Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Gunung di Kupang Disebut Bergeser, Ini Penjelasan PVMBG

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun Tik Tok @marceliosnahak88
Video gunung di Kupang, NTT disebut bergeser.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Video yang menyebutkan adanya fenomena alam di mana gunung bergeser di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial, mulai dari Tiktok hingga Twitter.

Salah satu akun yang mengunggah video gunung yang disebut bergeser itu adalah akun ini, (19/2/2023).

"Fenomena alam mengejutkan warga di kampung Takari, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dimana bukit berpindah atau bergeser hingga menutup jalan raya," tulis unggahan tersebut.

Dalam videonya, disebutkan bahwa gunung itu berpindah hingga menutup jalan yang menjadi akses di sebuah Desa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ampun, ini benar-benar gunung pindah," ucap suara dalam video tersebut.

Baca juga: 10 Gunung Tertinggi di Dunia, Paling Tinggi Gunung Everest

Hal yang sama juga disampaikan oleh pengguna TikTok.

"Kab Kupang-NTT Kkejadian gunung pindah di tengah jalan. bukan longsor," kata pengunggah.

Narasi itu juga viral di media sosial Twitter, Senin (20/2/2023).

"Ini yang orang Kupang - NTT seriusan gunung bisa pindah ke tengah jalan?" tulis akun ini.

Hingga Selasa (21/2/2023), twit tersebut telah dikomentari 237 warganet, dibagikan kepada 309 akun, dan disukai hingga 2.978 pengguna Twitter.

Baca juga: Cuaca Belum Stabil, Apakah Jalur Pendakian Gunung Lawu via Cemara Sewu Dibuka?


Respons warganet

Ratusan warganet meninggalkan komentar dalam unggahan tersebut. Beberapa dari mereka percaya adanya fenomena tersebut. Namun, sebagian lainnya tidak.

"Percaya. Soalnya di Jakarta ada gunung ditengah jalan. Namanya Gunung Sahari. Googling aja klo gak percaya," ucap warganet ini

"Ni gue org kupang ya, jalanan area situ emg berdampingan ama gunung. jadi gunungnya masih tegak berdiri 90°, sampingnya jalan raya. jadi longsor kan, trus ni longsor jatuh ga dikit2 langsung jtuh smua. mknya diblg gunung yg pindah," jelas akun lain. 

"Ini tanah dr bukit longsor ke jalan besar, bukan gunung pindah. Dan skrg sdh mulai bisa di lalui kendaraan walopun masih sistim buka tutup jln," kata warganet ini

Baca juga: Gunung Bawah Laut Ditemukan di Selatan Pacitan, Apakah Berbahaya?

Lantas, benarkah hal itu?

Penjelasan PVMBG

Penyelidik Bumi dari kelompok keahlian gerakan tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Anjar Heriwaseso tidak membenarkan adanya fenomena gunung berpindah seperti yang disebutkan di video itu tersebut.

"Itu fenomena longsoran," ucapnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (20/2/2023) sore.

Fenomena itu terjadi di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, NTT pada Jumat (17/2/2023) malam.

Akibat longsoran ini, ruas jalan di desa tersebut tertimbun sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan.

Baca juga: Hujan Abu Landa 3 Desa di Boyolali, Ini Update Kondisi Gunung Merapi Hari Ini

Penyebab longsoran

Menurut Anjar, fenomena longosoran itu disebabkan oleh aktivitas gerakan tanah.

Berdasarkan informasi dari Balai Jalan dan Jembatan serta dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang, dijelaskan bahwa gerakan tanah terjadi di Jalan Nasional Trans Timor KM 73 Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, NTT.

Secara geografis lokasi itu berada pada koordinat 124,0888400 BT dan 9,981429 0 LS.

Adapun gerakan tanah itu termasuk jenis longsoran bahan rombakan pada daerah tekuk lereng di bagian selatan jalan nasional.

Terdapat beberapa faktor yang diperkirakan memicu terjadinya bencana ini, di antaranya:

  1. Kemiringan lereng yang terjal di sekitar lokasi gerakan tanah
  2. Pengaruh struktur geologi yang intensif, membuat batuan di daerah ini memiliki banyak bidang lemah (kekar, rekahan)
  3. Kondisi batuan yang terdiri dari jenis batuan sedimen (batupasir, batulempung, tuff, marl/napal, kalsilutit)
  4. Adanya morfologi longsoran lama yang menunjukkan indikasi gerakan tanah lama yang aktif kembali
  5. Curah hujan tinggi sebagai pemicu gerakan tanah (info dari media sosial).

Baca juga: Ramai soal Pulau Baru di Tanibar, Berikut Pulau yang Muncul Setelah Gempa

Kondisi daerah bencana

Masih mengacu pada hasil laporan BPBD Kupang, daerah bencana tersebut secara umum berada di lembah besar yang dibatasi perbukitan dengan kemiringan lereng agak curam sampai curam.

Daerah bencana berada pada elevasi sekitar 150 meter di atas permukaan laut.

Selain itu, menurut peta geologi lembar Kupang-Atambua, Timor (Suwitodirjo dan Tjokrosapoetro, 1996), lokasi bencana tersusun oleh batuan dari Kompleks Bobonaro, Formasi Batuputih dan Formasi Noele.

Kompleks Bobonaro terdiri dari fragmen ukuran boulder, matrik lempung berkandungan Foraminifera.

Baca juga: Gunung Marapi Erupsi, Status Waspada, Berikut Ini Sejarah Letusannya

Sementara formasi Batuputih terdiri dari kalsilutit, tuff, sedikit marl dan batu gamping Arenit.

Formasi ini menjemari dengan Formasi Noele yang terdiri dari perselingan mari dan batupasir, konglomerat, dan tuf.

Adapun struktur geologi di lokasi gerakan tanah sangat intensif, terdiri dari sesar normal berarah barat — timur yang terpotong oleh sesar mengiri yang berarah utara — selatan.

Peta perkiraan wilayah terjadinya gerakan tanah pada Februari 2023 menunjukkan bahwa lokasi bencana termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah Menengah-Tinggi.

Artinya, daerah tersebut mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah apabila dipicu oleh curah hujan yang tinggi, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Gerakan tanah lama dipastikan dapat aktif kembali.

Baca juga: Angin Dingin Gunung Washington Cetak Rekor Suhu Terendah, Disebut Lebih Dingin dari Mars

Rekomendasi PVMBG

Berkaitan dengan bencana alam tersebut, Anjar mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di sekitar lokasi bencana, pengguna jalan, dan petugas yang sedang melakukan pembersihan material longsoran agar meningkatkan kewaspadaan terutama saat tau setelah hujan deras turun.

Selain itu, sembari melakukan pemberihan material longsor, masyarakat dapat menyediakan jalur alternatif selama proses pembersihan dilakukan agar akses warga masih dapat terhubung.

Pemeriksaan retakan di sekitar longsoran, serta di alur air perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada pembendungan yang berpotensi berkembang menjadi aliran bahan rombakan.

Masyarakat setempat juga dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah, BPBD setempat dalam penanganan banjir atau tanah longsor.

Baca juga: Banjir Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi