Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Lahirnya Kapten Pierre Tendean, Ajudan Jenderal AH Nasution yang Gugur dalam G-30-S

Baca di App
Lihat Foto
Repro Kompas TV
Foto Kapten Pierre Tendean bersama Ade Irma Suryani, anak bungsu dari Jenderal AH Nasution beberapa hari sebelum tragedi G30S yang menewaskan kedua orang dekat Nasution itu.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini, 84 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 21 Februari 1939, Kapten Anumerta Pierre Andries Tendean dilahirkan di Jakarta.

Dilansir dari buku "Pierre Tendean" oleh Masykuri, Pierre Tendean merupakan salah satu Pahlawan Revolusi.

Penganugerahan gelar Pahlawan Revolusi terhadap Pierre Tendean berkat kegigihannya menentang Gerakan 30 September/PKI atau dikenal G-30-S/PKI.

Dalam peristiwa tersebut, Pierre Tendean menjadi korban penculikan dan pembunuhan oleh pasukan Cakrabirawa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat itu, Pierre Tendean menjadi salah satu ajudan dari Jenderal AH Nasution, yang menjabat Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan sekaligus Kepala Staf Angkatan Bersenjata.

Baca juga: Mengenal Dewan Jenderal, Hoaks yang Memicu Peristiwa G30S PKI


Berikut masa kecil hingga cita-cita Pierre Tendean:

Masa kecil Pierre Tendean

Pierre Tendean dilahirkan di Rumah Sakit (RS) CBZ, saat ini bernama RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Ayahnya, Dr AL Tendean, yang ketika itu bekerja di RS tersebut, berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Sementara ibunya seorang keturunan Belanda-Perancis.

Dengan demikian, Pierre Tendean mempunyai darah Perancis. ltulah sebabnya ia diberi nama Perancis, "Pierre".

Ia mempunyai dua saudara kandung. Kakaknya perempuan bernama Mitze Farre, sedangkan adiknya bernama Rooswidiati.

Kakaknya, Mitze Farre menerangkan bahwa Pierre Tendean sejak kecil sampai akhir hayatnya merupakan anak yang sederhana dalam segala hal.

Dia rajin dan tekun, tidak memiliki sifat manja, meskipun merupakan satu-satunya anak laki-laki di dalam keluarganya.

Baca juga: Eks Cakrabirawa Kisahkan Detik-detik G-30-S: Penculik Dewan Jenderal Pamit ke Soeharto

Pendidikan Pierre Tendean

Saat berusia enam tahun, Pierre dimasukkan ke Sekolah Dasar (SD) di Magelang, Jawa Tengah sekitar 1945/1946.

Pada 1951, ayahnya dipindahkan ke Semarang untuk memimpin RS Jiwa, Tawang. Seluruh keluarganya pun ikut pindah ke Semarang.

Ketika itu, Pierre sudah menginjak kelas VI.

Setelah lulus ujian, tepatnya pada 1952, ia pun melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Semarang.

Dari 1955-1958, Pierre melanjutkan pendidikannya ke SMA bagian B Negeri (sekarang SMA Negeri I) Semarang.

Baca juga: Mengenal Dewan Jenderal, Hoaks yang Memicu Peristiwa G30S PKI

Cita-cita Pierre Tendean

Saat duduk di bangku SMA, Pierre bercita-cita untuk menjadi seorang perwira militer dengan memasuki Akademi Militer Nasional (AMN).

Namun, itu tidak selaras dengan kehendak orangtuanya yang menginginkan Pierre memasuki Fakultas Kedokteran atau Fakultas Teknik sesudah berhasil menamatkan SMA.

Satu-satunya anggota keluarga Dr Tendean yang dapat menyetujui cita-cita Pierre untuk memasuki Akademi Militer adalah kakaknya, Mitzi Farre.

Pierre dinasehati oleh kakaknya, selain mendaftarkan diri ke Akademi Militer Nasional, ia dianjurkan untuk mendaftarkan juga ke Fakultas Kedokteran UI dan ITB.

Baca juga: Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Profil Jenderal Hoegeng, dr Kariadi, dan Profesor Soegarda

Hal tersebut untuk melegakan hati kedua orangtuanya, dan nasihat dari kakaknya itu benar-benar dilaksanakan.

Pierre pun pergi ke Bandung dan Jakarta untuk mengikuti ujian di kedua perguruan tinggi tersebut, tetapi ternyata ia tidak lulus.

Menurut Mitze Farre, Pierre tidak lulus di dalam ujian bukan karena ia tidak mampu mengerjakan soal soal, tetapi sengaja tidak mengerjakan soal-soal itu agar memperoleh peluang memasuki AMN.

Pada 1958, Pierre diterima sebagai Taruna Akademi Militer Nasional.

Baca juga: Dari Bharada hingga Jenderal, Ini Urutan Pangkat Polisi dari yang Terendah hingga Tertinggi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi