Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepergok Petugas, Berikut Kronologi Penangkapan Pencuri Rel Kereta Api di Serang

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Istimewa
KAI Daop 4 Semarang perbaiki jalur rel kereta api. Rabu (19/10/2022).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Petugas kereta api yang tergabung dalam Tim Pengamanan Daop 1 Jakarta dan kepolisian menangkap pelaku pencurian rel kereta api di wilayah Stasiun Karangantu, Kota Serang, Senin (20/2/2023) dini hari.

Pelaku berinisial S (49), warga sipil asal Link. Tegal Tong, Citangkil.

"(Saat ini) posisi sudah ditahan," kata Eva, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Video Viral Toilet di Kereta Tanpa Tadah, Air dan Kotoran Langsung Turun ke Rel, Apakah di Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

S langsung diamankan ke Polsek Kasemen, Kota Serang untuk melakukan pemeriksaan.

Dalam aksinya, tersangka menyasar rel kereta api berukuran 2 meter sebanyak 20 batang yang terletak di area terbuka.

Tersangka dikenakan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dan pemberatan dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal tujuh tahun penjara.

Baca juga: Viral, Video Melindaskan Koin di Rel Kereta Api, KAI Angkat Bicara


Kronologi penangkapan

Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan bahwa penangkapan bermula dari kecurigaan petugas yang tengah berpatroli di sekitar area tersebut.

"Kronologi kejadian bermula saat petugas patroli di sekitar wilayah Stasiun Karangantu melihat adanya pekerjaan pengangkutan potongan besi rel di sekitar jalur KA," terang Eva.

Petugas kemudian menghampiri pekerja dan mengecek kelengkapannya.

Ternyata, pekerja tersebut tidak memiliki dokumen pekerjaan yang lengkap.

Baca juga: Curi Besi Rel Kereta, Anggota Polisi dan TNI di Sumut Ditangkap Polisi

Anggota Patroli kemudian berkoordinasi dengan Kanit Reskrim Polsek Kasemen dan Polsuska KAI Daop 1 Jakarta.

"Melalui koordinasi tersebut diamankan satu pelaku yang langsung dibawa ke Polsek Kasemen kota Serang untuk pengembangan selanjutnya," lanjut Eva.

Berdasarkan UU 23 Tahun 2007 tentang Perekeretaapian pasal 181 ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api; menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api.

Baca juga: Viral, Video Mobil Mogok di Tengah Rel Tertabrak Kereta hingga Terseret, Ini Kata KAI

Pelanggaran terhadap pasal 181 ayat (1) berupa pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp15.000.000 (lima belas juta rupiah).

Eva mengaku, pihaknya mengecam dan akan menindak tegas sesuai proses hukum seluruh oknum yang melakukan pencurian material prasarana KA, termasuk rel kereta api.

Pasalnya, keberadaan beberapa material tersebut sangat penting sebagai rel cadangan untuk menjamin keselamatan perjalanan pada operasional kereta api agar terhindar dari risiko kecelakaan.

Baca juga: Penegasan KAI soal Video Viral Anak-anak Meletakkan Batu di Rel Kereta Api

Upaya pencegahan pencurian

Untuk mengantisipasi tindak pencurian rel kereta api, PT KAI Daop 1 Jakarta memasang beberapa CCTV di area rawan serta melakukan patroli pengamanan tertutup.

Penangkapan pelaku pencurian rel kereta api juga tidak lepas dari peran warga sekitar yang turut melaporkan kejanggalan yang dilihatnya.

Oleh sebab itu, PT KAI sangat mengapresiasi kepedulian masyarakat dan mengimbau kepada masayrakat untuk tidak ragu melaporkan kegiatan yang mencurigakan dan membahayakan di sekitar jalur rel.

Masyarakat bisa melaporkannya kepada petugas di stasiun terdekat atau Contact Center 121 line (021) 121, layanan pelanggan cs@kai.id, dan media sosial @keretaapikita @kai121_.

Baca juga: Apakah Kotoran Jatuh ke Rel Saat BAB di Toilet Kereta? Ini Kata PT KAI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi