggi dari korban juga membuat prosesnya semakin rumit.

Kita juga menghadapi tantangan yang berat jika melihat piramida kekerasan seksual. Ternyata, banyak hal yang diwajarkan masyarakat dan tak disadari, seperti meremehkan korban kekerasan seksual, bercanda tentang pemerkosaan atau obrolan jorok di tongkrongan, catcalling, hingga merendahkan perempuan.

Pendidikan Seksualitas Komprehensif Sebagai Kunci

Menurut UNESCO, sejak remaja anak perlu diberikan pendidikan seksualitas komprehensif. Pendidikan ini adalah proses pengajaran dan pembelajaran berbasis kurikulum tentang aspek seksualitas kognitif, emosional, fisik dan sosial.

Hal ini bertujuan untuk membekali anak-anak dan remaja dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai agar menghormati dirinya dan orang lain.

Melalui pendidikan seksualitas ini, anak-anak juga akan belajar bahwa ia memiliki hak atas dirinya yang tak boleh diintervensi oleh orang lain. Pendidikan ini dilakukan sebagai jembatan pengetahuan anak-anak yang mengalami masa transisi ke remaja.

Akses internet yang semakin mudah membuat mereka bisa mendapatkan informasi yang tak terarah. Jika mereka salah menyerap, bisa-bisa para remaja keliru dalam bertindak.

Melansir situs Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, ada tujuh komponen pendidikan seksualitas komprehensif.

Pertama adalah gender yang mencakup keberagaman identitas. Kedua, yaitu kesehatan reproduksi yang membahas seputar penyakit seksual. Ketiga adalah hak seksual dan hak asasi manusia.

Baca juga: Perlukan Punya Teman di Kantor?

Keempat adalah kepuasan yang mencakup consent (persetujuan). Kelima, yaitu kekerasan, baik itu fisik, mental, seksual. Keenam adalah keragaman yang di dalamnya dibahas pula mengenai diskriminasi.

Terakhir, hubungan manusia. Pembelajaran tersebut perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan orangtua agar mampu menyalurkannya dengan baik ke anak-anak remaja.

Lantas, bagaimana cara lainnya untuk mengajarkan anak pendidikan seksualitas?

Yuk, dengarkan audio drama lengkapnya dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Mengapa Pendidikan Seksualitas Perlu Diberikan Sejak Remaja?” dengan tautan dik.si/OMMPendidikanSeks.

Di sana, ada informasi menarik seputar dunia parenting dan hubungan yang tak boleh kamu lewatkan. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi