Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Covid-19 Orthrus Masuk Indonesia, Terdeteksi 30 Kasus di Jakarta, Ini Gejalanya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Corona Borealis Studio
Ilustrasi virus corona, virus NeoCov ditemukan ilmuwan Wuhan, China, diklaim sebagai varian baru Covid (Neo Covid).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengonfirmasi bahwa varian Covid-19 Orthrus telah terdeteksi di DKI Jakarta.

"Omicron barisan Orthrus atau CH.1.1 sudah ada 30 kasus di fasilitas kesehatan Jakarta," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/2/2023). 

Menurut Ngabila, kasus pasien yang terinfeksi Orthrus ini pertama kali diidentifikasi di Jakarta sejak 4 November 2022.

"Pertama kali ada di Jakarta 4 November 2022, PCRnya positif," ujar Ngabila.

Baca juga: Covid-19 Subvarian Kraken Sudah 6 Kasus, Orthrus Selanjutnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Positif tidak bergejala

Menurut Ngabila 60 persen kasus Orthrus merupakan orang tanpa gejala (OTG) sedangkan 40 persen kasus memiliki gejala ringan

Ngabila menyampaikan, kasus varian Orthrus di DKI tersebut ditemukan pada 19 orang yang berdomisili di Jakarta, dan 11 orang yang domisilinya di luar Jakarta. Berikut ini rincian varian Covid-19 yang dominan di DKI Jakarta: 

Pihaknya menyebtukan, kasus varian Orthrus terakhir terdeteksi pada 14 Januari 2023 dan pasien sudah sembuh.

Mengenal varian Orthrus

Varian Orthrus merupakan varian yang menyumbang sekitar seperempat kasus Covid-19 di Inggris.

Dikutip dari laman Independent, varian Orthrus juga dikenal sebagai CH.1.1 dan beberapa ahli memperkirakan varian ini mungkin akan menggantikan dominasi BQ.1 sebagai penyebab utama Covid-19 di Inggris.

Di Inggris varian ini terdeteksi pada Bulan November tahun lalu dan terus menyebar ke berbagai daerah di Inggis.

Baca juga: Bertambah Lagi, Tiga Kasus Covid-19 Kraken Sudah Terdeteksi di Indonesia

 

Walaupun tak digolongkan sebagai varian of concern namun diyakini varian Orthrus bergerak menuju dominasi varian di Inggris bersama Kraken atau XBB 1.5. Saat ini setidaknya ada 8.700 kasus akibat varian Orthrus di Inggris.

Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) varian Orthrus menjadi varian kelima varian paling banyak diurutkan di AS.

Sementara subvarian XBB 1.1.5 masih menjadi varian paling banyak terdeteksi.

Varian Orthrus diketahui saat ini juga bertanggung jawab pada sepertiga kasus di Selandia Baru.

Negara lain yang juga ditemukan adanya varian ini yakni Hong Kong dan Papua Nugini dengan jumlah kasus seperempat dari total kasus di negara tersebut.

Sedangkan di Kamboja dan Irlandia varian Orthrus menyumbang setidaknya seperlima kasus di sana. Varian virus ini diperkirakan setidaknya sudah menyebar di 67 negara di dunia.

Asal usul

Dikutip dari Forbes, varian ini merupakan turunan dari BA.2.75. Varian virus tersebut pertama kali ditemukan di India pada 8 Juli 2022.

Orthrus memiliki mutasi yang juga hadir dalam varian Delta, yang merupakan varian virus yang sebelumnya juga pernah menyebabkan lonjakan kasus di berbagai negara.

Penyebutan Orthrus dilakukan karena CH.1.1 cukup sulit untuk diingat. Orthrus bukanlah nama resmi dari varian tersebut.

Orthrus artinya anjing berkepala dua dalam mitologi Yunani. Anjing ini dalam cerita ditugaskan untuk menjaga ternak Geryon.

Ahli Biologi Komputasi di Univeristas Basel Swiss Cornelius Romer menyebut, XBB.1.5 memang menjadi jenis Covid-19 yang paling menular. Namun menurutnya CH.1.1 juga sangat menular.

Para peneliti Ohio State mengatakan, CH.1.1 berikatan dengan baik dengan reseptor ACE2 yang merupakan lokasi virus menginfeksi sel manusia.

Hal ini membuatnya berpotensi mengatasi kekebalan antibodi dari infeksi dan vaksinasi sebelumnya, bahkan berpotensi menyebabkan terjadinnya keparahan.

Peneliti Ohio State ini sempat menggunakan CH.1.1 versi buatan laboratorium dan memeriksa seberapa baik kerja vaksin yang telah diterima 14 petugas kesehatan.

Dari hasil penelian ini, serum pekerja membuat 17 kali lebih sedikit antibodi terhadap CH.1.1.

Para peneliti dikutip dari Fortune menyebut CH.1.1 dan varian CA.3.1 lebih kebal mengelak dibandingkan XBB dan BQ.

Baca juga: Penelitian: Otak Remaja 3 Tahun Lebih Tua sejak Pandemi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi